(50) - Contact

7.2K 449 59
                                    

Anna termenung di birai katil sambil menyuapkan bubur nasi ke dalam mulutnya sendiri. Fikirannya bercelaru. Pelbagai suara berkata kata di fikirannya ketika ini. Air matanya perlahan lahan jatuh di pipi.

"Jauhnya awak pergi, Amar. Takkan saya tanggung seorang diri kehamilan anak kita, cinta kita. Saya mungkin kuat, tapi saya juga perlukan kekuatan suami saya. Awak, saya rindu awak. Rindu yang amat " bisik hati Anna.

Pintu biliknya di buka. Zarith masuk dan duduk di meja make up Anna. Dia memandang Anna yang cepat depat mengesat air matanya.

" siapa suruh kau masuk " datar suara Anna

" takde siapa " kata Zarith

"Then kau keluar balik " kata Anna. Dia memang takde mood langsung untuk menjadi ceria seperti dulu. Dia terlalu penat dengan persekitarannya. Orang disekelilingnya bagai memberi dia tekanan yang tinggi sampai dia rasa dia hilang dirinya yang sebenar.

" kau tak boleh handle masalah kau sorang sorang, Anna " lembut Zarith menutur kata

Anna terdiam. Dia mengakui kata kata Zarith. Dia terlalu lemah dan muda untuk selesaiakan masalah dia sendiri.

" siapa lelaki yang kau jumpa kat Pavi minggu lepas? "

" kawan baik Amar "

Zarith tersenyum nipis.

"Apa dia kata "

" kau tak payah sibuk " rimas Anna dibuatnya.

" tak, aku kena sibuk. Anna, aku taknak kau handle masalah kau sorang sorang. It is not healthy for u, for your baby....."

" apa yang kau tau pasal baby aku ha ? Dah lah Zarith kau pun aku takkan percaya. Takde siapa yang aku boleh percaya sekarang. Aku nak Amar aku balik " kata Anna sedikit meninggikan suara.

Zarith menahan sabar.

"Aku sorang je yang tau kau pregnant. So it is like my responsible to take care of you "

" and i hope you never exists in my life " kata Anna, tajam.

" Anna......" Zarith masih tak putus putus mendesak Anna untuk share masalah yang ditanggungnya.

" kau tak faham bahasa ke ? Kau keluar sekarang. Kalau kau betul betul nak jaga aku, kau keluar. Aku takde mood nak sembang perihal masalah aku. Kalau aku ada mood pun, i will never tell you for sure " kata Anna. Geram kerana Zarith seperti tak paham bahasa. Dahlah dirinya sudah serabut. Tambah lagi Zarith.

Zarith mengangguk dan bangun perlahan lahan .

" at the end of the day, if you need me, im here. Maybe not as good as Amar did, but im here " kata kata Zarith sebelum hilang dari pandangan.

Air mata Anna makin deras.

"I wish u were here, Amar"

Anna terus mengambil telefonnya dan mendail nombor Khai.

" hello Khai speaking "

" Khai. Ni I, Anna "

" oh Anna. Why ? You dah sihat ? "

" im okay. You busy ke "

" nah. Baru habis kerja, boleh lah borak borak sikit. What's up ? "

Anna tersenyum " nothing cuma tulah "

" can i know kenapa you pengsan haritu. I mintak maaf sebab takboleh hantar you pergi Klinik on that time. I nak kena pegi KLIA2 "

" It's okay lah, Khai. No big deal " kata Anna. Tiba tiba dia rasa sedih pulak sebab teringatkan berita yang disampaikan oleh Khai tempoh hari

" anna, you hide something dari I ke " tebak Khai

Mr. Psycho Guy Where stories live. Discover now