11

369 35 0
                                    


***

Jihyun merasa kini Jimin mulai menjauhinya semenjak tiga hari yang lalu, ia tak tahu apa yang terjadi padanya, namun saat Jihyun tahu Jimin menjauhinya ia pun berusaha untuk berbicara padanya namun ia hanya menjawabnya singkat.

Seperti saat ini, saat pulang sekolah Jimin selalu saja diam tidak seperti biasanya, ia selalu saja bertanya tentang ini itu seperti anak yang baru belajar.

"Jim"

"Hm.."

"Aku rasa sekarang ini kau mulai menjauhiku, kenapa?"

Benar ini semua karena aku tidak ingin jika aku memiliki rasa lebih denganmu.

"Jim?"

"Eoh.. tidak apa apa, aku hanya berfikir apa kata orang jika aku dan kamu terlihat bersama, padahal kita ini bukan apa apa"

Tapi aku mulai menyukaimu Jimin.

"Ohh.. betul juga apa katamu, tapi kita ini teman kan?"

"Ya mungkin bisa bilang begitu"

Setelah kalimat itu Jihyun pun sadar ia dan Jimin bukan lebih sekedar dari seorang teman, ia sadar rasa sukanya itu tidaklah lazim kepada seorang yang tak lain adalah malaikat namun ia tak dapat menghindar dari rasa ini dan mulai belajar bahwa Jimin bukanlah takdirnya namun sebagai seseorang penyelamat yang dititipkan oleh eommanya untuknya.

Menyukaimu adalah sebuah kesalahan...

***


Hari ini Jihyun bekerja tanpa ditemani oleh Jimin seperti biasanya, sekarang Jihyun pun lebih banyak melamun memikirkan Jimin hingga saat nyonya Min memanggilnamanya, ia sama sekali tak menggubrisnya.

"Jihyun!" Panggil nyonya Min sambil menepukan pundak Jihyun.

"Ah ya anjhuma?"

"Jihyun, ku lihat kau tak datang bersama Jimin seperti biasanya, dimana dia?"

"Jimin sedang melakukan kerja kelompok bersama teman temanya anjuma"

"Oh, jadi karna itu kau melamun?"

"Ak..aku tak melamun anjuma" elak Jihyun.

"Sudahlah, anjuma juga pernah muda sepertimu nak"

"......"

"Ya sudah kau jaga toko sebentar ya? Aku akan ke rumah sakit"

"Anjuma sakit?" Tanya Jihyun panik sambil memeriksa tubuh nyonya Min.

"Tidak Jihyun, aku hanya sedikit pusing"

"Kalau begitu aku akan menutup toko senentar dan mengantar anjuma"

"Tidak usah Jihyun. Lagi pula anakku akan mengantarkanku ke rumah sakit"

"Oh ya sudah, cepat sembuh ya anjuma"

"Gomawo Jihyun, ku tinggal ya?"

"Nde, hati hati anjuma"

"Haha baiklah Jihyun"

100 Days (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang