"You know how to apreciate my work! 🌸"
~~~~
Masih di hari yang sama.Jaemin terbangun dan tersenyum begitu indra penglihatannya menangkap figur Jeno yang tengah menatap serius pada ponselnya. Dirinya terkekeh begitu menyadari jika dirinya tertidur di pangkuan kekasihnya itu.
Setelah lama memandang wajah Jeno, Jaemin sedikit mengernyit karena Jeno tetap saja tidak menyadari bahwa dia telah bangun dari tidurnya, dan Jeno juga masih saja memandangi layar ponselnya dengan tatapan memicing.
"Jeno ya? kenapa serius sekali hm?" Jeno sedikit terperanjat kaget ketika Jaemin melontarkan pertanyaannya. "Ah em itu.. tidak hehe" Jeno tersenyum canggung membuat Jaemin semakin curiga. "Coba aku mau lihat!" Jaemin berusaha menggapai ponsel Jeno, tapi Jeno sudah menjauhkannya dengan cepat lalu menghapus chat dari nomor tidak dikenal itu. "Oke oke, sabar sayang" Jeno terkekeh pelan lalu memberikan ponselnya pada Jaemin.
Dengan cepat Jaemin menyambar ponsel itu dan mengecek isinya. Mata cantik itu terus saja bergerak gusar dengan bibirnya yang sesekali bergumam dan oh tuhan! Jeno benar benar merasa gemas karenanya.
"Tidak ada apa apa kan?" Jeno merebut kembali ponselnya dan Jaemin hanya mendengus kecil lalu mengangguk. "Kau terlalu sibuk dengan ponselmu Jeno ya." Jaemin terlihat lesu setelah mengucapkan kata katanya barusan. Jeno merasa sedikit bersalah lalu mengangkat tubuh ringan Jaemin dan mendudukkannya di pahanya.
Pipi Jaemin ditangkup lalu Jeno mengecup seluruh wajah Jaemin, dan jangan lupa tangan kekarnya sudah bergelayut manja dan posesif di pinggang sang submisif.
Cup.
Cup.
Cup.
Dan kecupan terkahir mendarat pada bibir manis Jaemin.
"Maafkan aku ya?" Jeno mendongak menatap wajah merajuk Jaemin yang malah terlihat sangat lucu. "Tidak mau!" Jaemin berontak meminta turun dari pangkuannya, dan membuat Jeno sedikit panik. "Aku akan mengabulkan semua permintaanmu baby." Ucap Jeno lagi. Mendengar janji itu, mata Jaemin berbinar, ah sepertinya Jaemin sudah kembali jinak. "Ayo ke kantin dan belikan aku susu, lalu pulang nanti belikan aku ice cream." Jaemin pergi meninggalkan Jeno yang tersenyum lebar. "Call! apapun untuk kesayanganku ini." Jeno berhasil mengejar Jaemin lalu merengkuh pinggangnya.
Lalu lagi lagi dirinya teringat akan pesan itu, dan sialnya Jeno menghapus pesan itu tanpa tersisa.
"Maaf Jaemin.. aku harus merahasiakan ini darimu untuk sementara."
-MiracleInWinter-
Guanlin bersama pengikut setianya (read: Yuta) sedang berjalan santai di lorong sekolah. Rencananya dua pemuda ini akan menghabiskan waktu mereka di belakang perpustakaan untuk bermain game.
Namun langkahnya terhenti ketika melihat seseorang yang ia benci tengah membicarakan sesuatu dengan murid perempuan yang ia tahu namanya adalah Yeri.
Yuta menoleh kearah Guanlin yang menatap tajam ke arah tersebut. Guanlin mulai melangkahkan kakinya mendekat kearah dua orang itu dan membuat Yuta juga secara refleks mengikuti langkahnya.
Kedua orang itu nampak menyadari atensinya dan sedikit tersentak. Yeri langsung saja membisikkan sesuatu pada orang itu lalu pergi dengan tatapan ketakutan, sungguh malang perempuan itu karena telah terjerat oleh kelicikan manusia ini, ucap Guanlin dalam hati.
"Jadi dia suruhanmu itu? cih menjijikan, tidak bisakah kau menjauhi Jeno dan Jaemin huh? Asal kau tahu, sampai kapan pun kau tidak akan bisa menyentuh apalagi merusak hubungan mereka jika masih ada aku dan Yuta."
Orang itu terkekeh, "Heol! sudahlah Guanlin, kau cukup diam dan lihat saja permainanku. Tenang saja, aku tidak akan menyakiti mereka berdua jika rencana ini lancar, tapi jika tidak, aku tidak pasti mereka berdua bisa selamat haha!"
Tepat setelah Orang itu menyelesaikan kata katanya, tamparan keras mendarat di wajahnya hingga membuat guratan merah tercetak jelas pada pipi putihnya. "Aku peringatkan sekali lagi!, jangan main main denganku, jangan berbuat lebih dari ini atau kau akan habis di tanganku!" gertak Guanlin dan meninggalkan Orang itu yang kini menahan tangisnya.
Ya Guanlin tahu semua yang terjadi antara Orang itu, Jeno, Jaemin, dan Yeri. Tentang Orang itu yang membuat Jaemin terbully, tentang Yeri yang menjadi mata mata untuk Orang itu, dan bahkan dirinya tahu tentang chat yang Jeno dapatkan dari nomor tak dikenal itu. Jangan salah, Guanlin memiliki banyak mata mata untuk mengintai itu semua.
Soal Mark, Guanlin masih ingin menyembunyikan ini dari saudaranya itu, karena dirinya masih mengumpulkan bukti, dan akan bertindak jika Orang itu berbuat lebih dari ini.
"Mari kita lihat sampai mana permainanmu bisa berjalan."
-MiracleInWinter-
Wajah Jaemin terlihat senang ketika Jeno benar benar membelikannya susu berperisa strawberry, bahkan Jeno juga membelikan beberapa snack dan cookies kesukaan Jaemin. Jaemin rasa dirinya semakin mencincai pemuda tampan itu.
"Terimakasih Jenoku, kau yang terbaik!" Jaemin dengan semangat mulai meminum susunya dan memakan cookies cokelat itu. "Apapun untukmu sayang." Jeno mengusap pelan rambut Jaemin dan mengusaknya setelahnya.
Jaemin menyukai segala yang dimiliki oleh pemuda di depannya ini. Suaranya, rambut halusnya, mata bulan sabitnya, dada bidangnya, bahu tegapnya, semuanya!
Dan yang paling Jaemin sukai adalah ketika Jeno menunjukkan rasa cintanya pada Jaemin secara terang terangan seperti saat ini. Jeno akan terus memandang kearahnya dan membuat Jaemin salah tingkah. Ah Jaemin benar benar merasa menjadi lelaki yang paling beruntung karena telah memiliki seseorang seperti Jeno.
Jaemin harap mereka akan terus bersama tanpa ada yang menghalangi kebahagiaan mereka berdua.
TBC.
(11 Maret 2019)
KAMU SEDANG MEMBACA
Miracle In Winter [NOMIN]
FanfictionDia "Na Jaemin" seseorang yang entah mengapa bisa bertemu denganku pada salju pertama di bulan November, lalu membuatku jatuh cinta padanya. -LJN Start: 19-12-2018 ©KimGulji