22

319 32 0
                                    


***

Di bawah sinar bulan, terdapat seorang yeoja dan namja yang tengah memandangi indahnya langit pada saat malam hari yang dilihat di sebuah balkon yang berada di depan kamar seorang gadis

"Jim"

"Hm"

"Kurang berapa hari  kau akan kembali ke sana?" Tanya jihyun sambil menunjuk langit yang di penuhi oleh bintang bintang

"Mungkin tinggal 2 bulan lagi" ucap jimin dengan nada sedih

Deg...

Jihyun baru menyadari bahwa jimin tinggal di sini sudah sekitar 1bulan lebih. Dan jua Ia hampir lupa bahwa jimin bukanlah seorang manusia yang akan pergi dari bumi kecuali sudah meninggal dunia

"Apa kau akan meninggalkanku di sini?"

"Entahlah aku juga tidak tahu"

Tiba tiba saja air mata jihyun turun begitu saja setelah mendengar kalimat yang di lontarkan oleh jimin, dengan cepat jihyun pun menghapusnya dengan tanganya sebelum jimin mengetahuinya, namun jihyun salah

"Hei jangan menangis" ucap jimin sambil memeluk jihyun

"Hiks... aku juga tak ingin menangis, tapi air mata ini turun begitu saja"

"Maafkan aku, aku akan berusaha akan tetap di bumi bersamamu selamanya hingga maut menghampiri kita"

"Kau ini aneh jimin, malaikat mana bisa meninggal"

"Memang tidak bisa, namun jika malaikat itu bisa menjadi manusia"

"K..kau bisa jadi manusia?"

"Hm, tapi ada caranya"

"Bagaimana caranya?"

"Hm, aku harus merelakan semua kekuatanku"

"Oh.. jadi seperti itu, kenapa kau tak juga merelakanya?"

"......"

Tak mendengar jawaban jimin, jihyun akhirnya sadar, ia terlalu egois terhadap jimin, ia tidak boleh memaksakan jimin, kini jihyun sadar ia dan jimin tidak ditakdirkan untuk bersama sama.

"Maaf, aku terlalu memaksamu. Ak...aku akan ke dalam, disini terlalu dingin" ucap jihyun dengan nada sendu

Sebelum jimin menjawab, jihyun pun memutuskan untuk kedalam rumahnya. Disini terlalu canggung bagi mereka berdua.

Maafkan aku jihyun

***

Kini jihyun telah membuat sarapan untuk jimin yaitu sebuah nasi goreng dengan toping telur di atasnya. Walaupun kemarin malam jihyun terlalu mengekang jimin, sebagai tanda permintaan maafnya jihyun berinisiatif membuat makanan kesukaan jimin ya, walaupun pagi ini ia tak akan bertemu jimin, dikarenakan mengerjakan kerja kelompok di sekiolah dan ia hanya meninggalkan note di atas meja.

Tepat saat jihyun keluar, jimin telah bersiap siap akan ke sekolah, namun saat jimin akan mencari keberadaan jihyun, tepat di meja makan ia malah menemukan nasi goreng kesukaanya beserta selembar note yang berisi tulisan di sana

To: Park Jimin
Mian, aku telah meninggalkanmu pagi ini, aku akan ke sekolah pagi ini karena ada hal yang harus aku kerjakan di sana
Sekali lagi maaf ok, tapi aku sudah meninggalkan sepiring nasi goreng sepesial untukmu. Dan untuk terakhir kalinya, aku minta maaf saat kejadian malam kemarin, aku akan berusaha memahaminya

SARANGHAE♡
From: Jihyun

Jimin yang membacanya pun tersenyum, namun saat kalimat terbawah yang ketiga ia kembali mengingat waktu malam tadi. Sungguh ia sangat menyesal telah memberi harapan yang tidak pasti kepada jihyun saat itu, jika ia tak memberikannya kepada jihyun pasti saat ini ia tak akan sedih

Jimin sempat ingat, tadi malam ia bermimpi, jihyun akan meninggalkan dirinya.

Setelah sarapan, jimin pun bergegas menuju sekolanya untuk cepat cepat bertemu dengan jihyun, namun sangat di sayangkan jimin tak menemukan jihyun di sana. Kehawatiran jimin akan mimpinya itu pun semakin besar, ia sempat berfikir bahwa mimpi itu pertanda jika saat ini jihyun telah diculik.

Jimin pun memutuskan untuk berteleportasi ke tempat jihyun berada, namun ia tak bisa sama sekali, ia pun mencobanya berkali kali sehingga membuat energi di tubuhnya terkuras hingga habis. Untungnya disana ada kim ssaem yang langsung memapah tubuh jimin ke UKS


Setelah menunggu beberapa menit, akhirnya jimin pun sadar dari pingsanya.

"Ada apa denganmu?"

"Aku sedang mencari jihyun" jawab jimin dengan suara parau

"Memangnya dia kemana?"

"Entahlah, biasanya aku bisa berteleportasi untuk menemukan dia tapi sekarang aku tak bisa sama sekali, apa yang harus kulakukan agh....!" Ucap jimin dengan nada menyesal

"Apakah kau tidak bisa hidup tanpanya?"

"Ya aku tak bisa hidup tanpanya"

"Apakah kau mencintainya?"

"Ya!! Aku sangat mencintainya, melebihi apapun"

"Sudah ku duga, aku akan menceritakan hukumanmu yang sebenarnya"

"Apa?"

"Hukumanmu adalah CINTA" jawab kim ssaem sambil menekankan kata cinta

"Ayolah hiyung, jangan bercanda pada saat seperti ini, mana mungkin cinta bisa menjadi sebuah hukuman" elak jimin sambil menggerang frutasi

"Kau ingin bukti?"

"Tentu, aku sungguh ingin bukti yang nyata"

"Buktinya adalah aku, kau bingung? akan aku ceritakan, sebenarnya saat aku menjalani hukuman di bumi, aku sempat mencintai manusia seperti dirimu dulu tapi.... "kim ssaem pun mejeda perkataanya sambil menghela nafas

"Ketua malaikat yaitu ayahmu tak menyutujuinya, lalu aku pun tetap berusaha untuk mendapatkan restunya, hingga akhirnya beliau menyutujuinya namun dengan satu syarat, yaitu aku harus merelakan seluruh kekuatanku dan harus menjadi manusia seutuhnya dan aku pun menyetujuinya. Namun aku harus menjalani salah satu ritual untuk menghilangkan kekuatanku"

"Bernarkah?" Ucap jimin sambil memutuskan perkataan kim ssaem

" tapi jika ritual itu gagal, salah satu dari kalian tidak akan selamat"

Deg....

Sebuah kalimat yang membuat dunia jimin berhenti

"Tap...tapi kau bisa..."

"Itu hanya keberuntungan ku saja, dan ku harap dirimu juga iya"

"Tapi aku masih belum yakin"

"Jangan pernah kau menyesal di kemudian hari, dan satu lagi ku rasa sekarang yang tahu keberadaan jihyun adalah ayahmu sendiri"

Setelah kalimat yang dilontarkan kim ssaem jimin pun berfikir keras

"Apakah ayah yang membawa jihyun? Tapi kenapa?"

-----------------------------------------------------

Vote and comments
Jangan lupa follow

100 Days (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang