Night 7: Golden Star

4.9K 228 32
                                    

Delisha diantar ke Hotel Golden Star, hotel dengan fasilitas terbaik di Kota ND, bahkan di seluruh India. Karena Delisha adalah utusan dari Xin Corp Eropa, Xin Corp India mengusahakan fasilitas terbaik untuk mengakomodasi wanita muda ini. Walalupun keterlambatan mereka menjemput Delisha sudah memberikan kesan buruk. Wanita ini tidak melepas kacamatanya dan raut wajahnya kaku dan dingin. Dia juga tidak bicara sama sekali.

Begitu tiba di halaman hotel, Delisha sudah gelisah. Bangunan bertingkat 50 dengan eksterior kaca hitam di seluruh permukaan dan sebuah bintang warna emas di puncak bangunan, tampak mewah dan eksklusif namun bagi Delisha hotel tersebut memancarkan aura yang tidak mengenakkan. Hari menjelang senja, ditambah bekas hujan, membuat penampakan awah hitam menggelayut di atas hotel tersebut. Banyak orang keluar masuk hotel tersebut dan mereka tampak baik-baik saja. Delisha, entah kenapa, merasa mual. Hotel ini lebih mengerikan daripada kuburan.

Mungkin aku kelelahan diperjalanan, pikir Delisha yang tak mau ambil pusing dengan dugaan ini itu. Pegawai Xin Corp, yang bernama Vijay, menguruskan registrasi di lobby, sedangkan pegawai satunya, Sunil, membawakan kopernya. Bellboy mengantarkannya ke kamarnya di lantai 20.

"Ah, akhirnya!" Delisha berseru lega ketika dia sudah di kamarnya seorang diri. Dia membuka kacamatanya dan melepas jaketnya, lalu menjatuhkan dirinya ke tempat tidur yang ditutupi selimut abu-abu. Dua hari perjalanan dengan kereta api membuat tubuhnya terasa remuk dan tempat tidur empuk terasa nikmat baginya. Dia mengitarkan pandangannya ke seluruh ruangan. VIP Suite dengan interior modern minimalis di dominasi warna hitam, abu-abu dan putih. Tampaknya pemilik hotel ini menyukai nuansa hitam dan abu-abu, pikir Delisha. Dia tahu Hotel Golden Star ini milik Star Corp.

Star Corp, sejauh yang diketahuinya, tidak memiliki catatan buruk, begitu juga CEO-nya. Malah informasi yang tersedia terlalu minim untuk sebuah perusahaan yang mulai bergerak sejak 50 tahun yang lalu. Dan catatan kehidupan Devdas Star Tailes terlalu sempurna untuk seorang manusia. Catatan riwayat pendidikan yang sempurna, segudang prestasi di bidang olahraga, segudang prestasi di bidang bisnis, segudang aktivitas sosial non profit, pria ini bahkan sanggup membeli bulan dan beberapa kavling tanah di Mars. Tak pernah ada catatan romantisme (tidak mengherankan sebenarnya untuk seorang pria tampan dengan kekayaan lebih dari dunia ini). Tiap orang pasti punya rahasia kelam. Dan tugas Delisha lah mencari tahu rahasia kelam itu.

Apa dia terlalu percaya diri mengambil tugas ini? Yang jelas Xander Xin tidak ingin mengirim istrinya ke lapangan lagi, dengan alasan sederhana. Pria itu tidak ingin melihat istrinya menyusup ke ranjang laki-laki lain. Sedangkan tugas ini misi kelas S. Xander tidak ingin ada kegagalan, juga tidak ingin agen biasa yang mengerjakannya karena informasi apapun yang didapatnya kelak, tidak boleh diketahui orang lain selain dirinya. Xander memberikan tugas ini kepada orang yang sangat dipercayanya.

Setelah beberapa menit melemaskan tubuhnya, Delisha bangkit dari ranjang dan melepas pakaiannya bersiap untuk mandi. Dalam keadaan bugil dia ke kamar mandi dan mencek suhu air. Dia merasa kedinginan dan ingin mandi dengan air hangat. Air pancuran dinyalakan dan uap hangat mengepul. Dia belum masuk ke shower, masih meneliti sabun dan sampo yang disediakan hotel.

Setelah dirasa suhu air shower sesuai keinginannya, dia melangkah ke bawah pancuran, menghadap dinding dan membiarkan air hangat mengguyur seluruh tubuhnya dan membasahi kepalanya. Delisha membasuh wajahnya lalu terdiam sesaat dan melirik ke belakangnya. Sesuatu berkelebat di belakangnya.

"Sialan!" maki Delisha pelan. Sepertinya ada seseorang yang tidak membiarkannya tenang. Delisha melanjutkan mandinya. Menggosok tubuhnya. Dia terdiam. Sosok itu lewat lagi di belakangnya. "Oh, ya ampun!" gumam Delisha lagi.

Dalam film horror sering tokohnya diganggu saat di kamar mandi, hal itu memang benar adanya. Kamar mandi dan WC menjadi tempat favorit makhluk halus untuk mengganggu manusia. Bukan karena tempat tersebut kotor, tetapi karena makhluk halus ini merasa tidak ada yang melihatnya, mereka senang melihat orang telanjang. Makhluk-makhluk halus itu suka hal-hal cabul. Mereka suka melihat organ intim manusia, karena setelah mereka menjadi hantu gentayangan, mereka tidak bisa merasakan sensasi terangsang dan kenikmatan seksual seperti manusia hidup, padahal mereka masih memiliki hawa nafsu. Karena itulah umumnya makhluk halus merasuki manusia dan dalam ritual tertentu meminta untuk bersetubuh atau melakukan hal cabul lainnya, karena mereka ingin merasakan sensasi itu.

Play In Darkness (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang