▪
▪
▪
"Karena sebuah luka kita tahu apa itu bahagia, jadi syukurilah. Walau mungkin luka itu terus datang tanpa lelah"
▪
▪
▪Manusia sejatinya hanya bisa berencana tetapi Tuhan yang menentukan, hingga berakhir manusia itu hanya bisa menjalankan apa yang telah menjadi garis takdirnya.
Seperti sekarang, dua lelaki tengah sibuk mondar-mandir sana-sini mengambil berkas dan menerima telepon yang masuk, bahkan tak jarang mereka juga yang menelepon keluar.
Jeon Jungkook dan Kim Taehyung.
Dua sahabat karib yang sudah menjadi ipar tersebut benar-benar dibuat kelabakan oleh ulah satu orang yang membuat mereka hampir mengalami kerugian bernilai jutaan dolar--ya hampir, jika mereka tidak bertindak cepat.
Ktalk!
Ponsel Jungkook menyala, lelaki itu hanya melihatnya sekilas sebelum tangan panjangnya meraih benda kotak itu dan menempelkannya di telinga.
"Halo,"
"..."
"Baik, aku tunggu 30 menit, setelah itu bawa ke ruanganku," lelaki Jeon itu bahkan menaruhnya dengan cara melempar membuat ponselnya agak sedikit jauh dari tumpukan berkas.
Jungkook melihat Taehyung yang juga baru menyimpan ponselnya, mendapati dirinya ditatap begitu Taehyung mengangkat alisnya.
"Aku sudah mencabut tuntutannya," kata Taehyung membuat Jungkook mengangguk.
"Hah, baiklah, sekarang kita harus kembali fokus," ujar Jungkook menarik napas panjang dan sedikit menggeliatkan tubuh tegapnya.
"Ya, gara-gara pria itu, kita harus bekerja keras karena kakak beradik itu bersikukuh kalau lelaki Park itu tidak bersalah," celoteh Taehyung membuat Jungkook kembali mengingat Tzuyu.
Taehyung tadi bercerita bahwa ia juga bertengkar dengan Sana karena kakak iparnya itu juga mendukung Chanyeol. Ternyata si aneh Taehyung juga bisa cemburu mendapati istrinya membela pria lain, apalagi Jungkook yang secara terang-terangan Tzuyu dan Chanyeol sudah bersama sejak dulu? Hatinya panas.
Jungkook menggelengkan kepalanya cepat membuat Taehyung menatapnya heran.
"Kenapa?"
"Aku teringat Tzuyu,"
"Aku juga teringat Sana," jawaban Taehyung membuat Jungkook mendelik.
"Aku serius Tae, perasaanku mendadak tidak enak, terlebih dari semalam aku terus merasa gelisah,"
"Kau bicara seakan hanya kau yang memiliki istri. Hei Jung, aku juga merindukan wanitaku, perasaanku juga tidak enak karena pergi dengan kemarahan tadi," kali ini Taehyung yang memutar bola matanya malas, ia kembali membuat jemarinya menari di atas kotak-kotak huruf berwarna hitam tersebut.
Jungkook terdiam, iya. Taehyung benar, mungkin ini karena rasa bersalah karena harus pergi dengan kemarahan tadi.
Lelaki bergigi kelinci itu kembali menatap layar monitor di depannya dan membaca berkas, ia melakukan itu bergantian, sangat fokus hingga ia menautkan alisnya karena menatap kedua benda tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In Sorrow [Again] [COMPLETED]
FanficJika cinta bukan pilihan, maka kita tak bisa memilih tentang siapa yang akan kita cintai. Sejatinya hati yang menuntun rasa ini berlabuh, dan hati sendiri yang memilihnya. Tentang bagaimana sungai yang mengalir dan menemukan muaranya, pun dengan seb...