5 - Are You Hurting?

15.5K 1.6K 48
                                    

Rain membuka dashboard mobilnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Rain membuka dashboard mobilnya. Ia mengambil sebuah tas first aid. Sementara itu, Laura yang duduk di hadapan dashboard tersebut sedari tadi masih diam menatap kosong kedua tangannya.

Saat Rain membantunya untuk berdiri dan menuntunnya ke luar, Laura tidak berkata apapun meskipun dalam hati ia sedikit was-was. Ia sudah tidak memiliki cukup energi untuk melawan dan jika ia memberontak, entah apa yang akan Rain lakukan padanya. Terlebih, Rain adalah laki-laki, mungkin saja ia berlaku lebih buruk dari apa yang Julia lakukan.

Tapi rupanya, Rain membawanya ke mobilnya. Awalnya Laura menolak untuk masuk. Ia tidak mau membayangkan apa yang akan lelaki itu lakukan padanya di dalam sana.

Rain tentu saja mengerti perasaan Laura. Oleh karena itu ia terus meyakinkannya dengan lembut.

"Aku tidak akan menyakitimu, Laura. Aku berjanji." Laura menatap Rain dengan waspada. Sekali lagi, Rain meyakinkannya dengan baik-baik, "Aku berjanji."

Dan di sinilah mereka. Hanya berdua di mobil mewah milik Rain dalam keadaan sunyi senyap.

Rain memberikan air mineral kemasan kepadanya, "Ini, minumlah dulu."

Laura meliriknya sekilas tanpa minat. Wajahnya tidak menunjukkan ekspresi apapun. Hanya datar.

"Aku tahu kau butuh minum. Tidak apa-apa, ambillah."

Laura menatap air minum tersebut untuk beberapa saat. Ia akhirnya menerimanya.

"Kalau menurutmu penghangatnya kurang hangat, bilang saja." Rain di sampingnya membasahi potongan kasa kecil dengan obat merah, "Kemarilah."

Lelaki itu menyentuh sudut bibir Laura dengan tisu kering. Mengelap sedikit darah di sana sebelum mengobatinya dengan kain kasa yang sudah dibasahi.

"Aku bisa melakukannya sendiri.." Laura hendak mengambil alih kasa itu karena ini begitu canggung.

"Tanganmu masih kotor. Biar aku saja yang melakukannya."

"Tidak apa-apa.."

"Apa kau mau jadi infeksi?"

Gadis itu menghela napas pelan. Ia membiarkan Rain mengobati lukanya. Sesekali Laura meringis merasakan dingin dan perih karena obat merah tersebut. Omong-omong, ia belum melihat dirinya di cermin setelah Julia menyerangnya. Entah bagaimana kacaunya penampilannya saat ini.

Perhatiannya teralih pada tas first aid yang berada di pangkuan Rain. Rasanya aneh melihat laki-laki menyimpan barang seperti itu di mobilnya.

"Ayahku seorang dokter," ucap Rain tiba-tiba seolah membaca pikiran Laura, "Itu kenapa ia membiasakanku untuk menyediakan first aid kit di mobil—jika kau penasaran."

Laura bingung. Apa semua teman Keanu adalah anak indigo atau apapun itu? Kenapa mereka sepertinya pintar sekali membaca pikirannya.

Laura memerhatikan Rain dalam diam. Ia memerhatikan bagaimana Rain mengobati lukanya dengan telaten dan teliti. Mungkin mengikuti ayahnya yang ia bilang adalah seorang dokter.

The Law of KarmaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang