▪
▪
▪
"Hati ini selalu mengatakan bahwa semua benar untuk orang yang kita cintai, namun sisi lainnya salah karena ada hati yang terluka"
▪
▪
▪Mentari kembali datang dengan angkuhnya, seorang gadis tengah duduk di sebuah kafe yang berlatar merah, dihadapannya ada sebuah vanilla latte yang sudah habis hampir setengah, ia hanya menatap jalanan yang dipenuhi lalu lalang orang yang berjalan.
Tring.
Pintu kafe terbuka dan gadis itu menampakkan senyumannya, ia melambaikan tangan seolah memanggil padahal orang tadi sudah melihatnya.
"Kau lama sekali Jungkook," ucapnya dengan nada merengek manja, lelaki itu duduk dihadapan sang gadis dengan tidak menjawab sama sekali.
"Kau mau pesan sesuatu? Biar aku--"
"Apa yang mau kau katakan, Yein?" benar, gadis itu adalah Yein, siapa lagi?
Yein menghela napas panjang.
"Aku merindukanmu--"
"Yein aku tidak punya waktu untuk itu,"
"Apa yang membuatmu mencintai Tzuyu?" pertanyaan Yein membuat Jungkook mendelik, lelaki itu beranjak namun dengan segera Yein berdiri dan menahannya.
"Jungkook--"
"Yein, tolong, dengan kau terus seperti ini, maka semuanya akan semakin rumit, cobalah untuk mengerti--"
"Aku tidak mau,"Jungkook mendengus, jika bukan karena permintaan Tzuyu, ia takkan mau menuruti Yein untuk datang ke kafe ini.
"Jungkook aku mohon, beri aku kesempatan--"
"Tidak mungkin, aku takkan pernah bisa memberi kesempatan pada siapapun untuk menggantikan Tzuyu,"
Yein menelan salivanya, ia melepaskan genggamannya pada lengan Jungkook dan tatapannya berubah tajam.
"Jangan menolakku lagi Jungkook, atau kau akan merasakan semua akibatnya,"
"Kau mengancamku?"
"Tidak, aku bersungguh-sungguh, kau tau Ayahku sudah mencegah pemasok untuk proyek baru perusahaanmu itu, ratusan kubik material yang dibutuhkan sudah hilang,"
Jungkook tertawa.
"K-kau tidak kaget?" tanya Yein yang heran.
"Aku? Kaget? Aku sudah tau sejak awal Yein, kalau ini adalah ulah Ayahmu," lelaki itu beranjak.
"Kau tidak takut?!" cegah Yein yang ikut berdiri. Jungkook membalikkan tubuhnya.
"Aku tidak takut," lalu berlalu pergi.
"Jungkook! Jungkook! Aargghh!"
Prang!
Yein melempar gelas minumannya membuat beberapa orang yang ada di kafe menatapnya sinis.
"Apa?" gadis itu mengeluarkan sejumlah uang dan meninggalkannya di meja.
"Nona, uangmu lebih--"
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In Sorrow [Again] [COMPLETED]
FanficJika cinta bukan pilihan, maka kita tak bisa memilih tentang siapa yang akan kita cintai. Sejatinya hati yang menuntun rasa ini berlabuh, dan hati sendiri yang memilihnya. Tentang bagaimana sungai yang mengalir dan menemukan muaranya, pun dengan seb...