Chapter 13

2.4K 208 5
                                    

[WARNING!
BANYAK ADEGAN KEKERASAN! PEMBACA HARAP BIJAK DALAM MENANGGAPINYA!]

[WARNING! BANYAK ADEGAN KEKERASAN! PEMBACA HARAP BIJAK DALAM MENANGGAPINYA!]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


(Kaisar Zhi Feng)








SELAMAT MEMBACA!📖😊

Baekhyun_G
arahime_








"Kau pikir aku selemah itu! Tidak Ming Xia! Tidak! Kau lihat aku bisa berdiri sekarang!" ujar kaisar dengan nada sombong membanggakan dirinya yang pulih dan menunjukan bahwa sakitnya waktu itu hanya pura-pura.

"Jadi kau pu...pura-pura?" heran Ming Xia.

"Dasar pengkhianat!" umpat Kaisar Zhi Feng menatap Guangli dan Ming Xia bergantian. Kaisar Zhi Feng menganggukan kepalanya memeberi isyarat untuk menangkap Ming Xia agar tidak kabur. Salah seorang prajuritnya pun mengikat tangan Ming Xia. Ming Xia hanya bisa berteriak meminta tolong ketika Guangli dipaksa berlutut dengan tangan yang terikat di belakang. Ming Xia terus meronta, ia ingin menolong pamannya namun apa dayanya sekarang. Tangannya terikat tali. Ia tidak bisa bergerak sekarang. Belum lagi seorang prajurit kaisar yang menempatkan pedangnya di leher Ming Xia. Pedang tajam itu siap menggores leher Ming Xia kapan saja jika gadis itu bergerak.

"Pamannn...! Dasar pengecut! Lepaskan aku!"

"Apa katamu? Pengecut? Pengkhianat seperti kalian tidak pantas menyebutkan hal itu. Tidak akan tempat bagi kalian di negeri ini ataupun tempat mana pun! Orang hina seperti kalian hanya pantas mati! Matilah kau... seluruh keluarga Wu sudah aku habisi! Sekarang waktunya anda menyusul... Putri Ming Xia..."

Ming Xia mendengus kesal. Ia mengepalkan tangannya erat. Berulang kali ia menahan rahang dan mulutnya untuk mengeluarkan kata-kata kasar. Ming Xia hanya bisa menatap penuh kebencian pada prajurit kaisar Zhi Feng dan tuannya yang kini menarik pedang Li Zhang dari sarungnya.

"Yang mulia..."

"Tidak Li Zhang! Biar aku yang melakukannya sendiri!

Memberikan hadiah yang seharusnya sejak dari dulu mereka terima!"

"Baik!"

Pedang perak berukiran naga dihiasi dengan batu permata kini berada di tangan kaisar Zhi Feng. Ia memejamkan mata. Terlintas sebuah ingatan pahit ketika ayahnya, kaisar terdahulu terbunuh secara mengenaskan. Meski kejadian itu sudah beberapa tahun yang lalu, sampai saat ini amarahnya belum bisa redam. Terlebih lagi pada saat ini, tepat didepannya ada keluarga dan pelayan dari keluarga pelaku kejahatan itu yang ternyata masih hidup. Dirinya sudah tentu tidak akan melewatkan kesempatan ini untuk mengeksekusi mereka.

Kaisar mengeratkan pegangan tangannya pada gagang pedang. Ia menarik napas panjang kemudia membuangnya perlahan. Ia bejalan mendekati Guangli dan berkata, "Prajurit Guangli, pelayan setia keluarga Wu. Siapkah kau menyusul tuanmu sekarang?"

"Kaisar Zhi Feng... anda benar-benar tidak adil. Kenapa anda menetapkan keluarga Wu sebagai tersangka pembunuhan kaisar terdahulu tanpa bukti yang kuat? Kau benar-benar kejam! Kau menghukum keluarga dan kerabat Wu dengan membantai mereka! Apakah itu bisa disebut keadilan?"

"Di detik-detik menjelang kematianmu, kau masih banyak bicara... bagaimana kalau aku melakukannya sekarang saja!"

"Jangan... keluarga Wu tidak..."

CRET!

"Guangliii....!!!" teriak Ming Xia melihat kaisar menebas kepala Guangli hingga kepalanya hampir saja putus.

Darah segar mengalir membanjiri tanah diikuti dengan menggelindingnya sebuah kepala yang baru saja berpisah dari tubuhnya. Darah segar itu tidak sengaja mengenai wajah kaisar Zhi Feng. Dengan senyuman angkuh dirinya mengelap darah itu dengan sekali lap saja.

Kaisar membalikan badannya dan beralih menatap gadis cantik yang tangah duduk dengan tangan terikat. Wajahnya penuh ketakutan sekarang. Pasti karena melihat eksekusi yang ia lakukan pada pamannya. Wajah gadis itu terlihat pucat pasi. Namun entah mengapa dirinya lebih menyukai wajah itu dari pada sebelumnya.

"Ming Xia... kau tentu ingin segera bertemu dengan ayahmu kan?" tanya kaisar membelai wajah Ming Xia namun dirinya mengalihkan pandangannya kearah lain. Berusaha menahan emosinya.

Gerakan cepat kaisar membuat Ming Xia terkejut. Ia tidak menyangka antara dirinya dan juga kaisar hampir tidak ada jarak. Wajah kaisar sangat dekat dengannya sekarang. Ming Xia bisa merasakan deru napas kaisar Zhi Feng.

"Ming Xia, aku tahu ini berat. Tapi..."

Kaisar Zhi Feng mendekatkan mulutnya ke arah telinga Ming Xia kemudian berbisik, "Aku menginginkan mu..."

Tentu bisikan halus itu berhasil membuat bulu kuduk Ming Xia berdiri. Dirinya gugup sekarang. Setelah melihat Guangli, ia tidak tahu apa yang akan terjadi padanya sekarang.

"Menginginkan kematianku hah? Bukankah begitu?" desis Ming Xi dengan nada dingin.

"Tentu saja. Dan dengan senang hati aku akan mengabulkannya.

Untukmu apa yang tidak bisa aku lakukan..." goda Kaisar Zhi Feng namun hanya di balas dengan tatapan penuh kebencian oleh Ming Xia.

"Kau siap?"

Kaisar Zhi Feng mengayunkan pedangnya. Ming Xia memejamkan mata dalam hati ia hanya bisa berkata,

Ayah maafkan aku... aku tidak bisa menepati janjiku mengungkapkan kebenaran itu... ayah maafkan aku...

SRET!!!
.
.
.
.
.

"Aaaaaaaaaa! Tidakkkkkkkk!"

Ming Xia segera membuka kedua matanya. Ia menarik napas panjang-panjang tatkala bangun dari mimpi buruk. Ming Xia mengelap keringat dingin yang membasahi dahinya. Mimpi itu terasa begitu nyata. Nyata dan sangat nyata. Apakah itu sebuah pertanda? Tidak! Itu pasti tidak akan terjadi! Ming Xia tahu dirinya dan pamannya sedang dalam bahaya. Jika ia berhati-hati pasti identitas aslinya tidak akan terbongkar.

Namun sampai saat ini, Ming Xia masih tidak percaya jika orang yang ditolongnya adalah orang yang seharusnya mereka hidari. Ming Xia mengingat kembali kejadian malam itu.

"Terima kasih paman. Aku berjanji akan menjaga jarak dengan mereka. Rahasia kita pasti akan terjaga. Aku janji..."

Guangli mengangguk lalu membelai kepala Ming Xia dengan lembut.

"Nona... aku ingin mengatakan sesuatu demi keamanan kita sekarang..."

"Katakan saja,"

"Orang-orang yang nona tolong... dia... adalah..."

"Adalah apa?"

"Prajurit istana, Komandan Li Zhang, dan juga... kaisar Zhi Feng..."

"Apa?!"

Ming Xia menggaruk-garukan kepalanya dan berpikir keras untuk bisa menjaga identitas aslinya tanpa dicurigai.

Mengingat kejadian malam itu membuat Ming Xia tersenyum sendiri. Entah itu senyum kebahagiaan atau senyum kepahitan.

"Ternyata aku tidak salah... kau adalah dia... selama ini... entah mengapa... kerinduanku semakin memuncak... tapi setelah melihatmu... rasanya lebih baik... Feng Zhe*..."


*nama kecil kaisar Zhi Feng

_bersambung_

Destiny of Ming Xia [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang