Chapter ini ada yang beda lho, Kita mau kasih Fans Service buat semua penggemar dedek bontot aka Rinov. Cekidot!
Pagi di rumah itu selalu ramai, bahkan pada hari kerja sekalipun. Setiap membuka mata di pagi hari, akan ada wajah ceria atau jahil dari penghuninya. Mereka memang tak memiliki hubungan darah, tapi bukankah keluarga tak melulu soal hubungan darah? Ya, mereka sudah seperti keluarga. Saling menguatkan dikala rapuh, dan tersenyum saat yang lain bahagia.
Rinov mulai terbiasa dengan keluarga barunya ini sejak lebih dari dua tahun lalu mulai tinggal bersama mereka. Dia yang semula selalu sendiri, tiba-tiba saja merasakan bagaimana hidup bersama keluarga. Jujur Dia tak pernah menyangka.
Dulu saat Dia tanpa sengaja bertemu Ihsan di sebuah kafe saat tengah bersama seniornya, Dia sedang punya masalah dengan teman-teman sekosnya. Jadi saat Dia mendengar Ihsan mencari teman tinggal di sebuah Sharing home tanpa pikir panjang Dia mengajukan diri. Dia pikir tinggal dengan orang-orang yang lebih tua tidak akan seribet tinggal bersama teman-teman sepantarannya yang suka mempermasalahkan hal kecil. Wanita misalnya.
Dan benar saja, Rinov menemukan arti keluarga yang sebenarnya dari kakak-kakaknya itu. Mereka lebih peduli dibanding keluarga aslinya, bahkan orangtuanya. Dia selalu bersyukuri keputusannya untuk memilih tinggal dengan mereka.
"Selamat Pagi!" sapanya heboh pada mereka yang sudah duduk anteng di kursi meja makan dengan roti di tangan masing-masing.
"Berisik bontot! Pagi-pagi juga," protes Kevin.
"Mami mah suka gitu sama Inop, mana makan nggak pada nungguin Gue lagi."
Kevin memasang tampang galak mendengar Rinov lagi-lagi memanggilnya 'Mami'.
"Buruan makan Nov, udah jam berapa nih? Katanya mau bimbingan pagi. Tuh di konter dapur udah Gue bikinin susu coklat Elo," tegur Akbar yang baru datang dari dapur dengan dua gelas kopi ditangannya kemudian memberikan kopi itu pada Ihsan dan Reza.
Rinov membalasnya dengan kekehan, meletakkan barangnya di atas meja tempatnya akan duduk nanti lalu berjalan ke dapur mengambil susunya.
"Skripsi Lo gimana Nov? Udah sampe mana?" tanya Ihsan sambil sesekali menyeruput kopinya.
"Doain aja Bang, udah mulai ke pembahasan hasil penelitian," jawabnya dengan bibir belepotan susu coklat.
Kevin melempar kotak tisu pada Rinov.
"Jorok Nov! Diusap dulu itu bibir."
"Iya Mami. Masih pagi juga udah galak bener," ujar Rinov.
Dibalas dengan pelototan Kevin.
"Jadi wisuda akhir tahun nanti kita udah bisa dong liat Lo pake toga?" tanya Rian yang sudah menyelesaikan makannya.
"Aamin deh Mas. Maunya sih gitu. Semoga aja nggak ada kendala ya," jawabnya kemudian mulai mengolesi selebar roti dengan nutella kesukaannya.
Begitulah Dia memulai harinya.
Pagi ini, Dia ada janji dengan teman sekampusnya untuk bimbingan bersama. Dosen pembimbingnya memang lebih suka jika mereka bimbingan bersama dibanding hanya sendirian, menghabiskan waktu katanya.
Dia sampai di kampus saat ponselnya menunjukkan waktu 08.42. Rinov memang tak suka memakai jam tangan hingga selalu mengandalkan ponsel untuk mengecek waktu. Dia berdecak saat temannya masih belum terlihat batang hidungnya di tempat mereka janjian. Padahal mereka janjian bimbingan pukul 09.00 dan dosen mereka tak suka ada yang terlambat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Deuxieme Chance -FajRi-
FanfictionFajarxRian Story AU And other local ship Cerita mereka dan Kebahagiaan yang terlewat. Akankah ada kesempatan kedua untuk kebahagiaan yang lain? BxB Don't Like? Just Leave! Chapter utama sudah tamat. Tapi akan ada beberapa chapter extra yang sedang...