***10 bulan kemudian
Jihyun yang tengah menahan rasa sakit di sekitar perut besarnya, sedangkan tanganya berusaha mencari smartphone nya di meja kamarnya, saat Jihyun menemukanya ia segera memencet nomor 1.
"Halo chagi?"
"Jim...agh... aku sudah tidak tahan, tolong aku Jim"
"Oke, aku akan segera kesana secepatnya, kamu tahan sebentar oke?"
"Cepatlah! Aku sudah tidak kuat lagi Jim!"
Jimin langsung mematikan sambunganya, dan berlari dengan tergesa gesa menuju ke parkiran dan mulai melajukan mobilnya dengan kecepatan diatas rata rata.
Saat Jimin telah sanpai di depan rumahnya, ia pun berlari menuju ke kamarnya. Saat ia buka pintu kamar, yang ia lihat adalah istri tercintanya telah terkapai lemas di lantai dan dengan darah dan air ketuban yang mengalir di kakinya. Dengan perasaan cemas, Jimin pun langsung membopong tubuh Jihyun dan memasukanya ke dalam mobil.
Kini Jimin tengah berada di depan ruang UGD tempat istrinya di operasi. Jimin selalu mengacak acakan rambutnya dan menggeram frustasi, sudah sekitar 3 jam lamanya, tak ada tanda tandanya operasi berakhir.
Jimin selalu menyalahkan dirinya sendiri atas kejadian menimpa istrinya sendiri. Jika bukan karena istrinya ia tidak akan bekerja, dan akan menemani Jihyun selama 24 jam toh itu adalah perusahaan miliknya, tetapi Jihyun selalu memaksanya untuk pergi bekerja.
"Sudahlah Jimin, jangan terlalu menyalahkan dirimu sendiri"
"Benar apa kata istriku Jim, kau harus tetap bersabar" pasangan suami istri itu tengah menenangkan Jimin yang tampak kacau itu.
"Tapi hyung, eonni, ini terjadi semua karena salah ku.. .
Ceklek....
Seorang dokter keluar dari ruangan
"Siapa disini keluarga nyonya park Jihyun?"
"Saya saya suaminya dok" ucap Jimin sambil menghampiri sang dokter.
"Selamat, anda memiliki putra yang tampan dan juga sehat"
"Syukurlah, lalu bagaimana dengan keadaan istri saya?"
"Istri anda juga selamat, tapi tadi ada kendala sedikit, jadi maaf terlalu lama"
"Tidak apa apa, apakah aku boleh menemuhi istriku?"
"Tentu saja boleh, Sekali lagi selamat untuk anda"
Dengan perlahan, Jimin pun membuka pintu operasi, saat ia sudah di dalam sana, yang pertama ia lihat adalah istri tercintanya tengah berbaring lemah di ranjang rumah sakit.
"Terimakasih" sebuah kata selalu saja dilontarkan oleh Jimin kepada Jihyun dengan air mata yang mengalir di pipinya.
Kelopak mata dengan bulu mata lentik itu pun mulai terbuka.
"Jimin" ucap Jihyun sambil menghapus air mata Jimin dengan tanganya secara perlahan.
"Terimakasih"ucap Jimin sambil berkali kali memcium tangan dan mengusap lembut puncak kepada Jihyun.
"Terimakasih untuk apa?"
"Karena kau selalu ada untuk ku dan juga berjuang melahirkan Minhyun"
"Minhyun?"
"Iya, dia itu anak kita"
Jihyun yang mendengar kata anak kita pun tersenyum lebar di bibir pucatnya itu.
"Sekarang dimana dia?"
"Dia sekarang sedang dimandian oleh perawat"
Ceklek....
Pintu pun terbuka, dan munculah seorang perawat sambil mendorong ranjang kecil khusus bayi. Kemudian perawat itu pun membopong bayi itu dan memberikanya kepada Jihyun.
"Nyonya park, anda harus memberikan bayi anda ASI dulu, sebelum anda dipindahkan di ruang inap"
"Trimakasih suster" ucap Jimin.
Dengan perasaan bahagia Jihyun pun membuka kancing baju atasnya dan langsung mengarahkan mulut kecil minhyun ke nipel Jihyun. Jimin disana hanya bisa tersenyum bahagia, tak sesekali ia mengelus pipi gembul milik Minhyun yang nampak haus sekali.
"Jim"
"Ne chagi?"
"Kenapa kau menamai putra kita dengan nama Minhyun?"
"Karena itu adalah gabungan dari nama belakang kita chagi, min untuk jimin, dan hyun untuk jihyun, memangnya kenapa? Kau tidak suka?"
"Tidak, aku malah sangat menyukainya'' ucap Jihyun sambil tersenyum.
Shhh..
Tiba tiba saja Jihyun meringis.
"Kau kenapa?"
"Tidak apa apa, hanya saja Minhyun menghisapnya terlalu keras"
"Hisapan mana yang paling keras antara aku dan Minhyun"
"Jimin!! Kau mesum!"
"Mesumnya cuman sama kamu kan nggak apa apa" ucap Jimin sambil menoel pipi anaknya.
"Jimin!! Hentikan"
"Hahaha, Jihyun ku lihat sekarang saat kau hamil Minhyun payudaramu tumbuh membesar dan sepertinya jika aku pegang akan melebihi tanganku" goda Jimin kepada Jihyun.
"Jimin, kalau kau menggodaku lagi, jangan pernah menyentuhku selama 1 tahun" ucap Jihyun dengan garang.
''Hei hei, aku hanya bercanda tolong maafkan aku, adiku tak akan tahan jika tak memasukimu selama 1 tahun"
"Stop Jimin, aku jijik melihat gaya bicaramu itu"
"Oh ayohlah" bujuk Jimin kepada Jihyun dengan memeluknya.
"Saat hamil, kau bahkan tak tahan jika melihat roti sobeku"
"Jika kau berkata vulgar lagi, akan ku pastikan ancamanku itu akan menjadi kenyataan"
"Baiklah baiklah, aku diam, tapi aku tidak akan diam jika nanti kau tak memberikanku jatah"
"JIMIN!!!!"
.
.
.
.
.
.Mau lanjut??
KAMU SEDANG MEMBACA
100 Days (COMPLETE)
Fiksi Penggemar#PERHATIAN, HARAP MEMFOLLOW AKUNKU, DIKARENAKAN ADA BEBERAPA PART YANG DIPRIVAT Park Jimin, dia adalah seorang malaikat yang bertugas untuk mengatur segala sesuatu yang berasal dari langit agar tetap stabil, tapi bagaimana jika dia melakukan kesalah...