Night 14: My Eyes Are Entangled

3.8K 201 16
                                    

Di apartemen Vijay, Delisha bisa tidur nyenyak. Apartemen Vijay cukup bersih untuk seorang bujangan. Pria itu banyak memajang patung dewa dan benda-benda serupa di kediamannya. Ia juga pria yang gemar berdo'a dan sepertinya hidupnya lurus-lurus saja. Mungkin karena itu rumahnya bersih dari makhluk halus, walaupun di apartemen lain Delisha merasakan ada beberapa aura negatif dan mereka mengamatinya dari kejauhan.

Sehabis sarapan roti bakar dan kopi di apartemen Vijay, Delisha berdiri di balkon kecil apartemen itu. Dia menikmati udara pagi Kota ND yang sudah sibuk dan hiruk pikuk suara kendaraan. Angin semilir membuat rambut tergerainya melambai lembut. Dia menyalakan sebatang rokok putih low nikotin dan menyesap dalam rokok tersebut. Dia kadang-kadang merokok untuk meredam kegelisahannya.

Siang ini dia akan kembali ke Hotel Golden Star. Dia harus ke sana karena setelah malam teror itu, sepatunya tertinggal di kamar hotel dan properti hotel banyak yang rusak karenanya. Pihak hotel pasti mencarinya untuk meminta ganti rugi. Dia tidak ingin jadi buronan gara-gara hal itu. Di hotel nanti mungkin dia akan bertemu lagi dengan makhluk-makhluk halus yang mengganggunya. Dia juga harus mencari peluang bertemu dengan CEO Star Corp. Itu tujuan utamanya.

Selesai menghabiskan sebatang rokoknya dia bersiap-siap pergi keluar bersama Vijay. Dia mengenakan setelan blazer hitam dan dalaman dengan belahan dada rendah, serta rok mini dan sepatu hak setinggi 7 cm. Tak lupa Delisha memasang kacamata hitamnya. Dia keluar apartemen bersama Vijay dan pria itu berjalan di belakangnya layaknya ajudannya. Mengenakan setelan hitam dan kacamata hitam juga.

(Vijay Sharma, Si Ajudan, 30 thn)

Ada sosok wanita kurus berambut sebahu dan tampak kelelahan berdiri di koridor

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ada sosok wanita kurus berambut sebahu dan tampak kelelahan berdiri di koridor. Sosok mengenakan gaun putih tulang dan sweater warna senada. Sosok itu tembus pandang. Dia seorang arwah penasaran. "Meree betee ko bachao ..." Tolong, selamatkan putriku, rengek wanita itu sambil berlari kecil mengiringi Delisha. Delisha tak acuh padanya. Dia tak ada waktu meladeni sosok ini.

"Mere pati hamaaree betee ko hotal lekar aae aur kabhee vaapas nahin aae" Suamiku membawanya ke hotel dan tidak pernah kembali, ujarnya lagi. "Nahin aae ..., nahin aae ... " tidak pernah, ujarnya berulang-ulang sambil terdiam di halaman parkir apartemen melepas kepergian Delisha.

Delisha duduk dalam mobil dan berusaha meredam kegelisahan dirinya. Tubuhnya terasa dingin dan gemetaran bekas didekati arwah penasaran tadi. Wanita itu sepertinya menunggu kedatangan putrinya dan dirinya sendiri mati akibat dipukuli. Delisha berasumsi suaminya pelakunya. Dia secara sekilas bisa meihat hal-hal yang dialami arwah semasa hidupnya. Dia menggeleng-gelengkan kepalanya seolah mengusir sosok wanita itu dari pikirannya.

"Yah kya hai, miss?" ada apa, Nona? tanya Vijay yang melihatnya dari cermin depan mobil.

"Nahin hai ..., nahin hai..." jawab Delisha sambil merenung. Haruskah dia juga berurusan dengan makhluk tak kasat mata ini? Mereka selalu menghantuinya sejak dia menginjakkan kaki di tanah Hindustan ini. Urusan dengan makhluk hidup saja belum kelar, masa dia harus melibatkan diri dengan urusan orang yang sudah mati?

"Devdas, Devdas ..." gumam Delisha untuk memfokuskan pikirannya pada tujuan utamanya.

Vijay yang mendengarnya mengernyitkan keningnya saja. Ia mulai mempertanyakan kapan saatnya nona muda ini bicara dengannya dan kapan dia bicara sendiri.

Mereka tiba di Hotel Golden Star dan disambut petugas valet yang kemudian memarkirkan mobil mereka. Delisha dan Vijay memasuki lobby. Perasaan Delisha sama seperti ketika dia pertama kali tiba di Hotel Golden Star, membuatnya mual.

"Aku Marianne Webster, yang menelpon soal kamar yang kutempati tempo hari," katanya pada wanita resepsionis, tanpa melepaskan kacamatanya. Dia menoleh ke arah lain karena dalam penglihatannya dari dekat, selain diselubungi kabut gelap, wanita ini memiliki kepala berbulu dan banyak mata berwarna hitam berbias merah. Seperti kepala laba-laba.

{{Laba-laba, adalah sejenis hewan berbuku-buku (Arthropoda) ordo Araneae, kelas Arachnida dengan dua segmen tubuh, empat pasang kaki, tak bersayap

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

{{Laba-laba, adalah sejenis hewan berbuku-buku (Arthropoda) ordo Araneae, kelas Arachnida dengan dua segmen tubuh, empat pasang kaki, tak bersayap. Laba-laba tidak memiliki mulut atau gigi untuk mengunyah. Sebagai gantinya, mulut laba-laba berupa alat pengisap untuk menyedot cairan tubuh mangsanya. Laba-laba dapat ditemukan di seluruh dunia di setiap benua kecuali di Antartika, merupakan hewan pemangsa (karnivora), bahkan kadang-kadang kanibal, mampu menginjeksikan bisa/racun melalui sepasang taringnya kepada musuh atau mangsanya.}}

Resepsionis itu membuat panggilan telpon internal sebentar lalu berkata pada Delisha. "Manajer sedang ada rapat, beliau akan segera menemui Anda jika sudah selesai, Nona, jika Anda tidak keberatan menunggu."

"Baiklah!" sahut Delisha "Aku akan menunggu."

Resepsionis itu lalu membawa mereka ke sebuah ruang tamu dan mempersilahkan mereka menunggu di sana ditemani minuman ringan dan beberapa jenis makanan ringan. Delisha duduk membaca-baca majalah tanpa melepaskan kacamatanya, sedangkan Vijay berdiri di belakangnya berjaga-jaga.

"Wah, wah, lihat, siapa ini yang datang berkunjung?" suara seorang wanita menyapanya, membuat Delisha tersentak. Sesosok wanita mengenakan choli berpayet permata dan bawahan tipis menerawang berdiri di lengan kursi sofa. Delisha melirik menatap sosok itu.

"Senang melihatmu lagi!" katanya girang.

Wajah cantik dengan rambut bergelombang membingkai wajahnya, berhiaskan Maang tikka tepat di belahan tengah rambutnya. Hantu Si Penari Perut!

Play In Darkness (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang