20.

62 5 0
                                    

Sepulangnya ia dari rumah sakit kemarin,kini ia tengah duduk di ayunan yang ada di gazebo Paris.

Ia melamun sambil menunggu Paris yang sedang mengambil juice dan cemilan.

Tak lama kemudian Paris datang dengan membawa nampan yang berisi dua burger dan dua juice wortel untuknya juga Nanda.

Paris duduk di kursi ayunan yang ada di hadapan Nanda.

"Buka mulutnya nih gue suapin jus wortel biar mata lo cepet sembuhnya"ucap Paris sambil menyodorkan segelas jus wortel pada Nanda.

Nanda berusaha mencari letak gelas itu membuat Paris tersenyum,hingga akhirnya lelaki itu memegang tangan Nanda dan membawanya kegelas yang ia sodorkan hingga Nanda dapat meminumnya.

Paris kembali tersenyum melihag Nanda yang sudha ada kemajuan untuk menutut kepadanya.

"Mau burger?"tanya Paris.

Nanda mengangguk dengan pandangannya yang kosong entah menatap apa. Namun bibirnya masih senantiasa menyunggingkan senyum meskipun sebenarnya hati ia sudah banyak terkena goresan yg di sebabkan oleh orang orang yang ia sayang,yaitu keluarganya.

Paris pun memilih duduk di samping Nanda sedangkan nampannya ia biarkan di kursi ayunan yang tadi ia duduki. Kemudian ia menyuapi Nanda dengan perlahan.

"Enak?"tanya Paris.

Nanda mengangguk.

Akhir akhir ini Nanda memang jarang bicara.
Kepala dia lah yang sering bicara untuk menjawab atau merespon ucapan orang lain.

"Ris"panggil Nanda.

"Hmm?"sahut Paris sambil menatap gadis di sampingnya.

"Dua hari lagi gue ulang tahun. Apa bunda gue sama ayah gue dan kak Ara bakalan dateng kesini buat ngerayain bareng gue?"tanya Nanda membuat Paris membawa kepalanya kedalam dada bidangnya.

"Nanda,meskipun nanti keluarga lo gak ada id hari ulang tahun lo,kan ada gue. Ada bunda,papah,kak Pingkan. Jadi lo gak usah sedih ya"ucap Paris.

"Tapi apa iya mereka gak inget sama hari lagir gue?"ucap Nanda lirih.

"Mereka inget kok. Dan gue yakin mereka sekarang lagi mikir gimana cara mereka buat ketemu sama lo"ucap Paris.

"Kalo nanti mereka gak nemuin gue gimana? Mereka udah gak sayang lagi dong sama gue"ucap Nanda.

"Mereka sayang sama lo. Mungkin kalau nanti mereka gak kesini buat nemuin lo,mereka pasti kirim doa yang bakalan Allah denger dan hijabah"ucap Paris.

"Amin...Em...lo sendiri gak lupa kan?"tanya Nanda.

"Enggak dong. Masa lupa. Bahkan gue udah nyiapin sesuatu buat lo"ucap Paris membuat senyum Nanda mengembang.

"Apa tuh?"tanya Nanda sumrigah.

"Eitts ada dong. Namanya juga suprice. Ya harus rahasia"ucap Paris.

Namun seketika senyum Nanda memudar membuat Paris yang menunduk menatapnya keheranan.

"Kenapa? Kan nanti juga lo tau suprice nya. Jangan marah dong"ucap Paris smabil mengelus kepala Nanda.

"Emm...percuma Ris ngasih suprice juga,gue gakan bisa ngeliat semuanya. Jangankan ngeliat semuanya,ngeliat diri sendiri aja gue gak bisa"ucap Nanda sambil tersenyum perih.

"Tenang aja. Gue tau caranya supaya lo tau suprice yang bakalan gue kasih ke lo. Tapi nanti"ucap Paris.

Nanda tersenyum.

"Andai gue bisa ngeliat. Bakal gue peluk lo sekarang"ucap Nanda membuat Paris tersenyum menatapnya kemudian ia memeluk Nanda dari samping.

"Biar gue yang meluk lo"ucap Paris.

Nanda tersenyum dengan matanya yang entah menatap apa dengan tatapan kosong.

-

Malamnya tepat pada pukul 21:00,kini Nanda tengah duduk di atas kasurnya dengan tubuhnya yang ia sandarkan di bagian bantal kasur dan kakinya yang ia luruskan karna kini ia tengah di pijat oleh bunda Paris.

"Bunda,bunda kok mau sih ngurusin aku? Aku kan cuma bisa ngerepotin aja. Bunda juga kenapa mau makein aku baju dan sebagainya. Bunda juga kenapa rela tidur bareng aku biar pas aku mau ke kamar mandi bunda yang anterin. Kenapa bun? Apa karna bunda kasiannya sama aku yang udah gak jelas tujuan hidupnya. Karna keluarga aku aja gak tau kemana. Terus sekarang aku buta"ucap Nanda membuat bunda menghentikan pergerakan tangannya dan kemudian ia memeluk gadis yang malang itu dari samping.

"Sayang,kamu udah bunda anggep sebagai anak bunda sendiri. Dan kamu juga udha jadi bagian dari hidup bunda sama Paris. Bukannya kasian tapi bunda sayang"ucap bunda.

"Makasih ya bun"ucap Nanda sambil membalas pelukan bunda dengan lemah.

Kemudian bunda meregangkan pelukannya dan menatap Nanda.

"Oh iya sayang,dua hari lagi kan kamu ulang tahun,kamu mau pesta yang kaya gimana dan kamu mau kado apa?"tanya bunda.

Paris yang tadi hendak masuk,langsung terhenti di depan pintu kamar Nanda yang setengah terbuka karna ia ingin mendengar semua yang Nanda inginkan tanpa harus Nanda tau jika dirinya mengetahui itu.

"Gak usah bunda,percuma aku gakan bisa ngeliat semuanya. Lagian juga nanti aku malu kalau semua orang bakalan tau kalau aku buta"ucap Nanda.

"Sayang kamu kok gitu sih? Jangan bilang gitu. Syukurin aja. Doa dan ikhtiar ya. Jangan rendah diri gini dong. Semangat"ucap bunda menyemangati membuat Nanda tersenyum dengan matanya yang entha menatap apa.

"Iya bun. Makasih ya"ucap Nanda.

"Sama sama sayang. Terus nanti kamu mau kado apa di ulang tahun kamu?"tanya bunda.

"Aku cuma mau keluarga aku ada di sisi aku saat aku ulang tahun dan untuk selamanya,bunda"ucap Nanda lirih membuat senyum yang ada di bibir bunda langsung memudar.

Ia menatap iba gadis di hadapannya ini.

"Bunda aku sama ayah inget gak ya bun kalau dua hari lagi aku ulang tahun? Terus kak Ara sama adik adik aku juga inget gak ya?"ucap Nanda lagi.

"Andai aku bisa ngeliat,bakal aku cari mereka sampai ke ujung dunia"ucapnya lagi sukses membuat bunda menteskan air matanya dengan diam.

Paris yang mendengar itu saja,matanya sudah memanas karna menahan air matanya yang hendak keluar.

"Atau aku harus mati dulu supaya aku bisa bilang ke Allah untuk jaga mereka"ucap Nanda lagi membuat bunda memeluknya kembali.

"Sayangg..."isak bunda.

Nanda menangis sambil mencoba tersenyum.

"Aku kangen mereka bun"tangis Nanda.

"Nanda juga mau di temenin sama mereka di sata nanda kaya gini"ucapnya lagi.

"Kenapa semua ini harus terjadi sama Nanda bun?"ucapnya lirih.

Paris mengeluarkan air matanya.

"Nanda salah apa sama Allah bun sampai Allah ngasih ujian yang amat berat kek gini?"isak Nanda.

"Denger sayang denger. Allah sayang sama kamu,makanya dia nguji kamu kaya gini. Pecaya sama bunda,semuanya akan indah pada waktunya"ucap bunda.

Nanda mengangguk maish dnegan air matanya yang terus mengalir di pipinya.

"Maafin gue Da,gegara gue lo kaya gini. Maaf" batin Paris sambil menangis dalam diam merasa bersalah.

-

Cerita Cinta Aku Dan Kamu [-Paris Dan Nanda-]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang