"kata koeun kamu bolos latihan kemarin",tanya mark padaku saat ini.
"iya, kenapa?"
mark tersenyum lembut kemudian menyerahkan bertumpuk-tumpuk kertas schedule miliknya. aku tahu, sebentar lagi dia akan debut.
"yang rajin dong, gimana sih? katanya mau cepet debut?--",semangatnya.
tidak, kata debut jauh sekali dalam bayanganku setelah mengetahui apa yang ada didalam kata debut itu.
"--bolos kemana emang? pergi sama jaemin?",tanyanya seakan tahu aku memang pergi dengannya.
aku gelagapan. melihat sinis kearah mark yang sedang santai meminum secangkir kopi arabicannya.
hari ini aku free schedule begitu juga dengan mark. akhirnya kami putuskan untuk menikmati sunset bersama di rooftop dormnya mark.
"nggak, kenapa sih?",kataku bohong.
"jaemin juga bolos kemarin",katanya menyenderkan punggungnya ke sandaran kursi santai.
sekarang kami memang sedang dimanjakan oleh SM, tapi apa semua ini akan berlaku kembali ketika sudah sibuk menjadi artist? bayangkan saja. ruangan kemarin. hhh... betapa lelahnya mereka sampai otak mereka dihapus supaya lebih terlihat fresh pikirannya.
menjijikkan.
aku mengalihkan pembicaraan, supaya mark tidak semakin menekanku untuk jujur karena pergi bersama jaemin.
"akhir-akhir ini, fans diam ya? kenapa?",kataku.
memang benar, semenjak kejadian aku membentak manager-nim kemarin, sepertinya hujatan dan komentar-komentar negatif dari mereka diluar sana mulai berkurang.
apa mungkin manager-nim melakukan pernyataan ke publik? yaa kalau memang benar, baguslah. aku lega, karena rumor bahwa aku berpacaran dengan mark sangatlah salah!
kami hanya dekat namun berperasaan. tapi setidaknya tidak ada hubungan apapun yang mengikat kami berdua.
"gatau",kata mark masih fokus dengan buku yang dibacanya.
"aku mau tanya mark",kataku menutup novel bersampul kuning terang ini dan menaruhnya diatas meja yang menjadi pembatas antara kursiku dan kursi mark.
mark menatapku serius, matanya seakan mengabsen apa yang ada diwajahku. mulai dari ujung rambut sampai ujung dagu.
"selama kamu jadi trainee, apa kamu merasa kelelahan?",tanyaku yang kemudian dilanjut tawaan kecil dari mark.
"kamu pikir gimana?",dia malah bertanya balik.
"yaa.. lelahnya sih wajar, tapii---"
"tapi apa?"
"---aku gak betah disini",lanjutku lagi.
"terus? kamu mau berhenti di tengah jalan gitu? disini tidak membosankan bukan? harusnya kamu merasa rileks ya kan?",katanya.
aku bingung memulainya dari mana. tapi yang jelas, aku ingin sekali memberitahunya tentang ruangan itu. aku tidak kuat lagi.
selain mark yang aku khawatirkan, masa depanku juga. apa aku terus-terusan betah disini ketika aku melihat apa yang dilakukan dibelakang layar?
itu hal yang bodoh.
kenapa SM tidak mengambil calon-calon artist dari dalam negeri saja sih? tidak perlu ia menyiksa orang-orang rantau sepertiku.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Herin [revisi]
Fanfictionherin ngga pernah tau takdir bakalan jalan kek gimana ^^from me, julia jlami, 2018