LS: Selera Yang Sama

50.5K 8.2K 1.9K
                                    


Dewi menurut saja Jonathan menariknya di antara kerumunan. Gadis jangkung itu mencoba mengusap pipinya yang basah menenangkan diri. Dalam hati merutuk, baru sadar dandan tipisnya rusak karena air mata.

Kan malu lagi jalan sama Jonathan.


Dewi tak banyak bicara. Melirik jemarinya yang digenggam hangat Jonathan, bukan hanya sekedar menariknya. Gadis itu meneguk ludah.

Tau nggak sih perasaan setelah nangis histeris ketakutan lalu dipeluk dan diusap-usap ditenangin?

Kali ini Dewi benar-benar tak bisa mengelak lagi.

Gadis itu sudah jatuh.

Mendadak, ia yang merasa hidupnya miris selama ini jadi punya cerita yang bahagia.


"Lemon tea aja ya biar seger?" tanya Jonathan membuat gadis itu mengerjap dan mendongak.

"Atau air putih aja?" "Air putih aja—"

Keduanya terkejut satu sama lain, refleks berpandangan. Walau Dewi segera mengalihkan wajah dan menipiskan bibir.

Jonathan mengangkat kedua alis. Hanya tersenyum kecil sekilas, menarik pelan gadis itu menuju stand minum terdekat.

Jonatahan samar melirik sekitar, merasakan orang-orang mencuri kesempatan menoleh ke arah mereka sekilas. Pemuda jangkung itu sadar, tapi tak peduli banyak membelikan Dewi minuman. Ia juga membawa Dewi duduk di kursi-kursi di sana.

Jonathan tak merasa risih jadi menarik perhatian beberapa orang. Sebenarnya sudah cukup biasa karena tubuh menjulangnya yang seperti giant. Tapi kali ini ia agak merasa berbeda. Cowok itu berpikir, apa karena kecantikan Dewi yang membuat orang-orang memerhatikannya? Apa karena Dewi yang tetap terlihat menarik walau matanya basah? Apa karena tinggi ideal Dewi untuk gadis seusianya? Apa karena rambut gadis itu yang terjatuh indah di sisi pipi sembabnya? Apa karena kerlingan mata Dewi yang seakan berbinar karena masih basah bekas air mata?

Atau karena wajah polos gadis itu saat membuka botol air minum yang Jonathan beri dan meminumanya dengan dengan tenang?

Apa karena perasaan damai dan menenangkan yang gadis ini berikan?


Jonathan mengerjap ketika Dewi menoleh, membalas tatapannya tepat. Pemuda itu entah kenapa bergetar kecil. Ia merutuk. Menyadari sesuatu.


Tidak, bukan hanya perhatian orang-orang yang tertarik karena alasan-alasan itu.

Tapi perhatian Jonathan sendiri.


Jonathan tau Dewi cantik. Hanya pemuda bodoh yang bilang cewek ini biasa saja. Tapi kali ini baru disadari, Dewi punya sisi lain yang indah. Yang membuat orang-orang tanpa sadar akan menoleh, memandangnya setidaknya sepersekian sekon. Hanya untuk memastikan apa gadis ini benar-benar nyata sempurna.

Jonathan mendadak tertegun. Merasa perasaan merekah yang membuat hatinya menerbang ringan. Perasaan menikmati posisi sebagai laki-laki yang kini ada di samping gadis itu, posisi paling dekat sekarang.


"Cessa sama yang lain mana?"

Jonathan kembali mengerjap, agak terkejut kaget. Cowok itu berdehem kecil, "hm? Nggak tau," jawabnya menoleh kanan kiri, "mungkin beli minum juga."

Love Song ✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang