Bagian 27 : Kepingan Kehidupan

3.4K 264 503
                                    



Kevin menatap pantulan dirinya dari cermin di depannya. Sekali lagi membenarkan lengan jaket yang dia pakai sebagai luaran kaos polosnya. Sore ini dia ada janji dengan Marcus, jadi Dia ingin memastikan dirinya terlihat sangat baik. Dia tidak ingin Marcus berpikir bahwa Dia mau menemuinya karena Dia masih menyesali perpisahan mereka.

Sekarang Dia punya Ihsan, orang yang akan selalu jadi tempatnya bersandar, yang akan selalu peduli dan mencintainya. Kevin pun yakin dia mencintai Ihsan tak kalah besar. Dan yang terpenting adalah, Ihsan akan selalu memilihnya dibanding siapapun.

Suara ketukan pintu menyadarkan lamunan Kevin yang sejak tadi masih diam di depan cermin.

Ihsan dan Omar dalam gendongannya masuk ke kamar.

"Udah siap?" tanya Ihsan.

"Udah kok. Sini dedek Omar sama Om Kevin ya."

"Mau dalan-dalan ya Om?" tanya si kecil saat sudah berada digendongan Kevin.

"Iya, tapi mau ketemu temen Om Kevin juga."

"Nanti beliin eklim ya Om."

Kevin mengernyit bingung.

"Maksudnya tuh es krim Vin," ucap Ihsan.

"Oh, es krim. Siap bos! Tos dulu dong!"

Bocah dua tahun itu membalas tos yang disodorkan Kevin dengan senyuman lebar.

Ihsan menatap mereka sambil menggeleng. Kevin dan Omar baru beberapa jam bertemu dan mereka sudah seakrab itu. Omar pada dasarnya memang anak yang mudah akrab, tapi Ihsan tak mengira Kevin bisa begitu cepat mengambil hati keponakannya itu. 

"Mau pergi Bang?" tanya Rinov yang baru saja keluar dari kamar saat mereka sampai di lantai bawah. 

"Iya Nov, ada janji."

"Yah, Gue ditinggalin nih mentang-mentang Mami Kevin sama Papi Ihsan udah punya anak baru," ucap Rinov dengan ekspresi pura-pura cemberut.

"Heh! Suka banget sih manggil gue Mami?" protes Kevin.

Rinov bukannya menjawab malah cengengesan.

"Dedek Omar juga kalau mau jadi adeknya Kak Rinov harus panggil Papi Ihsan sama Mami Kevin ya," ucapnya pada Omar yang sedang ada di gendongan Kevin.

Kevin baru saja akan mengumpat jika saja tak mengingat ada Omar bersamanya.

"Papi? Mami?" tanya si balita.

"Iya dek, Papi Ican sama Mami Mpin."

"Hus! Jangan dengerin ya Omar, Kak Rinov ngawur."

Kevin buru-buru membawa Omar pergi dari sana menuju halaman dimana mobil Ihsan berada.

"Bercanda mulu Lo tuh," ucap Ihsan memukul kepala Rinov main-main.

"Godain istri Lo tuh nagih Bang."

"Dasar Lo! Kalau Kevin denger Lo nyebut Dia Istri Gue bisa dipotong leher Lo."

Rinov hanya terkekeh.

"Kita cabut deh," pamit Ihsan.

"Iya bang, ati-ati. Bawain anak bungsu Lo yang nggak bungsu lagi ini makanan ya kalau pulang."

Ihsan tak menghiraukan kata-kata Rinov dan berlalu menyusul Kevin dan Omar yang sudah masuk ke mobil.

Mobil mereka melaju dengan kecepatan sedang diiringi lagu anak-anak yang Kevin putar melalui ponselnya. Ihsan beberapa kali dibuat tergelak saat melihat Kevin dan Omar berlomba siapa yang lebih keras menyanyikan lagu yang tengah diputar. Hingga akhirnya mobil yang mereka tumpangi memasuki area parkir sebuah mall.

Deuxieme Chance -FajRi-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang