"Ris Ris. Nomor 4 apa?"tanya Nanda pada teman sebangkunya yang juga menjadi sahabatnya sejak kecil dini. Dia Paris.
Kelasnya kini tengah mengadakan ulangan harian matematika.
"Tadi gue ngitung kancing,dan jawabannya G"sahut Paris berbisik.
"Ah kunyuk lo. Kan sampai D bego"ucap Nanda berbisik.
"Kalau G gak ada berarti gue belum tau jawabannya gendut"ucap Paris membuat Nanda menganga.
"Gendut?! Lo ngatain gue gendut?!"ucap Nanda berseru membuat seisi kelas menoleh ke arahnya termasuk bu Rini yakni guru matematika di kelas nya.
"Nanda? Kamu kenapa?"tanya bu Rini.
"Itu bu. Masa si Paris ngatain saya gendut. Kan saya gak gendut"ucap Nanda mengadu.
"Ya ampun. Yaudah. Kamu duduknya pindah di samping Sindi"ucap bu Rini.
Nanda pun berjalan dan duudk di samping Sindi yang selalu mendapatkan juara karna prestasinya.
"Emm..Sin. Gue minta jawaban nomor 4 dong"ucap Nanda berbisik.
Sindi yang memang baik hati pun memperlihatkan kertas jawabannya.
"Tuh salin. Gue udah selesai"ucap Sindi berbisik.
Nanda tersenyun lalu ia pun menyalin semuanya yang sudah Sindi isi.
"Thanks ya Sin"ucap Nanda sambil tersenyum.
"Iya"ucap Sindi sambil tersenyum.
"Woii! Stts! Minta nomor 11,12,13 dong"ucap Paris pada Nanda yang duduk di depannya.
"Bu itu bu si Paris masih ganggu saya!"adu Nanda membuat seisi kelas kembali memperhatikannya.
"Paris? Kamu kalau suka sama Nanda bilag. Jangan ganggu dia aja"ucap bu Rini membuat satu kelas bersorak 'ciee' pada Paris dan Nanda.
"Ih ibu apaan sih?! Masa saya suka sama cwe aneh kek Nanda?"ucap Paris.
"Tau tuh bu Rini. Padahal kan udah keliatan banget kalau si Nanda itu kampungan. Gak pantes sama Paris yang ganteng dan tajir"ucap Syifa yakni teman sekelas Nanda yang memang mencintai Paris sejak kelas 1 SMP.
"Nah bener tuh bu. Secara kan si Paris itu kalangan dari orang bermartabat tinggi. Sedangkan Nanda?"ucap Fadilah,sahabat Syifa.
Satu kelas tertawa. Terkecuali Paris juga bu Rini.
Brak!
Nanda menggebrak meja lalu berdiri. Membuat semua terdiam.
"Denger ya! Gue emang gak kaya! Gue sederhana! Tapi gue gak serendah bacot kalian! Dan inget! Gue bakalan beli mulut sampah kalian ketika gue sukses nanti!"ucap Nanda lalu ia berjalan menuju meja guru dengan kertas ulangannya.
"Saya selesai bu. Saya juga ijin"ucap Nanda sambil memberikan dengan sopan kertas ulangan nya lalu ia pergi ke luar.
"Nanda emang kaya,dia sederhana. Tapi sikap dia gak semurah dan gak serendah sikap lo!"ucap Paris setelah ia berdiri dan menatap Syifa juga Fadilah.
Kemudian ia berjalan menuju bu Rini dengan kertas jawabannya yang ia jawab asal.
"Bu saya selesai. Saya izin"ucap Paris lalu ia keluar dan mencari sahabatnya.
Ia mencari Nanda ke rooftop karna ia tau,jika Nanda memiliki masalah atau tengah pusing karna buly-buly'an,gadis itu pasti mencari tempat sepi.
Saat di rooftop,ia melihat Nanda yang tengah melamun dengan posisi berdiri dengan kedua tangannya yang ia lipat dan ia letakan di atas tembok pembatas balkon / rooftop itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Cinta Aku Dan Kamu [-Paris Dan Nanda-]
Teen Fiction"Apa lo gak malu punya pacar buta kek gue?"tanya Nanda membuat Paris menurunkan tangannya juga Nanda namun masih dalam keadaan menempel. Paris tersenyum dan menghembuskan nafasnya. "Kalau gue malu punya lo,dari waktu lo buta gue gakan nemenin lo"uca...