"Kalian pasti tahu cara menghargai penulis :)"
~~~~
"Jaemin.."
"Jaemin ah"
"Sayang"
Jaemin mengerjapkan matanya ketika mendengar suara berat Jeno yang membangunkannya.
"Sayang.. ayo bangun, kita harus sekolah"
Jaemin tak mengindahkan panggilan dominannya, dan malah menelusupkan kepalanya pada dada bidang Jeno dan memeluknya erat. Jeno terkekeh pelan lalu menciumi kening dan rambut Jaemin yang beraroma manis strawberry.
Tok..Tok..Tok
"Anak anak.. ayo bangun dan sarapan bersama."
Itu ibu Yoona yang memanggilnya, dan barulah Jaemin mau bangun meski sebenarnya masih ingin bergelung di dalam selimut hangat dan dengan pelukan erat Jeno.
"Jen.. aku-- hmmph!" Kata kata Jaemin terpotong karena Jeno mencium bibirnya dan yah.. sedikit melumatnya. "Itu morning kiss ku sayang." ucap Jeno dengan eye smilenya. Semburat merah muncul tiba tiba di pipi putih Jaemin. "Ayo mandi bersama" Jeno menarik Jaemin, dan Jaemin hanya mengikutinya. Okay, Jeno cukup tahu batasannya dengan tidak menyentuh Jaemin sebelum menikah, hanya ciuman dan berpelukan tidak masalah.
~MiracleInWinter~
Jeno berada di kamarnya sendirian sekarang. Jaemin yang telah siap pergi sekolah, sekarang sedang menghampiri ibu Yoona untuk sarapan.
Tring..Tring
Ah! Jeno terlonjak ketika melihat pesan dari orang tak dikenal pada layar ponselnya.
Hei! Jeno mengingat kejadian kemarin, saat seseorang mengiriminya pesan dan ternyata pagi ini orang itu menepati janjinya.
"aku tahu kau menunggu pesan dariku.., baiklah langsung saja ke intinya"
'send a photo'
Jeno mengerutkan keningnya, merasa aneh dengan tingkah pemilik nomor ini.
OH!
Otot otot tubuh Jeno menegang seketika kala melihat foto yang dikirim oleh orang tak dikenal itu. Jeno tentu saja mengetahui siapa dua orang di dalam foto itu.
Itu adalah kekasihnya..
Dan sahabatnya..
Foto itu menampakkan dimana Mark memeluk erat tubuh ringkih Jaemin yang kotor karena tumpahan saus. Namun Jeno tidak melihat tubuh Jaemin yang kotor di foto itu, karena foto itu diambil dari belakang tubuh Mark.
Hati Jeno memanas seketika. Siapa yang tidak marah ketika melihat kekasihnya berpelukan dengan sahabatnya sendiri, bahkan mereka sedang di dalam toilet!
Sial!
Jeno mengumpat, dirinya kecewa pada Jaemin dan sangat marah pada Mark. Dengan cepat Jeno menyimpan foto itu dan beranjak menghampiri Jaemin dan ibunya yang sedang asik mengobrol di meja makan.
"Jeno.. kenapa lama sekali" Jaemin mengembungkan pipinya dan merengut lucu, namun Jeno hanya menatapnya dingin dan duduk di sebelah ibunya. "Kau ini.. Jaemin sudah kelaparan sejak tadi" ucap Yoona yang kini mengambilkan nasi serta lauknya untuk Jeno dan Jaemin. "Maaf.. ada yang harus aku lakukan tadi" Jeno berbicara tanpa menatap kedua orang itu. Jaemin mengernyit menyadari perubahan tingkah Jeno, namun Jaemin berusaha mengacuhkannya.
~MiracleInWinter~
Jeno terus saja terbayang bayang akan foto tadi, membuat dirinya seharian ini berubah dingin pada Jaemin. Sepertinya Jaemin tidak terlalu memikirkannya, buktinya kekasih cantiknya itu kini tetap saja menempel padanya, bahkan menyenderkan kepalanya pada bahu Jeno. Tentu saja Jeno awalnya tidak mau mengikuti kekasihnya itu, tapi paksaan dari Jaemin membuat dirinya mengalah. Mengingat dirinya sedang kecewa pada Jaemin dan juga Jeno benar mendiami lelaki berdarah Kanada itu membuat Jeno uring uringan. Mendiami Jaemin yang sangat menarik ternyata adalah hal yang sangat sangat sulit. Sama halnya dengan Mark, sangat sulit untuk mengacuhkan lelaki yang biasa menjadi partnernya itu.
"Jeno?" Jaemin mengalihkan pandangannya dari ponselnya dan menatap rahang tegas Jeno. "Hmm" Jeno berdeham pelan. "Aku.. aku merindukanmu Jen" Jaemin mengecup pelan rahang sang dominan.
Baiklah! runtuh sudah pertahanan seorang Lee Jeno. Jeno berusaha melupakan tentang foto itu, dan berusaha berfikir positif.
Jeno mengangkat tubuh ringan Jaemin dan mendudukkannya di atas pahanya. Ngomong ngomong sekarang mereka sedang berada di lapangan basket indoor. Jeno tentu dengan leluasa bisa berduaan dengan Jaemin.
Jeno tetap saja bungkam, namun bibirnya kini telah mendarat diatas bibir peach Jaemin. Melumat kecil hingga mengigit kecil, membuat Jaemin tersenyum. Sepersekian detik, Jeno melepas pagutannya dan menatap wajah merona Jaemin.
"Kenapa kau mendiamiku?" Tanya Jaemin yang menatap dalam mata Jeno. "Hanya.. hanya sedang ada masalah" Ucap Jeno dengan mengelus pelan surai Jaemin. "Kau bisa bercerita padaku baby.. aku ini kekasihmu, masalahmu juga adalah masalahku.. aku akan membantumu semampuku." Jaemin menenggelamkan wajahnya pada pelukan Jeno. "Tapi ini masalah yang berbeda Jaemin ah." Jeno berusaha menyembunyikan kekecewaannya dari Jaemin. Jaemin hanya mengangguk setelahnya "Baiklah, aku mengerti."
Jeno menatap kosong lapangan basket luas beserta bangku bangku penonton itu dan Jaemin yang tertidur di pangkuannya saat ini membuat kecantikannya bertambah berlipat lipat. Mereka membolos pelajaran dengan Jaemin sebagai alasannya. Haechan tentu saja mau membantu temannya itu untuk memberi tahu pada gurunya bahwa Jaemin (pura-pura) sakit haha.
Getaran pada ponselnya membuyarkan lamunan lelaki Lee itu. Jeno lagi lagi mendapat pesan dari nomor yang sama dengan yang mengiriminya foto tadi pagi.
"Apa itu belum cukup hm?"
"Aku punya banyak.. tenang saja aku akan mengirimimu semua foto yang aku punya."
TBC.
(21 Februari 2018)
KAMU SEDANG MEMBACA
Miracle In Winter [NOMIN]
FanfictionDia "Na Jaemin" seseorang yang entah mengapa bisa bertemu denganku pada salju pertama di bulan November, lalu membuatku jatuh cinta padanya. -LJN Start: 19-12-2018 ©KimGulji