Jonathan menghentikan motor di area parkiran Jl Adira C III, area pertokoan di dekat sekolah yang jadi tempat tongkrongan andalan murid EHS.
Marten melompat di boncengannya, yang kemudian disusul motor Dafa di samping Jonathan bersama Cessa.
Sebenarnya, ini acara mereka. Melanjutkan kerja kelompok kemarin bersama Alvine yang hari ini absen.
Malah digantikan oleh Jonathan dengan alasan lain.
Keempatnya memasuki kafe Mixme yang paling luas di antara ruko lain. Alasan kenapa seakan jadi kafetarianya murid EHS. Ditambah makanan yang murah dan take away serta banyaknya kursi yang ada.
Jonathan melangkah paling belakang, menoleh kanan kiri seperti mencari. Berharap melihat gadis itu, seperti teman-temannya kemarin.
"Sono sono cari tempat," usir Dafa pada Marten sambil melangkah menuju kasir untuk memesan.
"Nggak mau sendirian lu aja," jawab Marten menunjuk Dafa.
"Ck, kenapa sih kemana mana harus berantem mulu," tegur Cessa galak, melotot pada keduanya agar diam.
Jonathan sendiri masih pada dunianya, memerhatikan sekitar dengan langkah mengikuti Cessa dan lainnya. Sampai merasa Cessa berhenti, Jonathan ikut berhenti lalu menoleh ke depan.
Pemuda jangkung itu mengangkat alis.
"Woi, sendirian aja," sapa Cessa mendekat ke gadis tinggi yang berdiri di depan meja kasir itu membuatnya membalikkan tubuh.
Pandangannya bukan ke Cessa, tapi malah saling toleh dengan Jonathan yang juga tersentak melihatnya.
Gadis itu, Dewi, mengerjap. Kembali memandang Cessa, "bareng yang lain, gue nambah minum aja," jawab gadis itu walau mencoba menyapa kecil Jonathan dengan senyum singkat.
Jonathan menangkapnya, hanya membalas kecil sebelum kembali sibuk. Memandangi sekitar.
"Duluan ya," pamit Dewi menerima struk pembelian dari kasir, melambai kecil pada Cessa kemudian berbalik pergi.
Gadis itu melirik, mengernyit kecil Jonathan seperti mencari seseorang.
"Eh yang bayar elu kan ya," kata Dafa tiba-tiba menunjuk Marten.
Marten mengumpat, "Jonath lah."
Mendengar namanya disebut kali ini Jonathan menoleh, "sendiri-sendiri," katanya ketus, maju lebih dulu ke depan membuat dua cowok itu termundur dan sama-sama mengomel. Cessa sendiri sudah sibuk memerhatikan daftar makanan.
"Jus mangga, dikit aja krimnya nggak pake potongan buah dan nggak pake susu. Atas nama Jonathan," kata Jonathan menyebutkan pesanan biasa. Langsung membayar membuat Dafa yang melihat itu mengumpatinya di belakang.
Jonathan sedang tak mood banyak bicara (atau sebenarnya memang dia jarang bicara di tempat umum begini), menyingkirkan tubuh mempersilahkan Cessa berikutnya memesan. Cowok itu bersandar di meja kasir, melengos panjang tak ada tanda-tanda kehadiran gadis yang ia cari hari ini.
"Daf jangan pesen bir entar mabok lagi," celetuk Marten tiba-tiba membuat Dafa mengumpat, menoleh dan menaboknya.
Marten malah tertawa-tawa, "oh ya. Nggak jual bir ya mas?" katanya pada si kasir.
Cessa berbalik, belum juga berkata Marten langsung berdiri tegak mengatupkan bibir dengan Dafa yang mengalihkan wajah belagak tak melakukan apapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Song ✔✔
Genç KurguSeru kali ya kalau kita punya seseorang yang minat dan cara berpikirnya sama persis kayak kita. Tapi, dimana letak serunya kalau apa-apa sama melulu? - Gara-gara sulit menemukan pasangan untuk sweater couple yang limited, mereka berkenalan. Sepakat...