16 - The Savior

10.2K 1.1K 473
                                    

Aku justru seneng ngeliat komentar sampe ngehujat-hujat, artinya misi berhasil HAHAHA.

Thank youuu yang udah feedback kemarin. Seneng aq kalo banyak feedback, jadi semangat untuk nulis chapter panjang. x

***

Keanu menekan klakson mobil agar pintu gerbang dibukakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keanu menekan klakson mobil agar pintu gerbang dibukakan. Salah seorang pengawal rumahnya tampak berlari kecil menuju gerbang. Setelah gerbang dibuka, Keanu melaju masuk ke area rumahnya dan berhenti tepat di depan pintu rumah. Ia menyerahkan kunci mobil ke pelayannya untuk diparkirkan ke garasi.

Keanu baru saja memasuki rumahnya ketika langkahnya terhenti mendapati seseorang sedang duduk di sofa ruang tamu. Ia bergeming di tempatnya. Kedua alisnya terangkat samar, cukup tertegun akan sosok yang ada di hadapannya saat ini.

She's here.

She's finally home.

Sosok wanita itu tampak melipat kedua tangan di depan dada dan melihat kedatangannya dengan raut wajah yang kurang bersahabat. Aura dingin terpancar darinya, karena memang seperti itulah dirinya: dingin, mengintimidasi, dan terkesan angkuh. Jika Keanu diwarisi penampilan fisik ayahnya, maka—

"Mom?"

—Keanu memiliki sifat yang sama seperti ibunya.

Mrs.Richardson tersenyum kecut. Ia bangkit dari duduknya. Dari raut wajahnya, Keanu tahu ibunya mengetahui apa yang sedang terjadi. Tentu saja, karena ibunya memiliki koneksi yang jelas dengan pihak universitas. Miris rasanya diperlukan sebuah skandal sex tape agar ibunya akhirnya pulang ke rumah.

Keanu diam saja saat Mrs.Richardson menghampirinya. Ia mengalihkan wajahnya ke arah lain, tak ingin melihat wajah ibunya.

Untuk beberapa saat, Mrs.Richardson hanya diam di hadapannya.

Sebelum Keanu sempat mendengarnya bicara, wanita itu tiba-tiba melayangkan sebuah tamparan kepadanya.

Tamparan yang cukup kencang hingga pipinya terasa panas saat itu juga.

"Aku tak percaya," ujar wanita itu dengan dingin, namun mengintimidasi, "Wisudamu kurang dari tiga minggu lagi dan kau melakukan kesalahan fatal."

Keanu sebenarnya tak terlalu terkejut akan tamparan yang ia dapatkan. Ia mengelus-elus pipi kanannya yang perih. Alih-alih menganggap ucapan ibunya serius, Keanu menyunggingkan senyuman kecut—satu-satunya persamaan fisik mereka, "I've been fine, thanks for asking." Ia berkata dengan nada sarkastik.

Ini pertama kalinya mereka bertemu setelah waktu yang lama dan yang ia dapatkan adalah sebuah tamparan. Tidak ada pertanyaan-pertanyaan kekhawatiran seperti keluarga normal lainnya—seperti para ibu lainnya.

Mrs.Richardson tampak tak tersinggung dengan sindiran itu dan tetap memasang raut wajah datarnya.

"Siapa gadis ini?" tanyanya lagi dengan nada dingin, "Ku dengar ia adalah penerima beasiswa."

The Law of KarmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang