Chapter 7

2.6K 218 0
                                    

Selamat membaca... 📖😄

Baekhyun_G
arahime_

.
.
.
.
"Kalian kurang waspada!" Kata Ming Xia yang entah sejak kapan sudah berada di tempat mereka. "Bodoh sekali!"

Li Zhang menggeram mendengar ejekan kasar yang dilontarkan pemuda penyelamatnya. Hampir saja dirinya keblabasan ingin memukul pemuda itu. Namun cengkraman kuat tangan kaisar  padanya membuat Li Zhang mengurungkan niatnya itu. Dalam hati ia terus mengutuki perilaku tidak sopan pemuda dihadapannya. Apakah dia tidak tahu kalau orang yang dihadapannya adalah seorang kaisar Kerajaan Shuliang?

"Iya kami memang kurang waspada dan bodoh. Maka dari itu tolonglah tuan kami, dia terluka parah karena terkena anak panah." mohon Li Zhang pada Ming Xia.

"Tuanmu? Yang mana?"

"Dia..." tunjuk Li Zhang mengarahkan kedua matanya pada kaisar Zhi Feng yang kini terunduk lemas dalam rangkulannya. Ming Xia menatap lekat-lekat wajah pria yang tertunduk lemas di rangkulan Li Zhang. Sebagian wajahnya tertutup rambut, membuat Ming Xia sulit melihat dan menganalisis orang itu. Namun dari pakaian, aksesoris dan semua yang dikenakannya, Ming Xia hanya bisa menduga bahwa orang yang terluka itu adalah  seorang bangsawan.

Guangli berulang kali menarik napas untuk mengstabilkan detak jantungnya setelah berlari mengejar Ming Xia. Gadis itu benar-benar seorang pelari yang hebat. "Ada apa Ming Wu?"

Ming Xia beralih menatap pria yang tertunduk lesu dirangkulan Li Zhang lalu berkata, "Dia terluka."

Betapa terkejutnya Guangli melihat bahwa orang yang terunduk lesu karena luka ditubuhnya adalah kaisar Zhi Feng. Bagaimana ia tidak bisa mengenalinya? Sudah jelas sekali meski ia tidak benar-benar melihat wajahnya dengan jelas namun cincin batu zamrud di jari tengahnya sudah menunjukkan bahwa dia adalah kaisar negeri Shuliang.

Sebuah cincin yang diturunkan secara turun temurun dari pendiri pertama kerajaan Shuliang yaitu Kaisar Shu Huang dan permaisuri Liang Zhi sebagai bukti murninya keturunan dan sucinya cita-cita untuk meneruskan harapan-harapan mereka yang belum diwujudkan.

"Saya mohon selamatkan tuan kami!" mohon Li Zhang diikuti oleh dua orang prajurit kaisar lainnya.

Kekhawatiran kini mengganggu Guangli. Bagaimana tidak? Bagaimana jika Li Zhang sampai mengenali dirinya. Sia-sia sudah penyamaran dua tahun yang ia lakukan bersama nonanya selama ini. Ada kaisar Shuliang lagi. Memang bisa dibilang kesempatan besar untuk mengungkapkan kejadian yang sebenarnya secara langsung dan pribadi dihadapannya. Namun hal itu akan sangat beresiko untuk keselamatan Ming Xia. Ya, memang nama keluarga Wu bisa bersih seketika namun musuh-musuh lain pasti akan menggunakan Ming Xia sebagai target jika hal itu dilakukan.  Ia tidak ingin keselamatan nonanya terancam apalagi mengingat janjinya pada tuannya dahulu untuk melindungi sang nonanya. Kini Guangli berharap Ming Xia menolak permintaan pertolongan itu.

"Baiklah! Aku akan menolong kalian!" Putus Ming Xia

Bagai tersambar petir di siang hari, ketakutan Guangli semakin menjadi. Ia pun menarik tangan Ming Xia lalu menyeret sang nona ke tempat yang agak jauh dari empat orang itu.

"Kau tahu nona, membiarkan orang asing berada disekitar kita itu berbahaya! Bagaimana jika penyamaran kita terbongkar?"

"Ah paman. Paman ini terlalu khawatir. Hal itu tidak akan terjadi, lagian mereka juga terlihat seperti orang yang baik-baik. Apa salahnya menolong mereka? Dan paman tidak perlu takut, mereka tidak akan mengenali identitas asliku." ujar Ming Xia tenang.

Tentu saja Ming Xia berkata seperti itu, selama 2 tahun terakhir banyak perubahan yang terjadi pada dirinya. Lantas masih mampukah mereka mengenal Ming Xia?

"Eh tunggu dulu!" Guangli menarik tangan Ming Xia lagi, hingga dirinya kini kembali bertatap muka dengan pamannya yang amat sangat menyebalkan itu."Dengarkan aku! Mereka adalah orang-orang negeri Shuliang. Kita harus tetap waspada!" ujarnya menatap Ming Xia serius.

Ming Xia tertawa kecil. Ia menatap lucu sang paman yang memperlihatkan mimik muka yang terasa aneh baginya. Ming Xia menganggap hal ini sebagai bahan lelucon karena sudah berulang kali Guangli memperingatkannya untuk tidak berdekatan dengan pria asing. Namun bagaimanapun juga Ming Xia juga perempuan normal yang masih memiliki rasa simpati dan kasihan.

Keterlibatannya dalam berinteraksi dengan lawan jenis tidak dapat terhindarkan dan hal itu amat sangat Ming Xia manfaatkan. Selama ini ia selalu meledek Guangli sebagai orang tua yang bersikap posesif pada putrinya. Selalu menjauhkan dirinya dari laki-laki.

"Kita tidak bisa biarkan ini lebih lama, kita harus menyelamatkannya!" Kata Ming Xia berusaha membujuk Guangli.

"Aku tidak butuh bantuan paman, jika paman tidak ingin. Aku yang akan membantu mereka sendiri!" Putus Ming Xia setelah lama menunggu jawaban Guangli.

"Mari ikut saya!" ujar Ming Xia memimpin jalan kembali ke rumahnya.

Guangli terkejut sebelum akhirnya hanya bisa menggeleng-gelangkan kepalanya dengan tingkah nonanya yang mengambil keputusan sepihak. Semoga saja apa yang ia khawatirkan tidak terjadi.

_bersambung_

Destiny of Ming Xia [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang