19

2.6K 320 18
                                    

"Bless me with ur ⭐"

Well.. kalian pasti ngerasain kan kalo book ini lama lama jadi makin gaje plus ga nyambung sama ide awal aku? :') Mianhae yeorobundeul..

~~~~

Setelah menghabiskan waktu di sungai Han, kini Jeno berakhir dengan memeluk erat pinggang Jaemin yang kini sedang berusaha menjaga agar kantuknya dapat tertahan.

Jaemin merengek lagi, agar Jeno mau menemaninya tidur malam ini dengan pelukan hangat dan tentunya ciuman yang manis dari dominannya itu.

Jeno memandangi lamat lamat wajah Jaemin yang sedang meringkuk nyaman dan memainkan telunjuknya dengan menggambar secara acak pada dadanya. Jeno merutuki dirinya sendiri yang benar benar bodoh karena lebih mempercayai orang lain ketimbang mempercayain belahan hidupnya sendiri.

"Jeno ya" Jaemin memanggilnya dengan posisi yang masih seperti semula. Jeno berdeham sebentar lalu mengelus pelan surai Jaemin. "Hangat sekali.. aku menyukainya" Ucap Jaemin yang kemudian semakin menelusupkan dirinya. Hanya kekehan dan senyum lebar yang Jeno berikan.

"Lee Jaemin"

"Jaeminku"

"Duniaku"

Mendengar semua panggilan itu membuat Jaemin mendongakkan kepalanya. Semburat merah muda terpampang jelas di pipinya.

"Jika kau ada masalah, tolong katakan padaku.. aku akan melindungimu sayang.. apapun yang terjadi, aku pasti ada di sisimu, selalu." Jeno merebahkan kepalanya pada bahu Jaemin.

Dan lama kelamaan entah mengapa Jaemin merasakan bajunya basah. Jaemin dengan cepat menangkup pipi Jeno. Ternyata, Jeno sedang menangis di bahunya.

"Hei.. mengapa Jenoku ini menangis?" Ucapnya lembut dan membelai wajah Jeno guna menghapus air mata itu.

"Aku benar benar pria yang bodoh."

"Pria bajingan yang bahkan tidak tahu jika setengah dari hidupnya ini sudah dibully habis habisan karenaku."

"Bodoh, bodoh, bodoh."

"Bahkan aku dengan mudahnya percaya begitu saja dengan orang lain."

"Maafkan aku Jaemin.. maa-"

Jaemin mencium pelan bibir Jeno. Membuat sang dominan merengkuhnya lebih erat lagi. Bertahan selama beberapa menit dengan bibir yang saling bertaut demi menyalurkan rasa cinta nyatanya membuat Jaemin ikut menangis.

"Maaf telah membuatmu merasa tak berguna seperti ini Jeno ya"

"Maaf karena telah menyembunyikan ini darimu."

Jeno mengecup kedua kelopak mata Jaemin yang terpejam, kemudian beralih mengecup pipinya dan terakhir mengecup ujung hidung Jaemin.

"Mark.. dia yang memberitahuku semuanya."

Flashback.

"Jaemin..."

Mark menghentikan kalimatnya. Membuat pria dengan mata sipit itu dipenuhi dengan rasa penasaran.

Miracle In Winter [NOMIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang