"Yaelah Jonathan doang."
Itu komentar Shasha si teman kelas saat Dewi memberitahunya. Kebetulan, Shasha lagi main ke rumah Dewi malam ini.
Kedua, dulu dia sekelas sama Jonathan di kelas sepuluh karna sekolah mereka yang masih memakai sistem rolling tiap tingkat.
"Napa gugup Dew, santai aja dia nggak makan orang kok," kata Shasha santai.
Cewek berambut panjang itu asik memilih lagu di pojok ranjang Dewi sementara Dewi sendiri merenung memandangi ke arah luar jendela dengan dramatisnya.
"Eh lagian cocok sama lo tuh," celetuk Shasha membuat Dewi mengernyit. "Sama dah. Keliatan diem, tapi kalau udah kumat ngomongnya pedes," ledeknya tertawa.
Dewi mencibir.
"Coba aja," kata Shasha santai.
"Apanya dicoba?" balas Dewi mendelik.
"Lo kenal dia karna apa sih? Sweater ya? Nah lo langsung bilang aja, kenapa Nat? Udah dapat info sweater ya?" kata Shasha mengajari.
Dewi diam, memikirkan itu.
"Lagian juga, mungkin aja Jonathan ngechat lo karna itu," kata Shasha membuat Dewi melirik. "Napa dah lo langsung kepikiran? Kebiasaan dikeliling manusia kayak Candra, Jelo, atau Ical ya? Makanya sekali ada yang beda langsung baper," katanya menyebut cowok-cowok bobroknya kelas 11 IPS 2.
"Nggak elah," elak Dewi merenggut.
Shasha tertawa, "hati-hati," katanya sambil kembali merunduk pada hape.
Dewi mengernyitkan kening. Memandangi Shasha meminta penjelasan, tapi gadis itu seakan tak mau melanjutkan kalimatnya yang menggantung.
"Ha—"
"KALAU KAMU NGGAK PUNYA ANAK, KAMU BEBAS MAU APA! SAYA JUGA BISA KOK URUS DIRI SENDIRI!"
Dewi dan Shasha sama-sama terlonjak. Wajah Dewi membeku, mendengar suara keras yang terdengar samar itu.
"Jangan nyaring-nyaring, ada temen Dewi di dalam!" tegur sebuah suara yang terdengar.
Dewi tiba-tiba merasa melemas. Gadis itu jadi melirik, tak enak pada Shasha yang juga merasa canggung salah tingkah tak tau harus apa.
"Makanya, uangnya mana! Ngapain datang kalau nggak ada uang!"
"Saya datang buat jelasin baik-baik sama kamu! Kalau kamu terus kasar begini lebih baik anak-anak sama saya!"
"Anak-anak nggak sama kamu aja kamu nggak bisa nafkahin, gimana kalau hidup sama kamu?"
"Saya lagi ada kendala ya, Utami! Karena itu saya minta bantuan kamu saya datang ke sini. Ini pertama kalinya saya nggak bisa ngasih uang."
Dewi merasa makin malu. Ia meringkuk kecil, membuat Shasha menoleh. "Maaf ya Sha," lirih gadis itu merasa tak tau harus menaruh muka dimana.
Shasha mengatupkan bibir. Gadis itu diam beberapa saat. Ia maju, meraih tangan Dewi membuatnya melirik.
"Tidur aja yuk, Dew," kata Shasha membuat Dewi tertegun. "Gue temenin sampe malam."
Dewi terenyuh, tertawa pahit. "Lo pulang aja, daripada ikut dengerin—" Dewi tak bisa mengakhiri kalimatnya. Hanya menghembuskan nafas berat.
Dewi mencoba menguasai diri. "Yuk, gue anter," katanya sambil berdiri. Tanpa menunggu segera meraih jaketnya, masih dengan suara sayup-sayup di luar.
![](https://img.wattpad.com/cover/173320535-288-k490880.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Song ✔✔
Teen FictionSeru kali ya kalau kita punya seseorang yang minat dan cara berpikirnya sama persis kayak kita. Tapi, dimana letak serunya kalau apa-apa sama melulu? - Gara-gara sulit menemukan pasangan untuk sweater couple yang limited, mereka berkenalan. Sepakat...