Jonathan menarik nafas. Kembali menoleh ke arah dalam club, lalu menipiskan bibir dan berdiri bersandar di koridor itu.
"Udah, balik aja," kata Marcella membuat Jonathan tersentak. "Kamu udah ninggalin dia, dia pasti sedih. Maaf ya."
Jonathan mendesah berat, memandangi Marcella yang sudah terlihat lebih tenang menyelesaikan isaknya.
"Aku beneran minta maaf. Aku tadi bener-bener refleks pergi," kata Marcella merasa menyesal. "Harusnya kamu nggak perlu ngejar aku."
Jonathan mendecak kecil. "Kamu ke sini sama siapa?"
"Temen-temen kok, anak cheers temen Emily juga," kata Marcella berusaha mengendalikan diri. "Kita udah nyakitin cewek kamu, jangan lama-lama ditinggal," lanjutnya membuat Jonathan terdiam. "Maaf ya—"
"Udah berapa kali ngomong maaf sih?" potong Jonathan membuat Marcella mengatupkan bibir dan merunduk. "Aku anter ke temen kamu dulu, jangan sendirian di sini."
Marcella menghela nafas berat, "cewek kamu juga lagi sendirian Nath," katanya membuat Jonathan tersadar. "Aku bisa manggil Icha atau Ersa. Aku beneran nyesel udah bikin kamu pergi ninggalin dia, maaf aku munculin diri tadi."
Jonathan mendecak. Ia kembali ada di titik serba salah. "Telpon Icha dulu kalau gitu."
Marcella merapatkan bibir. Ia merogoh hape menurut, lalu tersadar. "Tapi kan musik lagi kenceng, entar nggak kedengaran..."
"Ck, kan. Udah, aku anter," kata cowok itu hampir ingin meraih tangan Marcella, tapi segera menarik kembali jemarinya dan dengan canggung beranjak lebih dulu.
Marcella meneguk ludah. Gadis cantik itu agak menunduk, mengekori Jonathan kembali memasuki klub. Mereka tak berdampingan. Marcella agak di belakang satu langkah, menggigiti bibir masih merasa bersalah.
Jonathan sempat menolehkan kepala ke meja bar. Cowok itu melebarkan mata, tak menemukan sosok Dewi di sana. Ia menegak, jadi menggerakkan kepala perlahan. Mengeliling memerhatikan keadaan klub yang riuh dan gelap.
"JONNN!!!"
Suara nyaring itu membuat Jonathan menoleh. Mengangkat alis melihat Alvine berlari ke arahnya dengan wajah panik.
"Kemana aja anjir?!" marah Alvine membuat Marcella termundur melihat wajah marah cowok itu. "Dafa mabok lagi!"
Jonathan terkejut, tenganga kecil. "Siapa yang biarin minum sih anjing? Udah dibilang jagain!" katanya jadi ikut marah.
"Mana gue tau setan! Itu cepet! Entar masalah lagi!" kata Alvine menarik lengan Jonathan. Tapi ia menangkap sosok Marcella, membuat cowok itu terkejut.
"Lah? Cella?" katanya bingung membuat Marcella tersentak kecil. Alvine mengernyit, lalu menoleh pada Jonathan, "Loh? Dewi?" tanyanya jadi tak paham.
Jonathan mendecak, jadi makin bingung. Ngantar Marcella, nyari Dewi, atau nyelamatin Dafa.
"Aku sendiri aja!" kata Marcella nyaring, langsung segera beranjak pergi membuat Jonathan terkejut.
Jonathan ingin beranjak, tapi tangannya ditarik Alvine pergi.
"Bentar gue cari Edelwish dulu!" tahan Jonathan membuat Alvine mendecak. "Lo nggak bisa panggil Yuta atau Aryan aja?!"
"Nggak bisa anjir elo yang badannya gede!"
"Aryan juga, goblok!"
"Kalau Dafa nggak sadar ngelawan Aryan gimana anjir!? Nggak usah nambah masalah!"
"Tapi gue cari Edelwish dulu."
Alvine jadi menggeram, "yaudah gue cari Dewi lo ke Dafa!" katanya mendorong Jonathan dan menunjuk ke arah kerumunan kelasnya. "Makanya cewek itu satu aja biar dijagainnya gampang!" katanya sebelum berbalik dan berlari mencari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Song ✔✔
Teen FictionSeru kali ya kalau kita punya seseorang yang minat dan cara berpikirnya sama persis kayak kita. Tapi, dimana letak serunya kalau apa-apa sama melulu? - Gara-gara sulit menemukan pasangan untuk sweater couple yang limited, mereka berkenalan. Sepakat...