Prolog

50.5K 3.1K 70
                                    

Add it to your library now.

***

"Bajingan."

Sebuah tamparan keras mendarat mulus di pipi kanannya sebelum ia didorong ke luar dari apartemen beserta potongan pakaian yang dilemparkan satu per satu. Pintu apartemen langsung dibanting keras oleh sang pemilik, meninggalkan lelaki berperawakan tinggi itu tersungkur di lorong apartemen sendirian dengan hanya memakai celana denimnya yang bahkan belum terkancing sempurna.

Ia baru saja diusir secara tidak menyenangkan dan pipi kanannya masih terasa perih karena tamparan, tetapi Keanu justru menyunggingkan sebuah senyuman. Penghinaan ini tidak berarti apa-apa dibandingkan apa yang sudah ia dapatkan dan apa yang akan ia dapatkan. Bahkan beberapa kali ia mendapatkan perlakuan yang lebih parah tetapi ia tetap merasa baik-baik saja.

Keanu mengambil ponselnya. Ia tersenyum memandang sebuah foto yang terpampang jelas di layar sebelum mengirimkan foto tersebut ke sebuah grup chat. Seperti dugaannya, grup itu langsung merespon cepat memenuhi notifikasi ponselnya.

'Wah, kau sangat hebat.'

'Lagi?! Astaga, uangku bisa habis kalau terus begini.'

'Keanu memang tidak diragukan lagi.'

Keanu tersenyum puas membaca respon teman-temannya. Ia membuka salah satu profil temannya di grup tersebut, kemudian menekan tanda telepon untuk menghubunginya. Sembari menunggu untuk diangkat, ia bangkit memunguti pakaiannya, memakai kaos hitam miliknya, dan menyampirkan jaket denimnya di pundak.

"Hai, Rain," sapa Keanu semangat seraya berjalan menuju elevator setelah telepon diangkat. "Kau sudah lihat grup, kan?"

Begitu pintu terbuka, ia lantas masuk untuk melihat bayangan dirinya di cermin elevator. Ia mengecek tanda di pipinya yang masih tercetak jelas dan berwarna merah menyala, kontras dengan kulitnya yang putih. Keanu hanya mengelusnya pelan, berpikir bahwa bekas itu akan sembuh dengan sendirinya.

"Aku sudah mengirim foto bugil Sierra di grup, jadi cepatlah forward ke situs porno itu. It is still fresh from the oven," ujarnya dengan nada memerintah. "Dan cepat katakan kepada yang lain, aku ingin hadiah motorku secepatnya. Kawasaki would be fine or might as well get me a BMW."

Dan dengan begitu, Keanu memutuskan sambungan secara sepihak. Ia menekan tombol lantai satu untuk turun ke lobi.

"Happy fucking birthday, Keanu Morgan Ford." Ia berucap pada dirinya sendiri.

Keanu tersenyum licik. Pintu elevator kemudian tertutup sempurna.



***

Thank you for not being a silent reader.

The Law of KarmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang