Night 15: Friends

3.7K 220 4
                                    

I have started to become friends with dark and empty nights
Lost in these path, nothing belongs to me anymore

Tujhe Bhula Diya -- Anjanaa Anjanii

"Aku tahu kau kemari pasti ingin bertemu dengan CEO Devdas Star Tailes" kata Si Penari Perut itu.

Delisha pura-pura tidak mendengar perkataan wanita itu. Dia sibuk membolak-balik majalah di tangannya. Majalah ekonomi bisnis yang kebetulan isinya membahas Star Corp dan CEO-nya.

"Sebaiknya kau jangan menemuinya" kata Si Penari Perut itu lagi "Ia pria yang sangat berbahaya!"

Sekarang makhluk ini bermaksud memperingatkannya? Setelah sebelumnya berusaha mengambil alih tubuhnya? Delisha mengetahui pasti manusia hidup jauh lebih berbahaya daripada makhluk yang sudah mati. Namun tetap saja dia harus mewaspadai keduanya.

"Aku mati karena dibunuhnya!" ujar wanita itu lagi dengan penuh emosi. Delisha masih tidak bereaksi padanya. "Kami semua di sini mati dibunuhnya!"

Tubuh Delisha membeku mendengarnya. Sekian banyak arwah dan mereka semua mati dibunuh Devdas Star Tailes? "Tuan Vijay, kau berjaga di depan pintu saja. Jangan biarkan ada yang masuk tanpa seijinku, okey?" titah Delisha tanpa menoleh pada Vijay di belakangnya.

"Baik, Nona!" sahut Vijay lalu keluar ruangan dan menutup pintu rapat-rapat.

Delisha menutup majalah lalu bersandar ke sofa dengan santai dan menatap hantu Si Penari Perut. "Bagaimana kau bisa tahu aku ingin bertemu dengan CEO Star Corp?" tanya Delisha padanya.

Si Penari Perut melompat girang turun dari lengan sofa dan menghempaskan dirinya ke sisi Delisha. "Semua pria dan wanita yang datang ke sini ingin bertemu dengannya" katanya bersemangat. "Ia pria yang sangat menarik, semua orang suka padanya."

"Ah!" Delisha mendesah ketus. Informasi dari hantu ini tidak bermakna. Tadinya dia berpikir hantu ini akan memberitahunya rahasia penting. Berpura-pura acuh tak acuh akan memancing hantu ini bicara lebih banyak.

"Ia seorang psikopat!" kata Si Penari Perut lagi.

{{Psikopat adalah seseorang yang manipulatif dan mudah  mendapatkan kepercayaan orang lain. Mereka belajar untuk meniru emosi, yang sebenarnya tidak mereka rasakan, dan akan tampak seperti orang yang normal. Psikopat sering kali berpendidikan dan memiliki pekerjaan yang stabil, beberapa ada yang sangat baik dalam manipulasi dan mimikri sehingga mereka memiliki keluarga dan hubungan jangka panjang lainnya tanpa seorangpun tahu sifat sejati mereka. 

Seseorang yang psikopat biasanya tidak bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah, sehingga banyak di antara mereka yang melakukan hal tak bermoral, bahkan kriminal, tanpa penyesalan dan rasa bersalah. Namun, tak semua psikopat adalah pembunuh berdarah dingin. Mungkin di sekitar Anda pun Anda berinteraksi dengan seorang psikopat tanpa Anda sadari. Seorang psikopat tidak dapat membentuk hubungan emosional maupun memiliki rasa empati dengan orang lain, meskipun sering kali mereka memiliki kepribadian yang hangat bahkan mempesona.}}

Delsiha tidak terkejut mendengarnya. Seseorang dengan background dan penampilan yang 'terlalu sempurna' memang cenderung memiliki kelainan psikologis. "Jadi?" dia terdengar ragu.

"Dia menjadikan pria dan wanita yang datang padanya budak seksnya, lalu dibunuhnya sebagai pelampiasan  akhirnya."

"Kau ingin aku percaya itu?" Delisha menaikkan keningnya.

"Girl, aku sudah memperingatkanmu, jadi jangan menyesal kalau kau mati kemudian menjadi seperti kami!" ujar Si Penari Perut itu kesal.

"Apa buktinya?"

Play In Darkness (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang