▪
▪
▪
"Kasih sayang bukan hanya milik mereka yang bersama dan bahagia, tapi juga bagi mereka yang selalu mengharapkan pasangannya bahagia"
▪
▪
▪Wanita itu tersenyum, ia menarik bibirnya hingga tercipta lesung pipi yang sangat manis di salah satu sisi wajahnya. Rambutnya yang tergerai tersibak angin dan membuatnya menari-nari mengikuti alur udara, kerlingan matanya begitu indah dan membuat siapapun yang melihatnya merasa teduh.
Tzuyu.
Wanita itu memang tak pernah lepas dari kharismanya yang menakjubkan. Layaknya seorang bidadari yang sengaja diutus ke bumi untuk seseorang, hanya untuk seseorang.
"Tzu," wanita itu menoleh, ia kembali memberikan senyumannya kala mendapati seorang pria bertubuh tegap yang kini mendekat ke arahnya.
"Ini, minum dulu, agar adik Jaehwa sehat,"
Tanpa bicara Tzuyu langsung mengambil gelas susu yang disodorkan padanya, dan langsung meminumnya. Pandangan matanya kembali melihat ke depan, mendapati putra pertamanya yang masih asik bermain.
"Jaehwa," panggil lelaki itu membuat Tzuyu dan Jaehwa menoleh ke arahnya bersamaan.
"Sini, ayo lari pada Daddy," ucap pria itu lagi membuat raut wajah Tzuyu menjadi suram.
"Kenapa Tzu? Ada yang salah?" tanya sang pria malah berwajah seakan ia tak tahu apa-apa.
"Sudah kukatakan jangan seperti itu pada Jaehwa," jelas Tzuyu kembali meminum susunya.
"Memangnya apa yang salah dengan itu, Tzu? Aku sama sekali tak keberatan jika Jae memanggilku Daddy, atau bahkan menganggapku Daddynya sendiri,"
Tzuyu tersenyum kecut.
"Aku yang keberatan," membuat pria itu kembali menatap Tzuyu.
"Kenapa? Karena pria itu?" ketus sang pria sambil tersenyum tak suka.
Tzuyu mendelik, ia benar-benar tak menyukai pria di sampingnya ini.
"Pria yang kau maksudkan punya nama Tuan, dia adalah Jeon Jungkook, suamiku, dan Ayah dari Jaehwa dan bayi Jeon yang sedang kukandung,"
Lelaki itu kembali tertawa, ia menutup bibirnya dengan kepalan tangan membuat tatapan Tzuyu menajam padanya.
"Ya, tanpa kau ikrarkan seluruh dunia tau tentang Jeon Jungkook, siapa dia bagimu dan anak-anakmu, dan bagaimana pria itu kembali membuangmu,"
Tzuyu diam, ia mengeratkan kembali tangannya dan mengepal kuat, wanita itu bahkan meninggalkan susu yang belum habis begitu saja di meja kayu dan berjalan cepat menuju anak yang belum genap berusia 3 tahun itu, Tzuyu menggendong Jaehwa.
"Tzuyu,"
Tzuyu sama sekali tak menghiraukan panggilan yang ditujukan untuknya, ia terlampau kesal dengan apa yang dikatakan pria tadi, atau mungkin Tzuyu terlampau terluka tentang kenyataan yang diungkapkan pria tadi?
Wanita itu menutup pintunya rapat dan membawa Jaehwa menuju ranjang, ia mendudukkan anaknya yang sekarang malah menangis karena dipaksa masuk oleh sang Ibu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In Sorrow [Again] [COMPLETED]
FanfikceJika cinta bukan pilihan, maka kita tak bisa memilih tentang siapa yang akan kita cintai. Sejatinya hati yang menuntun rasa ini berlabuh, dan hati sendiri yang memilihnya. Tentang bagaimana sungai yang mengalir dan menemukan muaranya, pun dengan seb...