Daniel POV
Malam yang sunyi tanpa senyuman cantik dari gadis manis yang ku cinta.
Aku memang gila mencintai dia, tapi apa salahnya cinta memang datang sendirinya.Mata indahnya membuatku tak bisa berhenti memikirkan gadis tersebut.
Bayangan gadis itu selalu ada di pikiranku, aku merindukan suaranya, merindukan senyumnya, merindukan semuanya. Tapi gadis itu sudah mempunyai kekasih,itu yang membuatku bingung.Memendam perasaan dan mencintainya secara diam-diam atau memperjuangkan cintaku kepadanya dan merusak hubungan mereka?
Ya aku harus memperjuangkan cintaku, aku tak peduli dengan omongan orang lain, mereka hanya menilai perbuatan buruk seseorang tanpa melihat kalau dirinya lebih buruk dari apa yang mereka katakan.
Aku berdiri dari duduk ku meninggalkan pekerjaanku, berjalan di koridor yang sepi. Hanya ada beberapa orang yang beraktivitas.
Tepat di depan ruangan ini gadis yang aku cintai berada di dalam.
Kim Yera. Ya aku memang bodoh jatuh cinta dengan gadis itu tapi bagaimana lagi aku sangat mencintainya.
Hufttt..
"Aku sangat merindukanmu Yera...."
Tapi aku mendengar ada seseorang yang sedang bicara, Apa Minho hyung?tidak dia sedang pulang ke apartmen nya untuk beberapa jam. lalu siapa?
Ku buka pintu rawat Yera dengan cepat dan betapa kagetnya aku melihat seseorang bertampilan seperti pencuri dia menunjukan wajah nya namun saat aku masuk di langsung menutup kembali masker yang ia gunakan.
"Hey kau siapa?!" aku menarik pundak lelaki tersebut namun pandanganku teralih kepada Yera yang sedang memuntahkan darah kental dari mulutnya.
"YERA!" Aku menghampiri Yera namun saat aku ingin menanyakan keadaannya mendadak semua gelap namun aku masih mendengar samar sama suara Yera yang bicara dengan lelaki tersebut.
"Aku mohon jangan sakiti dia, kamu boleh saja membunuhku tapi tolong jangan sakiti Daniel oppa. Jangan lakukan apapun kepadanya!" ucap Yera dengan suara tangis
"Aku akan menuruti perkataanmu sayang asalkan kamu pergi dari dunia ini selamanya. Kamu berikan nyawamu kepadaku, aku akan mengebalikan lelaki ini tapi jika kamu selamat dari kematian?katakan selamat tinggal pada lelaki ini."
Dan hanya itu yang ku dengar.
Aku mulai membuka mataku secara perlahan dan memegang pundaku yang sakit seperti di pukul oleh benda berat.
"Oh kau sudah bangun" Aku menyipitkan mataku untuk melihat wajah lelaki tersebut
"BAMBAM? apa yang kau lakukan?"
"Aku menunggumu sadar dari tidurmu"
"Jadi kau yang memberikan racun kepada Yera?banjingan"
"Kau mau mati hah?! sekali kau berbicara. Aku tak segan segan membunuhmu! Sekap lelaki ini di gudang jangan sampai lelaki ini kabur."
"Baik bos" mereka membawaku ketempat gelap yang tidak layak berpenghuni.
Dan sekarang aku tahu apa alasan Bambam mengangkat nelpon dengan diam diam dan suara berbisik bisik, mengambil kesempatan untuk menjaga Yera jika kami sibuk.
Ku kira dia baik seperti malaikat tapi aku salah dia buruk seperti iblis.
Wajah malaikat namun berhati iblis.
"Lepaskan!"
"Diam! Kau ingin mati di tangan bos kami?Tutup mulutmu dan diam"
Yang harus aku pikirkan sekarang adalah cara keluar dari tempat ini.
Daniel POV end.
"Bagaimana?"
"Semua sudah aku kerjakan dengan benar, tapi appa"
"ada apa?"
"Dokter dari salah satu rumah sakit itu mengetahui ku"
"sial, bagaimana dia sekarang?"
"Dia di sekap di tempat yang appa berikan"
"Kerja bagus, tunggu hingga gadis itu mati dan kau lenyapkan dokter bodoh itu"
"Baiklah appa, tapi bagaimana dengan wanita appa?"
"Kau tak perlu khawatir, tunggu gadis itu mati dan wanita sialan itu mengambil hak dari warisan anak gadisnya. Setelah itu aku akan membunuhnya, mengambil semua hartanya"
"Tapi bagaimana dengan ke tujuh anaknya?"
"Setelah gadis itu mati, aku akan membunuh mereka satu persatu"
Mereka berdua menyeringai bersama.
Halo,guys🤗
Jangan lupa
Follow+comment+vote.Anissanathnia_
29 Desember 2018.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adik Kecil || BTS
Fanfiction☘ Sedang di revisi ☘ ☘ Mohon bersabar ☘ Di baca dulu,di jamin suka awokawok^^ Cerita kehidupan Kim Yera yang sangat tertekan dengan trauma atas kepergian ayahnya ia pun harus di benci oleh ibu dan ke-7 kakak nya karena kesalah pahaman dan fitnah. D...