28. Pulang

20.9K 1.1K 89
                                        

happy reading

******
"TIDAKKK"

Suara teriakan itu begitu terdengar menggema di sebuah ruang tidur  bernuansa maskulin.Daniel yang baru saja mimpi buruk seketika terbangun dengan keringat yang membanjiri dahinya.

Mimpi itu seakan nyata,bahkan rasa sakitnya sampai sekarang masih dapat dirasakan daniel,rasa takutnya seakan menguasai dirinya.Bagaimana bisa dirinya bermimpi bahwa gadis yang ditolong nya tersebut meninggal dunia.

Daniel langsung mengalihkan pandangannya kearah jam yang menujukkan pukul  satu malam.Segera daniel menuju kamar gadis yang membuatnya seakan merasa takut.

Dengan tergesa gesa daniel membuka pintu kamar caca dengan perasaan yang masih diliputi rasa khawatir.Melihat keadaan gadis yang ditolongnya tersebut masih terlelap membuat daniel bisa bernafas lega.

"Aku tidak tahu dengan perasaan ku sekarang,entahlah ketika melihat dirimu,aku seakan mengingat sosok adikku_sasa "gumam daniel sambil mengelus lembut pipi chubby caca.

Melihat waktu pagi masih panjang,daniel kembali membaringkan tubuhnya di sofa dekat dengan kasur yang ditempati caca,hingga tanpa terasa kedua mata daniel perlahan tertutup.

******
Membuka kedua matanya dengan perlahan lahan untuk menyesuaikan cahaya yang masuk kedalam indra penglihatannya.

eughhh

terdengar lenguhan seorang gadis cantik yang kini terbangun dari tidur panjangnya,membuat laki laki yang berada di sofa dekat dengan tempat berbaringnya terusik.

"Kamu udah sadar?"tanya daniel langsung menghampiri caca yang kini sudah membuka kedua matanya.

caca yang kini sudah bisa menyesuaikan cahaya yang masuk di penglihatannya mulai memastikan siapa gerangan yang bertanya padanya.

"kamu siapa?"tanya caca heran.

"kenalin aku daniel,aku yang udah nolong kamu waktu kamu jatuh kedalam dasar jurang"ucap daniel sambil membantu caca duduk.

mendengar kata jurang,caca langsung mengingat kejadian yang menimpa dirinya,seolah itu menjadi ingatan yang mengerikan bagi caca, caca langsung meringkuk dan menangis terisak.

"Hiks hiks Dev"lirih caca.saat ini caca sangat membutuhkan devan disampingnya.

Daniel yang melihat itu mengeryitkan keningnya seolah berfikir siapa sosok yang disebutkan oleh gadis  ini.

"hei tenang lah kamu aman disini,dan gak akan ada yang nyakitin kamu"ucap daniel berusaha menenangkan caca yang semakin terisak.

mendengar ucapan daniel,caca langsung mendongakkan kepalanya.

"Makasih ya ka udah nolongin caca"ucap caca sambil berusaha tersenyum dibalik kesedihannya.

melihat senyuman caca,daniel tertarik untuk tersenyum dan mengacak gemas rambut caca.

"Nama kamu siapa?"tanya daniel.

"caca"balas caca yang kini sudah tidak menangis.

Daniel langsung menghubungi dokter dito guna memastikan kesehatan dari gadis yang berada di depannya saat.

Tidak membutuhkan waktu lama dokter dito datang,rumah dokter dito yang kebetulan dekat dengan mansion daniel memudahkan dokter dito untuk datang dengan cepat.

"Keadaan nona baik baik saja,tidak ada yang perlu dikhawatirkan,hanya butuh sedikit asupan makanan karena beberapa hari ini nona tidak mengkonsumsi makanan, dan hanya memperoleh asupan tenaga melalui suntikan"jelas dokter dito panjang lebar.

Possesive BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang