21

2.6K 248 14
                                    

Hit that ⭐ now!

~~~~

"Okay, jadi aku akan membagikan tugas untuk kalian."

"Jangan menyela ucapanku sampai aku selesai, dan cobalah pahami dengan benar."

Nayeon mengetukkan jarinya diatas meja, dengan salah satu tangannya yang menopang dagunya angkuh. Didepannya, ada 5 orang yang sedang menunduk dalam diam. 3 diantaranya adalah perempuan sekolahnya dan sisanya adalah laki laki sewaannya.

Suasana hening menyelimuti ruangan tertutup itu. Tak ada yang berani bergerak sedikitpun di hadapan 'bos' nya itu, mereka hanya akan diperbolehkan berkata 'ya' atau 'aku mengerti' pada semua yang dikatakan oleh Nayeon.

Nayeon bangun dari tempatnya. Hak dari alas kaki yang berharga jutaan itu beradu dengan dinginnya lantai di ruangan itu, sehingga membuat bunyi yang cukup keras dalam keheningan. Dirinya menempatkan diri di sisi jendela, mengamati beberapa pejalan kaki yang lewat dan banyaknya kendaraan umum.

Bibir merahnya mengulas senyum tipis dengan matanya yang menatap tajam.

"Kalian bertiga..." Nayeon menunjuk 3 temannya yang kini mulai menatap was was kearahnya.

"Sepulang sekolah, pastikan Jaemin pergi bersama kalian, dan pastikan juga agar tidak ada Haechan di sekitarnya."

"Lalu, setelah itu bawa dia ke kedai yang kemarin telah aku beri tahu ke kalian. Pesankan minuman sesuai list ini, nantinya setelah Jaemin merasa pusing, pastikan bawa Jaemin keluar dan dua laki laki ini akan membawa kalian pergi dari sana sesuai arahanku. Setelah itu pekerjaan kalian selesai, dan beasiswa kalian akan tetap berjalan."

Ketiga temannya itu hanya menggumamkan kata 'baik kami mengerti' tanpa menatap Nayeon.

"Ah satu lagi, pastikan pada diri kalian sendiri untuk menutup mulut kalian. Mengerti?"

Sekali lagi mereka hanya mengangguk patuh dan setelahnya mereka diperbolehkan pergi untuk menjalani tugasnya.

Setelah para perempuan itu hilang di balik pintu itu, Nayeon kini menghampiri dua pria sewaannya itu. Dia mendudukkan dirinya di paha salah satu pria bertubuh kekar yang kini menatapnya dengan kilatan nafsu dalam tatapannya. Nayeon mengerling nakal.

"Dan untuk kalian, berikan obat bius dan obat perangsang di dalam minuman Jaemin ketika temanku memesankan minum untuknya. Kalian harus berada disana sebelum Jaemin dan teman temanku sampai. Begitu kalian melihat mereka keluar dari kafe, segera antar teman temanku pulang dan kalian bebas membawa Jaemin kemanapun."

Nayeon menjilati bibirnya sendiri, lalu menatap keduanya dengan tatapan sayu.

"Aku akan memberikan diriku pada kalian sebagai bayarannya, kalian bisa menggunakanku sepuas kalian dan jangan lupakan lelaki manis yang akan kalian cicipi jika kalian berhasil melakukan tugas ini."

Salah satu pria itu menarik dagu Nayeon, lalu menenggelamkannya dalam ciuman panas. Dan dengan nakal, tangan tangan itu meraba seluruh bagian tubuh Nayeon.

"Lalu setelahnya apa yang akan kau lakukan ketika kami berhasil melakukan skenariomu?"

Nayeon sedikit tertawa setelah mendengar pertanyaan lelaki itu.

Miracle In Winter [NOMIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang