Night 3: The Hunter

7K 304 20
                                    

Bahkan menjadi pemburu pun sangat mudah bagi Devdas. Ia tidak perlu pergi ke hutan atau melayap di kegelapan malam untuk mencari mangsa. Ia hanya perlu menunggu dan mangsa itu akan datang sendiri ke tempatnya, menawarkan diri padanya.

Malam ini di klab Hotel Golden Star miliknya, ia hadir dalam keramaian pesta. Dalam temaram dan kelap-kelip lampu klab, serta musik berirama timur tengah yang mengentak keras, orang-orang mematung memandang sosok pria satu ini. Mengenakan setelan tuxedo membalut tubuh sempurna miliknya. Rambut hitam klimis tersisir rapi kebelakang, wajah tampan berseri-seri dan sorot mata yang dalam, teduh memikat setiap orang yang melihatnya. Orang-orang tahu, hanya Devdas Star Tailes yang mampu memberikan pesona sekuat itu hanya dengan sekilas penampakannya.

Devdas duduk di bilik sudut yang gelap. Pengawalnya bersiaga di dekatnya. Minuman disajikan di hadapannya. Tiga wanita menjatuhkan tubuh mereka di sisinya dan melayaninya. Ia duduk bersandar dengan kaki bersilang, menyesap minumannya perlahan-lahan. Pandangannya jatuh pada wanita penari perut yang tengah meliuk-liuk di panggung di tengah klab.

Wanita dengan kulit keemasan, rambut bergelombang panjang tergerai, permata berantai menghiasi kepalanya. Atasan choli dengan hiasan payet berkilau bak permata, membentuk payudara yang bulat padat seperti kelapa dikupas. Perut rata dan pinggul yang bergetar hebat laksana gempa bumi saat penari itu melakukan shimmy. Bawahan tipis dengan belahan panjang hingga ke pinggul menampilkan kaki jenjang yang indah. Perhiasan di pinggul, tangan dan kakinya bergemerincing mengikuti gerakan tubuhnya.

Wanita penari itu menggoyangkan tubuhnya mengikuti irama musik instrument sitar, gendang dan biola ditambah beat elektro. Di pinggir panggung banyak orang berkerumun menatapnya dan ingin menjamah tubuhnya. Namun sehebat apapun orang yang mengelilinginya ini, tidak mampu membuatnya menoleh. Matanya hanya terpaku pada sosok di sudut gelap itu. Dia, Maya, penari perut erotis yang lama malang melintang di dunia hiburan dan malam ini dia sudah menjatuhkan siapa yang menjadi mangsanya. Devdas Star Tailes, CEO Star Corp.

Apakah ada hal yang tidak bisa diperolehnya? Devdas bertanya pada dirinya sendiri. Senyum menyeringai terkembang di wajahnya tatkala pengawalnya membisikinya mengenai wanita penari perut di panggung itu.

Setelah pertunjukkan selesai dan suara riuh tepuk tangan menggema dalam klab, Devdas memilih meninggalkan klab dan menuju kamarnya di lantai teratas hotel. Devdas berdiri menghadap ranjang besarnya dengan sprei hitam yang kali ini terlihat rapi dan kencang, seolah tidak penah digunakan. Belum lagi ia melonggarkan kerahnya, sebuah suara memangilnya dari belakang.

"CEO Devdas Star Tailes!" seru seorang wanita dengan suara lembut nan menggoda. Devdas melirik ke belakangnya dan melihat si penari tadi berdiri di tengah ruangannya.

Cepat sekali! Pikir Devdas. Kalau begitu ia juga tidak akan membuang-buang waktu. Ia berbalik menghadap wanita itu. "Nona Maya, Sang Dewi!" Matanya mengerling takjub melihat kecantikan Maya. Mata besar berwarna hijau zambrut dan bibir merah yang menggoda. Tubuh berbalut pakaian minim yang dengan sentilan jari saja akan terlepas dari tubuh indah itu. Wajah cukup diperhitungkannya kali ini.

"Suatu kebanggaan dapat melayani Anda, Tuanku!" seru Maya sambil membungkukkan tubuh dan buah dadanya seakan hendak jatuh dari tempatnya.

"Tidak!" sahut Devdas "Aku lah yang tersanjung dapat menjamu wanita sepertimu di ranjangku, Nona Maya!"

"Please, panggil saja aku Maya, Tuanku!" ujar Maya sambil menatap pria dihadapannya dengan kerlingan genit. "Hamba di sini siap menyenangkan Tuanku!"

Devdas segera menarik Maya dan melempar tubuh wanita itu ke atas ranjang. Ia membuka setelannya dengan cepat dan meninggalkannya tergeletak di lantai. Kelelakiannya menegak hingga menyentuh pusarnya.

Play In Darkness (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang