▪
▪
▪
"Ketika semua cara yang dilakukan tak pernah menunjukkan hasil, bisikan sesuatu agar aku bisa kembali"
▪
▪
▪Suasana sangat sunyi, lampu yang temaram menambah nuansa sepi. Wanita hamil itu masih terbaring, memejamkan mata indahnya yang terlalu banyak mengeluarkan airmata, memejamkan manik cantiknya yang selalu menyiratkan duka. Dadanya naik turun seiringan dengan suara dari monitor yang setia bernyanyi.
Sebulir air bening kembali jatuh di ujung matanya yang masih terpejam, sesakit itukah yang Tzuyu rasakan hingga dalam tidur pun ia menangis? Ataukah duka yang selalu ia rasa sudah mendarah daging dan airmata tak bisa lepas darinya.
Seseorang mengusap airmata Tzuyu dengan ibu jarinya lembut, kini bahkan ia beralih mengusap pelan wajah Tzuyu, menatapnya lembut dan penuh kasih.
Jeon Jungkook.
"Maafkan aku sayang," bisiknya lembut, airmata kembali jatuh dari mata Tzuyu.
Jungkook menautkan alisnya, Tzuyunya menangis?
"Pergi,"
Jantungnya seakan mencelos ke bagian paling dasar, ternyata Tzuyu sudah sadar, hanya saja ia tak lekas membuka matanya, lelaki itu menelan salivanya berat dan menggenggam tangan Tzuyu erat.
Pandangan mereka bertemu saat Tzuyu membuka mata, mereka saling diam tak bicara, Tzuyu menatap pakaian Jungkook, hatinya kembali menjerit, ternyata semuanya bukanlah mimpi buruk, Jungkook masih mengenakan setelan yang sama seperti yang Tzuyu lihat terakhir kali.
"Tidak, tidak lagi," mohon Jungkook.
Tzuyu menarik nafasnya panjang, ia bahkan sudah tak ingin lagi melakukan itu, setiap kali menghirup udara, rasa sakit begitu menyayat hatinya.
"Aku bahkan sudah tidak bisa menghitung berapa banyak janji yang kau ucapkan,"
"Maaf,"
"Jangan ucapkan itu, jika hanya kata itu yang bisa kau ucap ketika semuanya kembali terjadi,"
Jungkook menundukkan wajahnya, ia mengusap wajahnya kasar. Ia tahu itu, semua kata maafnya selalu menjadi awal penderitaan bagi Tzuyunya.
"Lanjutkan hidupmu," lelaki itu kembali menatap Tzuyu, kini wanita itu kembali memejamkan matanya.
"Tzuyu,"
"Terimakasih karena telah mengakhiri penantianku, Jungkook-Ssi,"
Jungkook menggelengkan kepalanya, ia masih menatap Tzuyu namun wanita itu seakan tak terusik dan masih memejamkan mata.
"Tzuyu," panggil Jungkook lagi.
"Aku hanya ingin tidur, melupakan semuanya dan bangun untuk memulai hidup baru, tolong,"
Jungkook masih menatap Tzuyu lekat, genggaman tangannya menguat pada wanitanya, tak ada penerimaan atau penolakan yang dilakukan Tzuyu, ini lebih sulit untuk Jungkook, lebih baik Tzuyu menolaknya, ia marah, tapi Jungkook tahu hati Tzuyu masih untuknya.
Cup!
Sebuah kecupan hangat mendarat di kening Tzuyu, lama, cukup lama. Kecupan tulus yang ingin Jungkook sampaikan tanpa harus bicara dan menyakiti Tzuyunya lebih lama. Bersamaan airmatanya jatuh, baik Tzuyu maupun Jungkook sama-sama menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In Sorrow [Again] [COMPLETED]
FanficJika cinta bukan pilihan, maka kita tak bisa memilih tentang siapa yang akan kita cintai. Sejatinya hati yang menuntun rasa ini berlabuh, dan hati sendiri yang memilihnya. Tentang bagaimana sungai yang mengalir dan menemukan muaranya, pun dengan seb...