Bab 26

6.2K 544 28
                                    

 (Damn! Visualisasi Taehyung di sini itu kaya gini teman😭😭😭 akhirnya terkabul wkwkwk)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Damn! Visualisasi Taehyung di sini itu kaya gini teman😭😭😭 akhirnya terkabul wkwkwk)

Sudah berapa lama menghilang? Apakah terasa baik-baik saja? Sayangnya, hati merasakan keganjalan yang ada, kerinduan yang selalu meratapi di dalam hidupnya, merasuki mimpi malamnya yang selalu menjadi boomerang baginya, semakin hari semakin dirinya terpuruk akan keadaan. Dia bisa apa? Tak ada ikatan lagi yang membuat dirinya ingin bertemu lagi, kembali lagi dan menggenggam tangan dengan senang hati layaknya sepasang kekasih yang sedang mabuk cinta. Hanya sia-sia yang ada.

Jungkook memandang foto-foto kebersamaan dirinya dengan mantan suaminya, memandang sedih tatkala kenangan indah di masa-masa awal pernikahan sampai di mana permainan suaminya terbongkar perlahan-lahan, Jungkook marah, jelas—jangan ditanya lagi. Namun, isi kemarahan itu bukanlah marah pada Taehyung yang tak benar-benar mencintainya, namun marah karena—hatinya ini selalu meneriaki namanya dengan mengalun indah sampai Jungkook menangis tak tenang.

Hidup bersama Taehyun bukan berarti dirinya tak bahagia, ia bahagia, yang diinginkannya terkabul, yaitu penuh cinta dan ketulusan. Namun, rasanya berbeda, memang berbeda pada dasarnya, jiwa mereka tak sama, hanya memiliki wajah yang serupa.

Kelelahan demi kelelahan Jungkook hadapi, hatinya, mentalnya, tak bisa diperbaiki lagi, ia membutuhkan dia sebagai setengah jiwanya. Bukan orang lain. Katakan dirinya serakah menginginkan Taehyung kembali demi menghantarkan kebahagiaan, meski ia tahu berujung kepahitan. Karena terakhir ia melihat Taehyung—dia tengah berjalan-jalan dengan buah hatinya, bersama Nayeon dengan senangnya. Mereka terlihat cocok dan bahagia, sedangkan Jungkook adalah makhluk yang menjijikkan. Ia tahu, dan ia sadar.

"Jungkook ...,"

Lantas Jungkook buru-buru mengunci ponselnya dan memasukkannya pada laci meja, ia segera memandang Taehyun yang tersenyum hangat menyapanya di pagi hari yang memang terlihat cerah.

"Ya, Hyung?"

"Kau sedang apa, hm?" Taehyun melangkahkan kakinya perlahan menuju Jungkook yang kini terlihat canggung dan gugup. Dan Taehyun tahu apa yang tengah dipikirkan oleh Jungkook saat ini, yaitu—Jungkook tak bisa dan mungkin takkan pernah melupakan Taehyung yang notabenenya sebagai mantan suaminya.

"Hanya berdiam di depan kaca, memandang rerumputan." jawabnya sederhana. Taehyun tersenyum mendengarnya, mengapresiasikan kebohongan Jungkook yang semakin menumpuk hari demi hari, dan entah sampai kapan Jungkook akan bertahan dengan kebohongan itu.

"Kalau begitu, ayo kita sarapan. Aku sudah membuatkan sup ayam untukmu, kau suka, 'kan?"

"Hyung bisa memasak?"

"Tidak—" sejenak Taehyun mengusap rambut Jungkook yang lembut itu dan memandangnya dengan penuh puja, "tidak terlalu ahli maksudnya, untukmu aku jadi bisa," Lantas Jungkook menggeleng-gelengkan kepalanya mendengar jawaban Taehyun yang terdengar konyol, obrolannya seperti pasangan muda saja. saling menggombal satu sama lain.

Painful ㅡ TaekookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang