"Kau gila." Keanu menggeleng setelah mendengar saran Theo.
"Kenapa? Kau berhak melakukannya."
"Jika aku nekat menuntut hak asuh anak itu, bukankah sudah jelas aku akan kalah? Aku memiliki riwayat yang cukup buruk. Itu tidak terdengar jahat untuk Rain saja, tetapi juga untuk Laura."
"Tapi kau tidak bersalah, bukan? Bukankah Laura lebih parah lagi? Ia memiliki riwayat percobaan bunuh diri."
Natalie mendelik kepada Theo, "Manusia macam apa kau yang tega memisahkan anak dari ibunya?"
Theo memutar kedua matanya seraya bersandar, "Itu hanya saran. Terserah padamu mau mengikutinya atau tidak."
Keanu menggeleng, "Tidak akan. Aku tidak akan melakukannya."
Natalie mendesah pelan, "Kau tidak perlu khawatir, Ford. Aku yakin anakmu nanti akan mengetahui bahwa kau adalah ayah kandungnya bagaimanapun caranya." Wanita itu menepuk pelan pundak Keanu, "Aku bicara sebagai perempuan yang sebentar lagi akan menjadi ibu."
"Natalie benar." Theo mengangguk, "Sekarang kau lebih baik fokus untuk bangkit kembali agar suatu hari nanti anakmu tahu bahwa ia punya seorang ayah kandung yang patut dibanggakan."
Keanu tersenyum. Ia hanya mengangguk menyetujui ucapan kedua teman baiknya.
Selain itu, ia juga ingin membuktikan kepada ibunya bahwa ia dapat hidup mandiri tanpa harta orang tuanya, bahkan setelah ia diusir dari rumahnya sendiri dengan tidak menyenangkan.
"Yes, you're right."
Keanu sekali lagi mengangguk. Ia lantas melirik jam dinding di ruangan Theo. Waktu cepat sekali berlalu dan ini sudah memasuki larut malam.
"It's already late. Let's go home."
Natalie dan Theo ikut melihat jam dinding.
"Ah, kau benar." Natalie beranjak dari bangku.
"Natalie, apa suamimu akan menjemputmu?" tanya Keanu, "Kau sedang hamil besar, tidak baik jika harus pulang sendirian dengan kendaraan umum."
"I'll drive her home." Theo menyahut, ia ikut beranjak dari bangkunya.
"Yes, you heard him." Natalie mengedikkan kedua bahunya seraya melirik Theo.
Keanu menatap mereka berdua bergantian, kemudian tersenyum, "Baiklah."
***
This is not happening..
Waktu sudah menunjukkan lewat tengah malam, namun kebisingan mengisi ruangan itu. Bunyi sepatu yang beradu cepat dengan lantai menggema di lorong rumah sakit. Isakan tangis menyertai setiap langkahnya.
This is not happening..
Laura dalam keadaan perut yang buncit nekat berlari-larian di lorong rumah sakit bersama Mr.Austin. Mereka berlari cepat menuju ruang operasi
KAMU SEDANG MEMBACA
The Law of Karma
RomanceMereka memiliki sebuah tradisi konyol. Jika di antara mereka ada yang berulang tahun, maka orang tersebut harus menjalani sebuah tantangan sebelum mendapatkan hadiah. Tantangan ini dapat melibatkan keperawanan seseorang atau bahkan pengedar narkotik...