💛5

292 60 2
                                    













lewat dari lima belas menit herin meunggu jaemin di halte SOPA. agak risih karena terus menjadi pusat perhatian anak SOPA meskipun dirinya sudah memakai masker.

"kamu ngapain disini?",tanya seseorang ketika wilayah SOPA sudah sepi.

herin menoleh ke sumber suara, tepat disebelah kanannya duduklah seorang mark lee dengan wajah dinginnya.

mark membuang muka. terlihat bagi herin mark tengah menelan ludah, jakunnya naik turun.

herin melepas maskernya menjawab pertanyaan mark sambil menunduk.

"apa urusannya sama kamu?",jawab herin dingin.

dirinya masih kesal atas perlakuan mark padanya tadi. mark bangun dari duduknya, meraih tangan herin hendak mengajaknya pulang.

"ayo pulang",ajak mark.

hey? aneh sekali.

"gak",tolak herin mentah-mentah. apa maksudnya mark mengajaknya pulang setelah tadi bersikap dingin padanya? dasar aneh.

mark melepas tangan herin perlahan, herin menunduk meratapi apa yang terjadi sekarang ini. melihat mark dengan sikap anehnya kali ini membuat herin bingung, ingin marah. tapi kasihan.

kenapa mark tiba-tiba aneh seperti ini? tidakkah dia sadar atas sikap dinginnya tadi? sungguh membuat herin sakit.

herin menunduk tidak kuasa mendongak, menatap mata yang sedang dirindukannya itu. ia sebal. arghh!! campur aduk rasanya.

tangan mark menepuk pundak kiri herin pelan, herin tidak bisa mengelaknya, sungguh ia merindukan seluruhnya dari mark.

"maaf ya, aku salah. aku pulang duluan. hati-hati--",pesan mark kala itu.

herin masih menunduk, semakin lama airmatanya semakin turun, perlahan. wajahnya tertutup geraian rambutnya yang hitam pekat.

lagi--mark mengelus rambutku pelan.

"--nih payungnya kamu bawa, nanti turun hujan",katanya meletakkan payung biru polkadot lipatnya disamping herin.

lama kelamaan tangan yang mengelus rambut herin itu pun samar-samar terasanya kemudian hilang.

mark pulang lebih dulu, meninggalkan herin yang tidak menerima kehadirannya dengan baik saat ini.

mark pergi, hanya tidak ingin memperburuk keadaan.

barulah herin berani mengangkat wajahnya menatap punggung mark yang semakin lama semakin jauh ditutup beberapa orang berlalu-lalang sibuk dengan aktivitasnya.

tangannya mengambil payung yang diletakkan mark disampingnya tadi.

"hujan yaa katanya?",kata herin menganggap kata-kata mark itu remeh.

ia menyeka sesikit ujung matanya yang sedikit basah karena air mata. sedih melihat keadaan mark yang semakin lama sulit dimengerti seperti ini.

"herin!",panggil jaemin menghampiri herin membawa dua cup kopi lalu menyodorkannya satu untuk herin.

"terimakasih",kata herin.

"lama yaa? maaf",kata jaemin meminum kopinya setelah itu.

herin menggeleng, padahal kalau jaemin datang lebih dulu tadi, ia tidak akan bertemu mark.

"payung siapa tuh? kaya kenal",ledek jaemin yang pura-pura tidak tahu.

herin bukanlah sosok yang selalu membuat orang penasaran, ia menerapkan sikap jujur yang sempurna dari Manchester.

My Herin [revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang