Dewi melirik, menegakkan tubuh melihat cowok jangkung itu membuka pintu McDonald tempat ia menunggu. Melangkah masuk dan langsung menoleh menemukan keberadaan Dewi.
Jonathan mendekat, meraih kursi dan duduk di depan Dewi yang sendiri. "Lo tuh ya, kan gue bilang gue jemput di rumah aja."
"Nggak usah," jawab Dewi menggeleng, "tadi juga kebetulan ngantar Shasha ke depan. Lo nggak order dulu?"
"Nggak," jawab Jonathan tenang. "Emang mau ngobrolnya di sini?" tanyanya membuat Dewi tersentak.
"Ke tempat temen lo lagi?" tanya Dewi melebarkan mata.
"Hm," Jonathan mengangguk membuat Dewi tersentak, "temen gue mau ngomong sama lo."
Dewi mengerjap. Dia mengernyitkan kening, "kenapa nggak langsung ikut lo ke sini? Kan dia yang ada perlu," tanyanya tak paham.
"Gue yang mau," jawab Jonathan santai, "biar bisa jemput lo."
Dewi mengerutkan kedua alis.
Padahal dalam hati sudah berhamburan tak karuan.
"Untung gue cuma beli minum," kata Dewi tak memandang Jonathan berusaha setengah mati tetap tenang.
Jonathan tertawa ringan, "mau diabisin dulu nggak? Gue tungguin."
"Bentar..." cicit Dewi kecil sambil menunduk, menempelkan mulut ke sedotan Thai Tea-nya dan menyedotnya dalam diam.
"Di rumah lo ada orang? Mau ijin dulu?"
"Nggak usah," jawab Dewi melirik kecil, "ada pembantu aja. Mama gue nginep di kerjaan sampe lusa."
"Hm..." Jonathan mengangguk-angguk. "Gue udah bawain helm tuh."
"Tumben jam segini mainnya," kata Dewi membuka obrolan, "kemaren aja lo perginya mau tengah malam."
Jonathan tertawa lagi, "nggak ke apartemen kemaren kok, ke Adira doang. Lagi ada acara di sana."
"Eh oh ya, yang Adira 2 kan?" tanya Dewi baru ingat, "tadi gue di Adira C jadi nggak tau. Ada apaan?"
"Expo gitu. Lo mau liat juga?" tanya Jonathan membuat alis Dewi terangkat.
Dewi diam, tak langsung menjawab.
Cowok ini sadar nggak sih dia lagi ngajakin Dewi....... jalan?
"Sempetin aja deh," kata Dewi mencoba menenangkan diri. "Emang mau ngomongin apa sih?" tanyanya mengalihkan pembicaraan.
"Tadi gue liat di instagram lo......"
'mampus.' Dewi merunduk lagi, begak memerhatikan lekat sisa Thai Tea di gelas plastik. Sementara di depannya Jonathan tetap tenang melanjutkan.
"Ketua kelas lo si Ical ngingetin gue sama Erin," kata Jonathan membuat Dewi kali ini mengernyit, "kayaknya lo belum dapat kegiatan buat festival nanti?"
"Hm?" Dewi refleks mendongak. Keningnya masih berkerut. Walau kemudian melengos menurunkan kedua bahu melemas. "Iya sih. Gara-gara gue nggak aktif ekskul, nggak ada alasan buat nggak ikutan festival nanti. Tapi bingung jadi apa."
Jonathan mengangguk-angguk kecil, "karna itu gue ada tawaran."
"Ngapain?"
Jonathan ingin membuka mulut, tapi hapenya bergetar. Membuat cowok itu merogohnya, kemudian mengangkat alis melihat chat yang masuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Song ✔✔
Novela JuvenilSeru kali ya kalau kita punya seseorang yang minat dan cara berpikirnya sama persis kayak kita. Tapi, dimana letak serunya kalau apa-apa sama melulu? - Gara-gara sulit menemukan pasangan untuk sweater couple yang limited, mereka berkenalan. Sepakat...