Chapter 32 (END)

5.9K 238 33
                                    

Akhirnya setelah sekian lama sampai juga chapter end...
Epilog menyusul ya..

Selamat membaca...📖😄🤗

Baekhyun_G
arahime_

Kaisar Zhi Feng memungut surat yang Ming Xia tamparkan di wajahnya. Tidak ada raut wajah marah ataupun raut wajah kecewa yang ia tampakan. Mata kaisar Zhi Feng memandang kosong dengan raut wajah yang sulit di artikan.

Saat kaisar Zhi Feng melihat pancaran mata penuh luka dan kebencian dari wanita yang telah mencuri hati dan cintanya. Kaisar Zhi Feng seakan dihantam berpuluh-puluh ribu pukulan yang membuat dadanya sesak.

Dengan langkah lunglai ia meninggalkan pavilium dan menuju istana emas guna meratapi kebodohannya yang jelas melukai Ming Xia.

Jendral Li Zhang mengikuti kaisar Zhi Feng dari belakang. Ia tahu saat ini emosi dan perasaan kaisar Zhi Feng saling berlawanan dan bertentangan. Saat kaisar Zhi Feng harusnya merasa senang akan keberadaan wanita pujaan hatinya telah kembali, amarah, kebencian dan dendam yang selama ini terkubur rapat menguap di permukaan dan membuat kaisar Zhi Feng bertindak sebaliknya.

Sesampainya kaisar Zhi Feng di istana emas, kaisar Zhi Feng membaca surat peninggalan mendiang yang mulia kaisar Zhi Hui. Kaisar Zhi Feng membaca kata demi kata dalam surat bahasa isyarat yang hanya ia dan mendiang kaisar Zhi Hui yang tahu. Mereka akan selalu mengirim surat bahasa isyarat saat mereka berdua sedang menggoda mendiang permaisuri terdahulu.

Kaisar Zhi Feng meremas surat tersebut dengan air mata yang mulai mengalir membasahi pipinya. Ia menjatuhkan kepalanya di atas permukaan meja dan tangannya tak henti-hentinya memukul -mukul meja.
Kaisar Zhi Feng menangis histeris, selama ini ia telah salah dan berdosa memberi hukuman pada orang yang salah. Ia meratapi kebodohannya dulu yang sangat mudah terprovokasi oleh pamannya Tao Li yang ternyata selama ini adalah dalang dari semuanya.

Patut dan merupakan hal yang wajar jika tatapan penuh cinta Ming Xia dahulu kini tergantikan oleh tatapan benci dan penuh luka. Semua itu wajar sebab ia telah merenggut semua milik Ming Xia yang amat berharga dari hidupnya.

Dengan masih tergugu, kaisar Zhi Feng melangkah menuju sebuah lukisan yang ada di ruang kerjanya. Lukisan itu merupakan lukisan kaisar Zhi Hui yang mengendong kaisar Zhi Feng saat ia baru saja lahir.

Kaisar Zhi Feng nyaris saja jatuh, saat jarak dirinya dan lukisan tersebut hanya berjarak 2 Chi saja. Jika saja jendral Li Zhang tidak singap menangkapnya mungkin kaisar Zhi Feng akan menghantam lantai.

Saat ini kaisar Zhi Feng merasa amat terpuruk dan rapuh. Bahkan untuk berdiri saja rasanya ia tak sanggup. Saat ini ia begitu lemah dan amat tak berdaya akan kenyataan yang baru saja menamparnya keras.

Akankah setelah ini Ming Xia akan tetap membencinya?

***

Di kediaman mentri Tao Li tengah berlangsung pertemuan. Mereka yang datang merupakan bawahan mentri Tao Li yang juga ikut serta dalam tragedi pembunuhan kaisar Zhi Hui dua tahun yang lalu.

Mereka yang memilih memberontak kaisar Zhi Feng merupakan mentri dan pejabat yang tidak puas akan posisi dan kedudukannya kini. Mereka semua adalah orang-orang yang haus kekuasaan dan juga haus pujian dan penghormatan. Maka jika ada jalan bagi mereka untuk bisa merangkak naik dari posisi mereka, lantas mengapa tidak? Bahkan jika harus menjamin kesetiaan kepada kubu pemberontak sekalipun tak masalah walaupun resikonya lima puluh berbanding lima puluh.

Saat mereka mendiskusikan pemajuan rencana, ada beberapa dari mereka yang menolak dan ada beberapa dari mereka yang bahkan berkeinginan bergerak cepat.

"Mengapa tidak? Kurasa apa yang di katakan mentri Tao Li sangat benar. Alangkah baiknya jika rencana di percepat, bukankah semakin cepat kita menjalankan rencana tersebut maka semakin baik?!" Kata mentri peringkat dua di kementrian protokoler (hubu) .

Para mentri dan pejabat lain termenung. Dari apa yang mereka tangkap tersirat nada provokasi didalamnya dan jika di telaah lebih jauh terdapat makna lain dari ucapan mentri peringkat dua kementrian protokoler tersebut. Secara halusnya ia mengatakan semakin cepat kita menggulingkan kaisar, maka semakin cepat pula kita naik satu tingkatan. Bukankah itu yang mereka tunggu? Lantas apa lagi? Setelah memikirkannya lebih dalam, akhirnya mereka setuju dengan pengubahan jadwal rencana yang di percepat.

Tak berselang berapa lama dari keputusaan akhir pertemuan, Yang Chin datang dengan seluruh tubuh dinodai cairan kental berwarna merah. Beberapa mentri dan pejabat bergidik ngeri melihat penampilan Yang Chin yang penuh luka.

"Ada apa?" Kata mentri Tao Li datar dan dingin.

"Hamba berhasil mendapatkan buktinya" jawab Yang Chin yang langsung membuat mentri Tao Li menoleh padanya dengan tatapan yang penuh binar.

Yang Chin memberi mentri Tao Li surat yang di curinya. Mentri Tao Li jelas menerimanya dengan suka cita. Para mentri dan pejabat yang masih ada di dalam aula pertemuan menatap penasaran.

Mentri Tao Li ingin melihat isi surat yang hampir saja mengagalkan rencananya. Ia membuka surat itu dan membacanya. Matanya terbelalak kaget saat membaca beberapa deret kata yang menjadi satu kalimat yang membuat amarahnya membuncah.

Selamat anda tertipu Mentri Huang Tao Li

Wu Ming Xia

Mentri Tao Li meremas surat tersebut dan menyemburkan kemarahannya pada Yang Chin yang sama terkejutnya saat membaca isi surat tersebut melalui ekor matanya.

"APA-APAAN INI, YANG CHIN?!" Teriak mentri Tao Li marah.

Belum sempat Yang Chin menjawab, suara keributan di luar aula membuat semua orang menoleh penasaran pada pintu yang tertutup rapat. Suara keributan di luar aula semakin dekat, bahkan mereka juga mendengar jeritan memilukan dari para pelayan di kediaman mentri Tao Li.

Tiba-tiba pintu aura di buka secara paksa sehingga menghasilkan bunyi gebrekan yang cukup keras. Prajurit kerajaan Shuliang lantas masuk dan mengamankan segala penjuru ruangan dengan pedang dan tombak yang teracung kedepan.

Jendral Li Zhang yang merupakan pemimpin dari pasukan tersebut melangkah kedepan dengan aura bengis yang mendominasi.

"TANGKAP MENTRI HUANG TAO LI DAN SEMUA YANG ADA DI RUANGAN INI. MALAM INI JUGA MEREKA AKAN MENDAPAT HUKUMAN MATI DENGAN SELURUH KELUARGA MEREKA" perintah jendral Li Zhang yang langsung di patuhi prajurit-prajuritnya.

"Apa maksudmu dari penangkapan ini?" Teriak mentri Tao Li tidak terima.

"RENCANA PEMBUNUHAN TERHADAP MENDIANG KAISAR ZHI HUI, PEMBUNUHAN, PENYELUNDUPAN ILEGAL, PENGGELAPAN DANA KAS KERAJAAN, RENCANA PEMBUNUHAN TERHADAP PUTRI DI MENDIANG MENTRI WU DAN RENCANA PEMBERONTAKAN DAN KUDETA TERHADAP KAISAR ZHI FENG" Jelas jendral Li Zhang datar.

"KAU MASIH MENGELAK? SAYANGNYA SEMAKIN KAU BERSIKUKUH MENOLAK SEMAKIN KEJAM KAMI AKAN MENYERETMU. TERLEBIH TIDAK ADA HAK LAGI BAGI KALIAN UNTUK MELAKUKAN BANDING DI PENGADILAN DAN KEMENTRIAN HUKUM, SEBAB KAMI MEMILIKI BUKTI KUAT DAN JUGA DUA SAKSI. DAN TAK TANGGUNG-TANGGUNG KAISAR LANGSUNG MENURUNKAN HUKUMAN MATI PADA KALIAN SEMUA TANPA PROSES PERADILAN. INI TIHTA YANG MULIA KAISAR" lanjut jendral Li Zhang yang langsung membuat semuanya pucat pasih termasuk mentri Tao Li.

"Pada akhirnya semua kebusukanmu terungkap. Kau lupa ada masa di mana kebenaran akan selalu menang dari kejahatan" gumam Guangli yang ikut dengan jendral Li Zhang seraya menyaksikan dengan matanya sendiri akhir bagi mentri Tao Li

"Sekarang anda bisa istirahat dengan tenang tuan Wu~~~"

END

Destiny of Ming Xia [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang