100 Days (COMPLETE)

12

***

"Turunkan aku,kita sudah sampai" katanya sambil menepuk nepukan pundak jihyun

Jimin pun menurunkanya di depn kelas dan melihat jihyun berjalan dengan pincang

"Gwaencanhayeo"

"Sudah ku bilang berulang kali bahwa aku tidak apa apa park jimin!"

"Tap....

"Sudah lah aku akn ke lokerku dulu" kata jihyun dengan nada marah

Jihyun pun meninggalkanya di depan kelas

"Apakah dia,sedang datang bulan?"
Tanya salah seorang namja kepad jimin

"Mollayo"

"Apa aku terlalu berlebihan ya,knp aku marah padanya ?padahal kan dia tak salah apa-apa"
''Nanti aku akan meminta maaf padanya" kata jihyun setelah di depan lokernya

Saat jihyun membuka lokernya dan mencari buku tugasnya
"Dimana bukuku?aku sudah meletakan di sini kemarin?"

Dan saat ia mencarinya?tanpa sengaja, ia melihat sebuah kertas jatuh ke lantai

"Apa ini?"

         AMBILAH BUKUMU DI ATAP SEKOLAH!

"Siapa yg mengambil bukuku?awas kau nanti!"

Jihyun pun pergi menuju atap sekolah... namun di sisi lain?

"Kemana anak itu pergi?,katanya hanya ke lokernya" "sepertinya,ada yg tak beres denganya,aku harus cari dimana jihyun"

"Jimin!"

"Jinwan? Ada apa?"

"Kim ssaem memanggilmu di ruanganya"

"Baiklah, gomawo jinwan"

"Hm ne, aku pergi dulu ya?"

"Ne"

***

Seorang yeoja tengah mencari bukunya di rooftof sekolah

"Di mana bukuku?"

"Ini!''

"Kau!kembalikan buku ku!"

"Kalau kau mau, ambil saja di sana!"

"Dimana,kau meletakanya!"

"Kau lihat bawah"

Yeoja itu meletakan bukunya di atas jendela yang berada di bawah sana
Dan dengan sangat terpaksa jihyun berusaha mengambil bukunya

Tiba tiba saja seseorang mendorong tubuh jihyun hingga terdorong ke bawah, jihyun pun berpegangan pada pinggiran gedung

"Tolong!!" "Tolong aku!"

 "Mwo?menolongmu?"

"Nde,tolong aku"

"Dasar wanita jalang!kau kira aku akan tinggal diam setelah kau menyuruh jimin untuk mengusirku"

"Mwo?aku tdk pernah bilang seperti itu"

"Keojimal hajimara!"

Yeoja itu pun pergi meninggalkan jihyun sendiri yang dalam keadaan bergelantungan, jihyun sebenarnya bisa saja berpijak pada atas jendela itu, namun keadaan kaki jihyun yang membuatnya pasrah akan hal itu,  saat jihyun hampir menyerah karena tangan dan kakinya mati rasa, ia sangat ingin melepas peganganya, namun belum sampai melepaskanya.