02# Puncak Rindu

3K 319 49
                                    




"Rindu bukan tentang seberapa lama kita tak bersama, tapi seberapa kuat kita pada keyakinan yang digenggam bersama"



Lelaki itu menghentikan langkahnya, ia menatap dalam pintu bercat putih tepat dihadapannya, berulangkali dirinya menarik nafas panjang, meyakinkan diri untuk melanjutkan langkahnya.

Sebuah sentuhan lembut hinggap di pundaknya membuat ia menoleh, ia terpaku melihat wajah cantik yang tengah tersenyum lembut, senyum yang ia rindukan.

"Tzuyu," ucapnya membuat wanita itu mengangguk.

Belum sempat kedua tangan kekarnya meraih tubuh itu untuk dipeluk, sang wanita menghilang begitu saja bagai asap yang diterpa angin, dan membuat sang pria sadar bahwa wanitanya tak ada disini.

"Aku merindukanmu, sayang," ucap Jungkook sambil meremas kemeja di bagian dadanya.

"Jungkook,"

Lelaki itu kembali menegakkan tubuhnya dan melihat seorang perempuan tengah berdiri di ambang pintu.

"Kau sudah datang? Kenapa tidak masuk?" tambahnya lagi sambil merangkul lengan Jungkook.

"Aku baru sampai,"

"Oh begitu, ayo masuk, kebetulan sekali makanannya sudah siap,"

Jungkook masih diam, ia masih teringat tentang wajah Tzuyu tadi.

"Jungkook,"

"Ah iya,"

Keduanya melangkah masuk ke dalam rumah megah tersebut, namun saat di depan pintu, Jungkook kembali menghentikan langkahnya.

"Jungkook, ada apa?"

Lelaki itu masih diam, ia seperti sedang berpikir, dan tak lama ia berusaha melepaskan tangan perempuan di sampingnya.

"Maaf tapi sepertinya kita bicarakan lain waktu saja,"

"Kau mau pergi?"

"Maaf,"

"Sampai kapan Jungkook? Kapan kau akan benar-benar serius? Kita sudah dua kali menunda pembicaraan, dan kita sudah mengundur pernikahan kita selama seminggu,"

"Aku tau, tapi aku-"

"Kau memang tidak ingin serius denganku, 'kan?"

"Tidak, bukan begitu,"

"Jika begitu ayo masuk dan temui Ayah,"

Jungkook diam, ia merasa geram, dan hanya menurut masuk pada perempuan tadi.

🍁🍁🍁

"Jaehwa jangan berlari,"

Tzuyu kembali menghembuskan nafasnya berat, sejak tadi ia terus saja mengejar Jaehwa yang berlari sana sini. Jujur ia sedikit lelah, pasalnya Tzuyu tinggal berdua saja bersama Jaehwa dan selain ia harus mengurus rumah, ia juga menjaga Jaehwa seorang diri di tengah kandungannya yang semakin membesar.

"Jaehwa,"

Bruk!

"Ah! Jaehwa!" Tzuyu sedikit berlari dan kesulitan untuk berjongkok, ia meraih tubuh Jaehwa yang sedang menangis dan memangkunya.

Love In Sorrow [Again] [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang