08

3.3K 418 7
                                    

"Y'all know how to apreciate my work! 💖"

~~~~


Sudah 3 jam lamanya mereka terjebak di dalam ruang loker.

Dan hingga kini, tidak ada satu pun yang menemukan mereka, sialnya lagi ponsel Jeno sedang habis baterai dan ponsel Jaemin, ia titipkan pada Haechan.

"Hoamm... Jeno ya~ aku mengantuk" Jaemin merengut lucu dan membuat Jeno tersenyum karenanya.

Jam kini sudah menunjukkan pukul 11 malam, yang seharusnya mereka telah membantu yang lain untuk membereskan stand mereka.

"Tidurlah dulu.. nanti aku bangunkan jika ada yang menemukan kita disini" Jeno menepuk pelan pahanya lalu mengusap surai pink Jaemin yang kini telah tidur.

"Jeno" Jaemin membuka matanya lagi lalu mengambil tangan Jeno yang masih mengusap rambutnya.

"hmm?"

"Maaf jika aku sering merepotkanmu"

Raut wajah Jaemin berubah suram, dirinya merasa bersalah karena mengajak Jeno untuk pergi bersamanya dan berakhir dengan mereka yang terkunci di dalam ruang loker.

"Hei hei.. kau tidak salah Jaemin.. sudahlah, lagi pula aku tidak sendirian bukan?" Jeno tersenyum.

Jaemin mengangguk lalu memeluk tangan Jeno dan memejamkan Kembali matanya.

Balkon ruangan ini seolah menjadi saksi bisu dari dua insan yang saling membagi cinta dalam diam.

Brak!

"Jeno?" Haechan muncul di balik pintu dengan terengah engah dan membuat mereka berdua kanget.

Jaemin bangun dan otomatis berlari untuk meluk sahabatnya yang masih berada di ambang pintu.

"Haechannie~~~"

"Jaemin?"

Haechan terheran melihat sahabatnya yang turut terjebak di dalam sini. Ia lalu duduk di lantai, maklum saja, dirinya lelah setelah mendobrak pintu itu.

Sebenarnya Haechan sebelumnya sedang sibuk mencari Nayeon dan kebetulan dirinya lewat di depan ruang loker ini.

Awalnya dia tidak menyadari ada orang di dalam sana, sampai ia melihat siluet Jeno dari jendela. Haechan berniat menyusul Jeno, tapi pintu itu rusak dan Haechan sadar jika Jeno terjebak di dalamnya.

Setelah sekitar 4 kali percobaan, akhirnya dirinya bisa mendobrak pintu itu, dan sedikit syok ketika tahu Jaemin juga ada di dalam sana.

"Pantas saja kalian tidak membantu kami membereskan stand"

Jeno terkekeh sedangkan Jaemin memasang wajah bersalah.

"Maaf jika kami tidak membantu.. kami terjebak sekitar 3 jam yang lalu asal kau tahu" Jeno menjelaskan kejadiannya pada Haechan.

"Jinjja? berarti kalian tidak melihat puncak dari acara hari ini? huh sayang sekali"

Jaemin mengangguk, "Kami melihatnya.. dari balkon itu" ucap Jaemin sembari menunjuk ke arah balkon.

Haechan yang mengerti maksud Jaemin hanya mengangguk.

"Baik nona nona, ayo kita pergi dari sini sebelum mereka mencari kita." Jeno mendapat pukulan setelah ia menyelesaikan kalimatnya itu.

••••


Setelah kejadian dimana kemarin Jeno dan Jaemin terkunci di ruang loker, akhirnya Suho songsaenim memanggil tukang kunci untuk membenarkan pintu yang rusak itu, sehingga hari ini pintu itu telah bisa digunakan.

Hari ini adalah hari ke dua dari Event sekolah mereka itu. Lagi lagi stand akan bertebarah di seluruh penjuru sekolah. Dan tentu saja kelas Jeno akan membuka stand yang sama seperti kemarin. Bayangkan saja mereka mendapat uang dalam jumlah yang cukup banyak dari hasil berjualan di stand mereka ini. Kali ini mereka akan bekerja lebih keras, karena pengunjung bahkan sudah ramai sejak tadi pagi.

Berbeda dari sore kemarin, kali ini hujan turun deras mengguyur Ibu Kota Korea Selatan itu. Dan hujan ini membuat seluruh aktifitas Event itu dijeda untuk beberapa saat, setidaknya sampai hujan sedikit mereda.

"Hahh... Dingin sekali" Haechan yang duduk di sebelah Jaemin, mengusap usap kedua tangannya secara bersama untuk menghangatkan telapak tangannya sembari meniupnya sedikit.

Mark yang sedang duduk di meja kasir bersama Guanlin dan Jeno, menghampiri kekasihnya itu dengan sweater miliknya. Dan disampirkannya sweater itu di tubuh kekasihnya.

"Tunggu sebentar okay? I'm gonna make some hot chocolate" Sebelum Mark pergi, ia sempat mencuri ciuman kilat dari bibir sang submisif, membuat Jaemin yang berada di sebelahnya iri setengah mati.

"Ayo cepat katakan pada Jeno, Jaemin ah.. aku tahu kalian saling mencintai tapi tidak ada keberanian diantara kalian.. jika kalian terus seperti ini saja, maka ini akan menyakiti kalian berdua.. jangan takut untuk sakit hati Jaemin.. karena cinta sejati pasti akan tahu kemana dirinya akan berlabuh"

Haechan mengusap pelan bahu sahabatnya itu, dan beberapa saat hanya suara hujan yang terdengar. Lalu Mark datang dan Haechan sibuk meminum cokelat panas buatan Mark, sedangkan Jaemin merenungi kata kata yang baru saja disampaikan sahabatnya itu.

~~~~

"Jeno" Kali ini Guanlin yang hendak meninggalkan stand kelas Jeno saat hujan sudah reda, memanggil Jeno.

Jeno hanya menaikkan alisnya sebagai jawaban.

"Kau menyukai Jaemin?"

Bagus! kata kata Guanlin tadi berhasil membuat Jeno tersedak saat dirinya tengah meminum air.

"Sudahlah.. jangan berbohong lagi, tampangmu itu sungguh tidak bisa berbohong haha" Guanlin tertawa kecil.

"Bagaimana kau tahu hah?" Jeno berkata dengan sedikit pelan.

"Terlihat jelas saat kau memperhatian setiap gerak gerik Jaemin dan saat kau tersenyum ketika Jaemin tersenyum, dan satu lagi, saat Jaemin tertawa bersamamu" Terlihat aura wajah Guanlin kini berubah serius.

"Ayolah kawan.. beranikan dirimu sedikit saja, aku yakin 80% Jaemin akan menerima dirimu sepenuh hatinya. Kau hanya perlu keberanian saja!" Guanlin kembali dengan wajah konyolnya, namun Jeno kini melamun karena kata kata Guanlin tadi.

"Baiklah aku pergi dulu Jeno, jangan lupa yang tadi.. Mark! aku akan kerumahmu nanti dan menyekapmu!..... JUST KIDDING BRO!" Suara Guanlin memenuhi stand itu dengan lawakan recehnya yang terdengar sadis namun berhasil membuat saudaranya itu tertawa, jangan serius dengan kata kata Guanlin tadi, begitulah caranya menunjukkan kasih sayangnya pada saudaranya itu.

Sedangkan kedua insan yang tengah mencerna perkataan dari sahabatnya itu hanya merenung diam.











TBC.

(10 Januari 2019)

Miracle In Winter [NOMIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang