Night 31: Crazy

3.7K 198 45
                                    

Delisha pertama kali memiliki ketertarikan khusus terhadap seorang pria dan untuk kali ini, dia merasakan betapa tidak enaknya cemburu itu. Meringkuk dalam kegelapan, menahan dinginnya malam dan terpapar udara malam yang lembab, kaki kesemutan dan digigiti nyamuk, sementara nun jauh di sana, pria dan wanita duduk berduaan menikmati hidangan makan malam ditemani lilin dan sebuket bunga mawar merah. Kedua orang itu makan malam di sebuah restoran bergaya Eropa kontemporer dengan meja dan kursi berbentuk bulat terbuat dari kayu dan besi berlekuk. Jendela-jendela kaca bening di sepanjang dinding mempertontonkan kemewahan dalam restoran tersebut.

Delisha menilik lewat teropong binokuler. Bibirnya dimonyongkan tertekuk ke bawah, mencibir kelakukan Imdad Hussain pada wanita teman kencannya. Dia melihat mereka sesekali menyesap anggur, berbincang-bincang dan tertawa-tawa, lalu berciuman mesra.

Silahkan, cium tuh hyena! Maki Delisha dalam hatinya. Wanita yang bersama Imdad itu sangat cantik dengan bibir merah dan rambut hitamnya yang tergerai bak satin. Namun dalam penglihatannya wanita itu hanyalah seekor hyena hitam yang siap menerkam.

 Namun dalam penglihatannya wanita itu hanyalah seekor hyena hitam yang siap menerkam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

{{Hyena memang terlihat mirip dengan anjing. Karena memiliki daun telinga yang runcing dan bentuk moncong yang panjang. Seperti juga anjing, hyena tidak pandai dalam urusan memanjat pohon dan keduanya sama sama lebih mengandalkan gigitan daripada cakaran. Sama halnya dengan kucing hyena memiliki kebiasaan menandai wilayahnya dengan bau urine dan tinja yang ia keluarkan. Hyena kerap diidentikan dengan hewan yang licik sekaligus pengecut. Pandangan tersebut tidak lepas dari fakta bahwa makanan hyena umumnya berupa hewan-hewan kecil seperti tikus dan bangkai hewan besar yang sudah dibunuh oleh predator lainnya. Hyena memang terlihat seperti pecundang yang beraninya keroyokan. Dengan gerakan khasnya yaitu maju mundur lalu berputar kemudian lari. Selalu begitu gayanya.}}  

Delisha dan Sunil memantau Imdad dari atap sebuah gedung bertingkat 10. Melihat ke bawah, restoran tersebut merupakan bagian dari penginapan dengan model kondo-kondo kecil dengan dua kamar tidur. Selain makan malam di restoran, Imdad juga membooking sebuah kondo. Pria itu benar-benar ingin mendapatkan suasana private dan intim dengan wanitanya.

Rambut coklat dikepang dan disanggul melingkar di belakang kepalanya, mengenakan setelan terusan hitam layaknya ninja. Dua buah revolver berperedam di pinggangnya. Dua buah belati kecil tersembunyi di pergelangan kakinya. Delisha mempersiapkan dirinya untuk bertarung malam ini. Dia akan menyerbu Imdad dan pasangannya jika waktunya tiba. "Kenapa kita mesti menunggu lama di sini? Bukankah posisi Imdad dan wanita itu sudah jelas?" gumam Delisha.

"Sesuai instruksi Tuan Imdad, Marianne-ji, kita memantau dari jauh saja, mencari orang yang gelagatnya mencurigakan dari kejauhan." Sunil menjelaskan. "Dua kali usaha pembunuhan Tuan Imdad dengan bom mobil gagal. Tuhan sangat menyayangi Tuan Imdad, ia selalu lolos dari maut. Walaupun sangat disayangkan dua orang anggota kami menjadi korban. Tuan Imdad sangat sedih apalagi penyelidikan kami belum dapat mengungkapkan identitas dalang semua ini. Kali ini mereka mengirim kontak langsung untuk menghabisi Tuan Imdad. Wanita itu adalah seorang pembunuh bayaran bernama Soraya.Tuan Imdad terang-terangan menjadikan dirinya umpan. "

Play In Darkness (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang