▪
▪
▪
"Karena setiap hal positif selalu merangsang kebaikan"
▪
▪
▪Keringat sudah tidak terhitung lagi, Tzuyu mengeratkan pegangannya pada Chanyeol dan berusaha kuat untuk mengejan mengikuti instruksi wanita paruh baya itu.
"Tarik napas, tarik napas, dorong,"
"Aaaaahhh!" tubuh Tzuyu melengkung ke depan saat ia mendorong kuat bayi Jeon yang hendak lahir ke dunia, dan ketika napasnya habis tubuhnya kembali ambruk ke brangkar.
"Kau harus kuat Tzuyu, kau kuat,"
"Op--ahh! Oppa dimana Jung--aahhh!" Tzuyu kembali mengejan secara spontan membuat Chanyeol menggenggam kuat tangannya.
"Jungkook akan segera sampai, kau harus kuat,"
"Hiks! Jungkook Oppa, aku tidak kuat," lirih Tzuyu sambil kembali terisak.
"Kau kuat Tzu, kau kuat, aku yakin,"
"Tarik napas, dorong,"
"Jungkook Oppa!! Aaahhhh!!" Tzuyu kembali mengatur napasnya, ia memejamkan matanya dan masih berusaha mengumpulkan tenaga untuk kembali mengejan.
Tzuyu menautkan alisnya merasakan sakit yang amat sangat. Sudah terlalu lama ia mengalami kontraksi dengan ketuban yang pecah di awal.
"Jungkook Oppa," lirih Tzuyu lagi yang hampir kehilangan kesadaran.
"Tarik napas, dorong yang kuat,"
"Jungkook Oppa!! Aaaaaahhh!!" Tzuyu kembali ambruk, ia memejamkan matanya, napasnya terasa sudah berada di ujung begitupun hidupnya.
"Dia sudah kelelahan, dan sudah kehilangan banyak darah, air ketubannya juga tinggal sedikit,"
"Lalu?"
"Bayinya harus segera lahir,"
"Tzuyu, aku mohon bertahanlah,"
Brak!
Semua menatap ke arah pintu yang terbuka, nampak berdiri seorang pria dengan keadaan yang berantakan, Chanyeol hampir membulatkan matanya saat mendapati bahwa lelaki itu adalah Jungkook.
"J-Jungkook,"
Tatapan mata Jungkook beralih pada seorang pria yang tengah berdiri di samping sang istri, tangannya mengepal, napasnya kembali memburu, Jisung yang kini berdiri di samping Jungkook menyadari hal itu.
"Hyung,"
Bugh!
Chanyeol tersungkur dan Jungkook siap menghantamnya lagi.
"Hyung!"
"Lepaskan Jisung!"
"Jangan sekarang! Lihat Noona!" Jungkook beralih menatap wanita yang kini tergolek lemah, semua amarah Jungkook sirna dan ia berlari, Jungkook menggenggam tangan Tzuyu dan mencium keningnya.
"Sayang, bangunlah," perintah Jungkook, ia mengangkat tubuh Tzuyu dan memposisikan punggung wanita itu untuk bersandar di dadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In Sorrow [Again] [COMPLETED]
FanfictionJika cinta bukan pilihan, maka kita tak bisa memilih tentang siapa yang akan kita cintai. Sejatinya hati yang menuntun rasa ini berlabuh, dan hati sendiri yang memilihnya. Tentang bagaimana sungai yang mengalir dan menemukan muaranya, pun dengan seb...