Seorang gadis berparas cantik tengah berlari menembus dinginnya angin malam yang menusuk hingga tulang, dibelakannya juga berlari seorang pria paruh baya yang merupakan pengawal pribadi gadis itu.
Gadis itu terus berlari, tak peduli telapak kakinya yang lecet akibat dari lupa memakai alas kakinya. Gadis itu masih saja berlari walaupun disela-sela larinya, kadang ringisan kesakitan lolos dari bibir tipisnya.
Firasat gadis itu begitu buruk, ia merasa akan ada kejadian besar yang menimpa keluarganya. Saat gadis itu tiba di gerbang depan rumahnya yang nampak begitu sunyi, firasatnya semakin buruk.
Dibukanya pintu gerbang perlahan, seketika tubuh gadis itu ambruk. Gadis cantik itu begitu terkejut menatap semua penjaga di kediaman keluarga Wu yang tergeletak di halaman kediamannya dengan darah segar yang mengalir disekitarnya.
Tubuh gadis tersebut gemetar ketakutan, tak berselang berapa lama air matanya luruh dari pelupuk matanya. Gadis itu berusaha menguatkan dirinya, ia lantas bangun dan kembali berdiri. Ia harus mencari Ayahnya.
Dengan sekuat tenaga gadis itu melangkah, bahkan berlari melewati mayat-mayat dengan luka yang menganga.
Bau amis darah menguar di udara yang membuat gadis itu merasakan kepalanya terasa pusing serta perutnya terasa melilit karna ingin muntah, namun disisa tenaganya menahan gejolak tersebut.
"Ayah.."
"Ayah!"
Gadis itu tak henti-hentinya memanggil ayahnya, hingga tiba-tiba saja langkahnya terhenti saat menemukan orang yang di carinya.
Tangisnya semakin keras dan kencang saat mendapati ayahnya yang bersandar pada dinding ruang kerjanya dengan belati yang masih menancap tepat di jantungnya.
Gadis cantik berusia 15 tahun itu mendekat kepada ayahnya, ia memegang kedua bahu ayahnya dan mengoyang-goyangkan tubuh ayahnya.
"Ayah.. hiks"
"Ayah.." panggil gadis itu segugukan.
Pria di hadapannya perlahan membuka kedua matanya, bahkan disaat kodisinya sudah diambang kematian ia masih menyuingkan senyum pada anaknya.
"X-xia'er"
"Yah ayah, ini Xia" jawab Xia yang kini memeluk tubuh ayahnya dan menangis sejadi-jadinya di dada ayahnya.
"Ja-ngan menagis, anak ayah adalah gadis yang ku-kuat" ucapnya terbata. Pria paruh baya itu mengelus pambut panjang putrinya seraya menenangkan putri semata wayangnya, buah cinta dirinya dan mendiang istrinya.
"Apa yang terjadi hiks.., mengapa semua orang mati hiks hiks.. bahkan ayahpun terluka parah" tanya gadis itu yang melepaskan pelukan pada ayahnya .
Ayahnya tak menjawab, ia mengeluarkan sebuah surat dari balik jubahnya dan memberikan pada putrinya.
Gadis itu menatap amplop yang diberikan ayahnya dengan alis yang terangkat.
"Su-rat apa itu ayah, hiks?" Tanyanya segugukan.
"Ka-u ha-harus menjaga surat ini dengan nyawamu Xia'er, jagalah baik-baik surat ini hingga tiba saatnya kau harus menunjukan keadilan pada se-semua orang" jelas ayahnya dengan nada putus-putus.
"Kenapa harus aku, ayah?" Tanyanya.
"Karna kamu anak ayah. Gadis kuat nan tangguh, Wu Ming Xia" balas ayahnya.
"Guangli" panggil pria paru baya itu pada pengawal pribadi putrinya.
"Kutitip Xia'er padamu, pe-pergilah sejauh mungkin dari kota ini sebelum mereka da-datang kembali dan ju-juga membunuh kalian"
"A-ambil lah ini" kata pria itu menyerahkan sebuah peti sedang berisi beberapa koin emas dan perak, tak lupa beberapa surat-surat berharga seperti akta kepemilikan tanah dan kebun.
"Se-belum ka-lian pergi, aku mohon bakar kediaman ini" perintahnya.
"Tidak! Xia tidak mau pergi tanpa ayah!" Teriak Xia meraung saat Guangli membopong tubuh Xia dan mengangguk mengiyakan permintaan tuannya yang sudah ia anggap sebagai kakaknya sendiri.
"Xia tidak ingin pergi tanpa ayah!!" Teriaknya
"Turunkan Xia, paman Guangli. Xia tidak mau menginggalkan ayah" gadis cantik itu terus saja meronta dalam gendongan pengawal pribadinya yang terus melangkah menjauh meningalkan kediaman Wu yang telah dibakar oleh Guangli.
"Anda harus kuat nona Ming Xia, anda harus bertahan demi permintaan terakhir tuan" gumam Guangli dengan nada sendu.
Gadis yang ternyata bernama Ming Xia itu kini berhenti meronta, apa yang Guangli katakan ada benarnya. Ia harus bertahan hidup demi membalaskan kematian ayahnya dan orang-orang dikediamannya yang ia sayangi.
-bersambung-

KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny of Ming Xia [COMPLETE]
FantasíaSebuah karya kolaborasi penulis genre fantasy antara @arahime dan @Baekhyun_G Destiny of Ming Xia Amarah dan dendam yang terpendam membuatnya tumbuh menjadi sosok gadis yang kuat, tangguh, dingin dan tak tersentuh. Setiap hari ia terus berlatih memp...