LS: Instagram

52.2K 8.7K 2.1K
                                    


Jonathan mendecak, menopang pipi duduk di kafe itu dengan lesu. Marten di depannya merunduk dengan hape sementara Cessa yang duduk di samping Marten sibuk berpose pada kamera hape yang diacungkan Dafa di depannya.

"Si Aya nggak jadi datang," lapor Marten membaca chat di hape.

Cessa yang baru meraih hape dari Dafa untuk melihat hasil poto jadi menoleh, "loh? Jadi flashdisknya?"

"Tau tuh si gobs," kata Marten mencibir sebal. "Norak banget emang kalau baru punya pacar tuh, pacar mulu," nyinyirnya kesal.

Marten mendengus, melanjutkan. "Katanya entar diemail datanya."

"Tapikan filenya gede," kata Cessa mendelik.

"Chantika, ada yang namanya google drive. Selow," sahut Dafa sebelum meraih gelas minumnya.

Cessa ingin membalas, tapi pandangannya jadi jatuh pada Jonathan yang duduk di samping Dafa. Gadis itu mengangkat alis, "eh lo bisa nggak sih sekali aja jangan nunjukin muka nggak pengen hidup gitu?" sindirnya pedas.

Jonathan yang merasa kalimat itu ditujukan padanya melirik dengan malas.

"Jadi, Ces, dulu tuh si Marcella suka ke sini pesen es krim vanilla campur buah," kata Marten dengan nada ditekankan serius.

"Karena itu dia ngajakin kesini siapa tau ketemu Marcella ehhh malah nggak nongol," tambah Dafa dibantu anggukan Marten.

Walau keduanya merintih berurutan ketika Jonathan menendang Marten keras kemudian Dafa di sampingnya.

Cessa mendecak, "gamon banget sih Nath," katanya mengernyitkan kening. "Sampe kapan lo kebayang mulu."

Jonathan menghela nafas, "gue cuma mau selesai dulu dengan jelas, Sa," katanya membela diri. "Lo tau apa sih," elaknya mengalihkan wajah.

"Noh, lo tau apa sih," ledek Dafa mengulangi ucapan Jonathan membuat Cessa melotot padanya.

Cessa mendengus, "jadi temen lo dari SMP, yang gue tau lo susah buat naksir sama cewek. Tapi sekalinya naksir malah begini," katanya membuat Jonathan mendecak.

"Hm, guenya yang salah," kata Jonathan menanggapi. "Dari dulu gue selalu kebayang pisahnya orangtua gue karena mereka yang beda, jadi gue selalu pemilih urusan cewek. Tapi sekali naksir malah sama yang beda, gue terusin lagi," katanya seakan merutuki diri sendiri.

"Elu mah kalau mau cari yang sama pacaran sama kaca ja Nath," kata Dafa santai.

Marten memain-mainkan sedotan di gelas es kopinya sambil mengerutkan kening. "Tapi kenapa ya Marcella baru ngomong sekarang?"

"Apanya," sahut Jonathan malas.

"Kenapa nggak dari awal aja gitu dia ngasih tau kalau emang nggak bisa," kata Marten tak mengerti, "kan jadi nggak sejauh ini."

"Ya namanya suka goblok," kata Dafa mengumpat kasar, "lagi jatuh cinta ya nggak mikir jauh lah."

Marten mencibir dengan ekspresi dibuat-buat mengolok membuat Dafa kesal.

Cessa melengos keras, menyandarkan tubuh ke sofa yang ia duduki. "Nggak ngerti mah gue cinta-cintaan," katanya putus asa sendiri.

Jonathan hanya mendecih, menopang pipi lagi dengan lesu.

Marten tertawa sinis, "nggak ngerti katanya Daf," katanya mengompori membuat Dafa yang menyedot minumannya jadi mengangkat wajah.

"Tenang, Ces. Nanti gue ajarin," kata Dafa enteng, membuat tawa Marten pecah seketika.

Love Song ✔✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang