Kevin menatap ponselnya dengan kerenyitan di dahinya. Dia baru saja mengecek jumlah saldo tabungannya lewat aplikasi e-banking miliknya. Tabungannya berkurang hampir 5% hanya dalam waktu kurang dari sebulan. Kenapa? Karena hampir sebulan ini dia adalah pengangguran yang hidup hanya dari profit saham dan bunga deposito bulanannya.
Bukannya Kevin tak berusaha mencari pekerjaan, hanya saja dia sering ditolak oleh perusahaan karena tak memiliki pengalaman.
Sebelum dia lulus kuliah dia sudah dipinang Marcus, hingga terlambat menyelesaikan kuliahnya karena pindah ke Jakarta. Kevin harus menyelesaikan kuliahnya dengan bolak balik Jakarta Bandung, membuat banyak waktunya terbuang. Selepas menyelesaikan kuliahnyapun, Marcus tak mengijinkan Kevin untuk bekerja.
Setelah mereka berpisah, Kevin kesulitan mencari pekerjaan dengan gaji memadai. Kevin terpaksa bekerja seadanya, menjadi pelayan Kafe bahkan kasir minimarket demi bertahan.
Nasibnya mulai berubah saat neneknya menemukannya dan membawanya ke singapura. Disanalah dia belajar bermain saham dengan modal uang bulanan pemberian neneknya. Sang nenek bahkan mempercayakan sebuah travel agent milik keluarga untuk dia kelola.
Namun semua pengalaman kerja itu tak bisa dia masukkan dalam CV karena tak cocok dengan jurusannya. Dia seorang Sarjana Kesehatan Lingkungan, tak mungkin mencantumkan pengalaman kerja sebagai kasir minimarket, bukan?
Melamar ke perusahaan sangat sulit tanpa pengalaman kerja. Paling banther dia hanya bisa jadi pegawai bantu di puskesmas yang penghasilannya hanya cukup untuk biaya tranportasi.
"Kenapa dulu gue nggak kuliah kedokteran aja sih? Kan udah pasti jadi dokter. Atau Tehnik, banyak yang butuhin. Atau Hukum, bisa langsung jadi pengacara," gerutu Kevin lalu berguling di kasur.
Perut Kevin tiba-tiba berbunyi dengan nyaringnya saat dia baru saja membaringkan tubuhnya. Matanya melirik ke arah jam di nakas, menunjukkan pukul 10.36.
"Pantes aja laper, udah siang ternyata. Akbar nyisain sarapan buat gue nggak ya?" monolog Kevin sambil mengelus perutnya. Dia terlambat bangun hingga ketinggalan sarapan bersama teman-temannya yang lain.
Kevin tersenyum melihat tudung saji yang masih terpasang diatas meja makan, artinya ada makanan yang disisakan untuknya. Saat dia membukanya, Kevin melihat 2 piring nasi goreng yang di bungkus plastik wrap.
"Ada yang dirumah selain gue ya?" tanyanya dalam hati. Namun kemudian mengangkat bahunya masa bodoh dan memakan salah satu nasi goreng yang tersedia.
Belum setengah nasi gorengnya habis, seseorang menarik kursi di seberangnya. Ihsan disana. Membuka plastik nasi goreng yang tersisa lalu memakannya lahap.
"Ngapain diem aja ngeliatin gue? Lanjut sono makan" tegur Ihsan yang melihat Kevin malah terpaku menatapnya.
"Lo kok dirumah? Nggak kerja?" tanya Kevin.
"Gue habis lembur sampek jam 2 malem, jadi hari ini minta libur. Mau tidur."
Kevin mengangguk mengerti dan mereka kembali makan dalam diam. Saat mereka selesai, Kevin menawarkan dirinya untuk mencucikan juga piring Ihsan, dan diiyakan karena Ihsan sendiri masih mengantuk.
Mereka masih duduk di ruang makan namun dengan kesibukan masing-masing. Ihsan dengan gawainya dan Kevin dengan lamunannya.
"Jangan kebanyakan ngelamun, kesambet entar lo" celetuk Ihsan.
Kevin menatapnya sebal. Namun tiba-tiba terpikirkan sesuatu membuat wajahnya berseri.
"Ihsan, bantuan gue ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Deuxieme Chance -FajRi-
FanfictionFajarxRian Story AU And other local ship Cerita mereka dan Kebahagiaan yang terlewat. Akankah ada kesempatan kedua untuk kebahagiaan yang lain? BxB Don't Like? Just Leave! Chapter utama sudah tamat. Tapi akan ada beberapa chapter extra yang sedang...