Night 9: The Crowd

4.2K 209 20
                                    

Temperatur kamar menurun drastis. Udara menjadi berat dan berbau apek. Lampu bergantian mati hidup membuat ruangan gelap terang bergantian. Barang-barang bergetar seperti ada gempa bumi kecil. Wujud-wujud yang tadinya berupa orang berubah menjadi kabut hitam dengan puluhan mata putih kecil yang mengelilingi ruangan.

Delisha masih berdiri di ranjang. Bulu kuduknya berdiri. Hantu-hantu yang dihadapinya ini hantu yang lemah, tetapi jumlah mereka sangat banyak, sehingga energi negatif yang terkumpul menimbulkan efek telekinesis yang cukup kuat untuk mengangkat barang-barang kecil dan melemparkannya ke arahnya. Delisha menangkis sebuah lampu meja yang melayang cepat ke arahnya dengan bantal.

Silih berganti barang-barang dalam ruangan beterbangan ke arahnya. Pesawat telpon, teko pemanas air, televisi, remote, cangkir dan sebuah kursi.

"Kyaah!!" Delisha terpekik. Dia bisa menepis barang-barang kecil, tetapi ketika televisi layar datar 32 inchi melayang ke arahnya, dia harus berguling turun dari ranjang dan merunduk. Televisi itu hancur membentur dinding. "Brengsek!" maki Delisha sambil bangkit dan meraih jaketnya di kastok.

Berlagak berani walaupun dalam hati ketar-ketir ketakutan. Selama ini Delisha berpikir demikian. Dia mengambil koper dan tasnya dari dalam lemari lalu bersegera menuju pintu hendak keluar, namun pintunya tak bisa dibuka. Berkali-kali Delisha menarik-narik pintu kamarnya, tetapi pintu bergeming, sementara di belakangnya sebuah kursi terlempar ke arahnya.

"Kyaa!!" pekik Delisha sambil berkelit.

Bruak!! Kursi tersebut membentur pintu dan patah beberapa bagian.

Kabut hitam kumpulan arwah-arwah gentayangan itu bergerak ke arahnya. Delisha menodongkan emblem The Lady lagi pada mereka. Kumpulan arwah itu tampak memudar dan ketika Delisha menarik pintu, pintu terbuka dengan mudahnya.

"Sialan! Sialan!" gumam Delisha memaki pengganggunya, dirinya sendiri dan malam yang camuk. Pintu di belakangnya tertutup. Delisha berharap dia bisa segera pergi, ternyata di koridor kamar hotel dia dibuat tersentak lagi. Sosok-sosok hitam dan putih memadati koridor yang harus dilaluinya untuk keluar.

"Ya Tuhan!" gumam Delisha dengan pundak bergidik. "Tempat apa ini?" Wajah Delisha meringis ngeri. Apa ini semacam kuburan massal atau tempat pembantaian? Tangan-tangan pucat keriput mereka berusaha menjangkaunya seolah dia seorang idola dan para penggemarnya ingin menyentuhnya. Dia berlari secepatnya menembus kerumunan makhluk tak kasat mata itu. Lari secepat mungkin dan sejauh yang dia bisa.

Sesuatu menahan kopernya. Tangan-tangan pucat keriput menarik kopernya. "Jangan pergi ...! Tolong kami ....!" Suara sayup-sayup menyayat hati berbicara padanya.

"Ah, brengsek!" sahut Delisah membentak. Dia menarik kopernya kuat-kuat dan hampir terjungkal ketika tiba-tiba kopernya dilepaskan.

Delisha kembali berlari sambil menarik kopernya menuju elevator. Dia menekan tombol elevator berkali-kali, seolah itu bisa mempercepat elevator tiba di tempat. Sosok-sosok manusia hitam putih dengan rambut panjang dan tubuh keriput pucat mulai mengelilinginya. Delisha menatap ke lampu angka di atas pintu elevator, menghindari menatap ke dalam mata hitam para hantu itu.

Ding!

Begitu pintu elevator terbuka, Delisha menerobos kerumunan yang mengelilinginya dan bergegas memencet tombol penutup pintu, namun sebagian dari makhluk tak kasat mata itu turut masuk ke dalam elevator, memojokkannya hingga dia tersandar ke dinding. Namun entah apa yang menahan mereka sehingga tidak menyentuh tubuhnya. Mungkin karena emblem The Lady di tangannya. Heh, suatu keputusan yang tepat bagi Kimberly untuk menyerahkan emblem itu padanya.

"Menjauh dariku!!" pekik Delisha sekencang-kencangnya.

Makhluk-makhluk itu mendadak panik dan mereka bergumam gelisah, saling pandang, lalu satu persatu menghilang. Akhirnya mereka meninggalkannya dan elevator mulai bergerak turun ke lobby. Delisha menarik nafas dalam dan menghembuskannya lega.

Tanpa Delisha ketahui, dalam elevator di jalur sebelahnya, Devdas Star Tailes beserta lima anak buahnya tengah menuju ke lantai atas. Makhluk-makhluk halus itu merasakan kehadiran pria itu dan mereka semua takut padanya.

Ding!

Elevator yang membawa Delisha tiba di lobby dan baru separuh terbuka, Delisha langsung berlari keluar elevator. Dia melihat seorang resepsionis laki-laki berjaga di meja lobby. Dia mengenakan jaketnya dengan terburu-buru untuk melapisi baju tidurnya. Dia bahkan tak mengenakan alas kaki. Penampilannya benar-benar kacau. Dia memasang kacamata hitamnya dan merapikan rambutnya sedikit lalu berjalan melintasi lobby dengan tubuh ditegakkan dan dagu terangkat. Berjalan cepat namun sebisa mungkin tampak anggun.

Nasib baik ketika keluar dari pintu utama hotel, mobil jemputannya tiba. Vijay yang berada di kemudi buru-buru turun dan membantu mengangkat kopernya ke dalam bagasi. Dia sempat menangkap tatapan heran laki-laki itu padanya. Dia seakan bisa memahami arti tatapan itu. Wanita mana yang lewat tengah malam dalam baju tidur tanpa alas kaki, berkaca mata hitam, kabur dari sebuah hotel mewah. Bagaimanapun kacaunya kondisinya saat ini, dia merasa lebih baik pergi daripada menghabiskan malam bersama kerumunan arwah gentayangan.

"Apa yang terjadi, nona?" tanya Vijay sambil memacu mobil meninggalkan halaman hotel. Delisha duduk di kursi penumpang dan tersandar dengan wajah pucat pasi dan nafas terengah-engah.

Jika reviewer hotel mendengar penyebabnya meninggalkan hotel sedemikian rupa, bisa dipastikan bintang Hotel Golden Star akan jatuh jauh sekali. "Tempat tidurnya penuh kutu busuk! Aku tidak akan membiarkan mereka menghisap darahku walau setetes pun!!" omel Delisha.

{{Kutu busuk atau bangsat atau kepinding atau tinggi atau disebut juga tumila adalah serangga parasit dari keluarga Cimicidae

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

{{Kutu busuk atau bangsat atau kepinding atau tinggi atau disebut juga tumila adalah serangga parasit dari keluarga Cimicidae . Kutu busuk (Cimex lectularius) dikenal sebagai spesies yang meminum darah manusia dan hewan berdarah panas lainnya. Kutu busuk senang tinggal di rumah manusia, khususnya pada tempat tidur. Kutu busuk biasa tinggal dan bertelur di lipatan tempat tidur atau bantal dan tempat-tempat tersembunyi lainnya. Kutu busuk bisa menggigit tanpa disadari korbannya, biasanya ia akan agresif pada malam hari. Ia akan menimbulkan bekas gigitannya yang berupa bentol dan terasa gatal serta panas pada korbannya. Serangga parasit ini bisa menimbulkan penyakit ruam-ruam, efek psikologis, dan gejala alergi. Hewan ini beraroma tidak sedap dan sangat menyengat di hidung.}}

"Kemana kita akan pergi, Nona Marianne?" tanya Vijay kemudian.

"Kemana saja, asal jauh dari tempat ini!" jawabnya ketus, dan akhirnya Vijay mengemudi keliling kota sampai pagi menjelang, sementara Delisha tertidur lelap di kursi penumpang.

Play In Darkness (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang