31. Menjauh

21.7K 1K 63
                                    

Happy reading

******

Deringan ponsel caca menyadarkan nya dari lamunan yang sedari tadi menyita seluruh pemikirannya.

"Hallo dev"

"Sayang,5 menit lagi aku ke kelas kamu jangan pergi sendiri ya"

"iya dev"

Setelah menerima telepon dari devan,caca baru menyadari bahwa jam istirahat sudah berakhir hampir 5 menit,bahkan caca tidak menyadari bahwa guru nya sudah keluar entah kapan dari kelasnya.

Pemikiran caca masih dipenuhi tentang sikap dea yang seperti terkesan menjauhinya,hal itu membuat caca menjadi berpikir ulang kembali,adakah hal yang dilakukan caca sehingga dea enggan untuk membalas sapaannya.

"Sayang,ayo kekantin"

Eh

"Ih dev ngagetin tau"kesal caca,pasalnya devan tiba tiba saja membuyarkan lamunannya kembali.

"Mikirin apa hmm?,sampai aku udah berdiri dari tadi di samping kamu cuma dicuekin"ucap Devan sambil berpura pura cemberut.

"Caca gak mikirin apa apa kok,maaf ya dev"sesal caca sambil menundukkan kepalanya.

Devan terkekeh.

"Aku bercanda sayang,udah ah jangan nundukin kepalanya,ayo ke kantin"

Caca langsung mengangkat kepalanya untuk menatap Devan yang berdiri disamping.

Cup

"Imut banget sih"ucap devan gereget sendiri melihat ekspresi menggemaskan dari cacanya tersebut.

"Dev apaan sih"caca langsung tersipu malu mendengar ucapan devan.

"Cantik"

******

"Gue bodoh banget sih,kenapa bisa gue ngikutin semua perintah dari Karina"gerutu seseorang sambil memukul kepalanya dengan tangannya sendiri guna menghilangkan pikiran pikiran bodoh yang sempat mendominasinya.

"Hiks hiks maafin gue ca"

Dea hanya bisa terisak sedih menyesali segala perbuatan yang dilakukannya terhadap caca,sehingga dia harus rela kehilangan sahabatnya tersebut.

"Gak ada guna nya lo nangis kaya gini"

"Kak Delon"lirih dea ketika menyadari kehadiran Delon,seniornya sekaligus sahabat dari kakak caca.

"Gak ada guna nya lo nangis kaya gini"Delon kembali mengulangi ucapannya tadi.

Dea hanya diam karena dia bingung harus berkata apa kepada delon.

"Justru kalau lo kaya gini,lo akan semakin kehilangan sahabat lo"tambah delon sambil memposisikan dirinya disamping dea yang duduk direrumputan taman belakang sekolah.

"Gue emang pantes kok kak dijauhi caca"lirih dea.

"Terus lo akan biarin caca merasa bersalah karena tiba tiba lo udah jauhin dia tanpa dia tau masalah apa yang terjadi diantara kalian"

"Gue bingung kak harus gimana,gue udah gak pantes dapet maaf dari perempuan sebaik caca"Dea hanya bisa menundukkan kepalanya tanpa berani menatap keberadaan delon disampingnya.

"Lo belum nyoba tapi udah pesimis,gue yakin caca gak akan setega itu ga maafin lo kalau lo bisa jelasin ini semua dengan baik baik"jelas delon guna menyadarkan kembali pemikiran dea.

"Emm....Kakak gak benci sama gue?"tanya dea ragu ragu.

"Ngapain gue benci sama lo,gue tau lo berada diposisi yang sulit saat itu,tapi gue ingetin satu hal sama lo jika lo punya masalah jangan dipendam,ceritakan pada orang yang lo percaya agar semua beban lo dapat lo selesaikan tanpa harus mengorbankan orang lain"ucap delon sambil tersenyum manis kearah dea.

Possesive BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang