LS: I AM YOU

51.9K 8.4K 2.9K
                                    


Dewi melebarkan mata, mengikuti Jonathan masuk ke grand floor hotel tersebut. Mereka memasuki club itu, Dewi bisa melihat teman-teman sekolahnya datang. Di malam libur begini Red Club seakan jadi sarangnya EHS. Para pelajar sekolah internasional itu dibolehkan masuk dengan memakai cap kecil di tangan petanda tak boleh meminum minuman beralkohol. Walau entah dengan cara cerdik apa, ada saja yang berhasil mabuk di sana.

Dewi memasuki lorong, melihat ruangan-ruangan permainan games arcade juga ada billiar di sana. Ini bukan pertama bagi Dewi, tapi bersama Jonathan yang menuntunnya dengan tubuh menjulang cowok itu jelas terasa berbeda.

Sebenarnya yang diundang ke acara Emily hanya murid-murid hits. Teman-temannya di kelas sepuluh, teman cheers dan basketnya, dan beberapa kakak kelas yang memang terkenal. Dewi merasa jadi kentang ada di pesta ini.

Apalagi saat Jonathan mendatangi Emily mengucap selamat, Dewi makin merasa canggung.

"Oh, hai kak," sapa Emily tersenyum cerah. Cewek berwajah blesteran itu melambai ramah pada Dewi yang tersenyum canggung.

"Selamat ulang tahun ya," kata Dewi agak kikuk, walau suaranya tenggelam karena suara musik menghentak yang berisik. Menyodorkan tas kertas berisi kado yang ia beli bersama Jonathan kemarin sepulang dari jalan bersama.

"Makasih ya kak. Kak Edelwish kan?" tanya Emily masih ramah, "vokalis baru band ya?"

"Hehe iya," Dewi makin canggung. Sikap Emily yang cerah dan supel membuatnya makin menciut karena gadis ini benar-benar bersinar.

Memang sih, Dewi sudah biasa bersama Krystal ataupun Shasha si primadona. Tapi ya tetep aja... kalau berhadapan sama cewek kelewat cantik tuh dia masih sering merasa terbanting.

Dewi bersyukur Jonathan menariknya bertemu kumpulan Dafa dan yang lain. Ia melihat sekeliling tak menemukan sosok Krystal. Karena acara ulang tahun Emily bukan di ruangan khusus, membuat banyak orang di sana yang juga menyesaki club.

Dewi sebenarnya tak paham apa konsep acara ulang tahun ini. Apa anak-anak eksis yang berkumpul dan bersosialita bersama? Yang ada hanya poto-poto, loncat-loncat, minum, nyebat, dan lebih berkelompok. Musik sempat dimatikan ketika Emily dipanggil Dj naik ke panggung utama, semua menyanyikan lagu happy birthday dengan gadis itu meniup lilin di kue ulang tahunnya.

Dewi tak mengenal orang-orang di sekelilingnya, karena itu merasa tak benar-benar berbaur. Kini Cessa, Marten, dan Soraya sudah ke lantai dansa bergembira di sana dengan heboh bergabung bersama yang lain. Alvine agak jauh, sedang bermesraan dengan cewek yang baru ia kenal. Dewi sendiri tak kaget karena sudah tau cowok berlesung pipi itu aslinya gimana. Sedangkan Dafa bersama Yuta dan teman IPS nya. Jeje yang katanya ada di acara ini dari tadi tidak terlihat, entah dimana.

Jadi sekarang tinggal Dewi di kursi ujung meja bar, ditemani Jonathan yang tak beranjak untuk menjaganya.

"Edelwish," panggil Jonathan membuat Dewi yang bengong jadi mengerjap dan menoleh. Jonathan merapatkan diri untuk berbisik karena bisingnya suara musik. "Kenapa? Mau balik?"

Dewi segera menggeleng. Cupu banget kayaknya kalau dia pulang jam segini.

"Elo kalau mau bareng temen kelas, sana aja," kata Dewi agak menyaringkan suara pada Jonathan.

Jonathan memandang sofa tak jauh dari mereka tempat Yuta dan yang lain. "Elo mau kesana?" tanyanya menoleh lagi pada Dewi.

Dewi menggeleng, "bau rokoknya nyengat banget," katanya menolak karena tadi sempat bersama mereka tapi rata-rata cowok di sana membakar sebat. Jenis berbeda yang membuat bau-bau itu menyatu dan menimbulkan harum tak enak. Yang belum biasa bagi Dewi.

Love Song ✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang