22

4.3K 247 13
                                    

"Please vote and comment!✨"

~~~~

Jeno menatap Jaemin yang sedang membersihkan mejanya sebelum pergi bersama temannya. Beberapa saat yang lalu, mereka berdebat kecil mengenai Jeno yang ingin menemani kekasihnya itu. Namun lagi lagi, Jaemin menolak dengan alasan tidak enak dengan teman temannya yang lain kalau saja nanti dirinya malah lebih fokus pada Jenonya dari pada berbincang dengan temannya.

"Kau yakin ingin pergi sendiri?" Jeno melontarkan pertanyaan yang bahkan telah keluar dari mulutnya sekitar 3 kali.

Jaemin mengangguk, lalu menyampirkan tasnya pada bahunya. Diambilnya kedua tangan Jeno, lalu digenggamnya.

"Aku tidak pergi sendirian sayang, aku bersama teman teman, dan mereka sudah menunggu cukup lama."

Entah mengapa Jeno merasa bahwa akan terjadi sesuatu jika Jaemin pergi sendirian hari ini. Maka dari itu Jeno berusaha mencegah Jaemin dengan begitu keras.

Jeno melepas genggaman tangan Jaemin, lalu memindahkan tangannya ke kedua sisi pipi Jaemin. Rasa khawatir kian memuncak dalam hati Jeno.

"Aku memiliki firasat buruk jika kau pergi sendirian hari ini. Ayolah, biarkan aku ikut menemanimu kali ini. Aku janji akan jauh dari kalian, asalkan kau masih ada dalam jarak pandangku."

Jaemin nampak menimang nimang perkataan Jeno tadi. Ini pertama kalinya Jenonya benar benar memaksa ingin ikut dengannya, jadi dengan perasaan tidak enak dan sedikit berat hati, Jaemin menganggukkan kepalanya, dan membuat helaian rambutnya ikut bergerak.

Jeno yang mendapati anggukan dari kekasihnya itu, merasa beban di pikirannya seketika hilang bersamaan dengan Jaemin yang menatapnya dengan tatapan lucu.

Ditempelkannya bibir itu secara perlahan diatas kening si manis, lalu dikecup pelan pipi kanan Jaemin.

"Emmm.. maaf mengganggu waktu kalian, tapi kami sudah cukup lama menunggu Jaemin."

Jaemin dengan cepat berbalik dan menatap temannya itu, sedangkan Jeno hanya tersenyum canggung.

"Jeno akan ikut bersamaku, tidak apa kan?"

Si gadis sedikit kaget. "Ah tapi kan, kau janji hanya dirimu saja yang pergi bersama kami." Gadis itu menurunkan suaranya.

"Kami tau.. kami tidak pantas berteman denganmu atau bahkan dekat denganmu, hingga Jeno benar benar melindungimu dari kami"

Sang gadis menundukkan kepalanya, dan terlihat bahunya sedikit bergetar. Oh tidak, si gadis rupanya menangis.

Jaemin yang melihat gadis itu menangis, kini merasa sangat bersalah. Ditatapnya Jeno dengan tatapan memelas, dan Jeno yang mengerti tatapan sedih kekasihnya itu hanya mencoba meyakinkan dirinya bahwa Jaemin akan baik baik saja, lalu akhirnya mengangguk.

"Maaf maksudku bukan begitu.. hanya saja- .. ah sudahlah, kalian boleh pergi tanpaku." ucap Jeno final.

Gadis itu mengangguk senang lalu berlari kecil keluar kelas setelah menggumamkan kata terima kasih.

"Ingat hubungi aku jika sudah sampai ya? Aku akan menjemputmu nanti. Aku mencintaimu." Jeno mencium pucuk kepala Jaemin, lalu mengantar kekasihnya itu untuk menemui teman temannya.

Miracle In Winter [NOMIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang