25. Pembicaraan Ibuku dan Yui

3.3K 259 24
                                    

Semua manusia punya rasa ingin tahu, begitu pula denganku. Hal sepenting apa yang ingin dibicarakan ibuku dengan Yui? Mengapa aku tidak boleh mendengar pembicaraan mereka?

Aku tahu menguping pembicaraan orang lain tidak sopan, tapi keingintahuanku mengabaikan norma itu. Aku mencari keberadaan mereka, dan akhirnya menemukan mereka sedang berbicara di gazebo belakang rumah Jay, gazebo besar itu mengarah langsung pada danau buatan.

Bunyi desiran angin dan percikan air terjun buatan menyamarkan bunyi langkah kehadiranku, juga ucapan mereka.

Dengan sangat hati-hati aku mendekat sembunyi-sembunyi dibelakang pilar-pilar besar, lalu menuju sebuah pohon rindang yang amat dekat dengan mereka.

Jantungku berdetak tak karuan dan aku berusaha keras menahan nafas. Aku sangat ingin tahu apa yang mereka bicarakan. Aku mengernyit mencoba mengabaikan denyutan di pahaku saat aku berjongkok, luka tembak itu belum seutuhnya pulih.

"Semua kesalahanku, aku yang bersalah Yui. Kumohon jangan libatkan dia. Aku orang yang pantas kau salahkan dan orang yang harus menerima semuanya" kata ibuku dengan suara rendah, ada nada memohon di sana. Untuk seorang ibuku yang memiliki harga diri yang tinggi, memohon adalah hal yang mustahil ia lakukan. Tapi sekarang ia malah memohon pada Yui Kito.

Dia? Apakah yang ibuku maksud adalah aku? Mereka membicarakanku? Itu sebabnya aku tidak boleh mendengarnya. Aku menutup mulutku agar suara nafasku tidak terdengar.

"Jangan harap Anyane. Aku tidak akan pernah berhenti sebelum semuanya terbayar lunas. Hutang uang dibayar dengan uang. Gigi dibayar gigi. Tangan dibayar dengan tangan. Begitupun nyawa, silahkan bayar dengan nyawa juga" balas Yui dengan suara rendah pula, tapi mengancam "Kau pikir sulitkah bagiku untuk memusnahkan keluargamu? Tidak, Anyane. Aku hanya ingin kau melihat bagaimana keluargamu hancur sedikit demi sedikit, menyiksamu ribuan kali dari yang telah kau lakukan"

Dari kejauhan mungkin mereka hanya terlihat seperti dua orang yang berbicara remeh-temeh, tapi aura pertentangan, suasana mencengkram dan bermusuhan diantara mereka amat kental sekali.

Kesalahan apa yang diperbuat ibuku?

Utang? Ibuku punya utang pada Yui?

"Berhentilah atau kau bakal menyesal jika mengabaikan perkataanku!!!" kata ibuku. Walau aku tidak bisa melihat dengan jelas wajah ibuku, tapi aku tahu barusan ibuku mengatakan dengan penuh ancaman. Permohonannya tadi dengan mudah menjadi ancaman.

"Kita lihat, siapa yang akan menyesal diantara kita" balas Yui menentang.

Siapa mereka sekarang? Dia bukan ibu yang kukenal, dan wanita disampingnya bukan Yui Kito yang kukenal. Aku yang tidak mengenal mereka seutuhnya atau memang mereka yang punya wajah lain?

"Kau masih terlalu cepat seratus tahun untuk menantangku" dengus ibuku dengan tawa kecil.

"Jangan terlalu cepat bahagia. Sebentar lagi aku bakal menjadi bagian dari keluarga Sykes, kau tahu apa artinya itu? Ah, kau sangat mengerti akan hal itukan? Itu sebabnya kau mencoba berbagai cara memutar untuk menikahkan putrimu dengan keluarga itu. Kau pikir jika aku tidak ingin anakmu menikah, Apa kah kau masih memiliki kesempatan untuk menjadi besanan keluarga Sykes? Kau bahkan tidak tahu siapa diantara Jay dan Nicholas lebih baik. Sudahlah, aku masih punya urusan penting untuk pernikahanku. Sampai berjumpa di neraka Anyane" balas Yui. Aku belum pernah mendengar Yui berbicara dengan nada penuh penekanan dan kebencian.

Sebab ibuku menikahkan dengan keluarga Sykes? Apa yang belum kuketahui?

"Kau..."

Apakah barusan suara ibuku? Baru kali ini aku mendengar ibuku tercekat saat berbicara dengan seseorang. Yui Kito mampu membungkam ibuku.

"Ah ya, aku lupa memberi tahu. Perkebunan teh utara sudah berada di tanganku kembali" kata Yui Kito penuh nada kemenangan dan kesombongan.

Dia bukan Yui Kito yang kukenal. Kemana perginya gadis anggun dan keibuan yang penuh kata-kata bijak dan selalu tersenyum ramah kepada siapapun?

"Bagaimana bisa?" cicit ibuku dengan suara bergetar.

Perkebunan teh utara? Bukankah tempat itu tempat dimana vila Jay berada? Tempat pertama kali aku bertemu dengan Jay. Mengapa perkebunan teh utara membuat ibuku tidak tenang?

"Kelurga Sykes sangat menyukai menantu seperti aku dan mereka memberikannya sebagai hadiah pernikahan. Maaf jika usahamu selama ini jadi sia-sia begitu saja. Dan aku ingin mengatakan satu hal lagi, urusi saja urusanmu sendiri, jangan ikut campur dalam urusanku sebelum kau benar-benar menyesal" cetus Yui.

"Aku bakal bisa menggagalkannya, seperti sebelumnya" lagi. Ibuku mengancam lagi setelah menemukan suaranya.

"Sayang sekali, Nicholas berbeda dengan Jay. Gagalkan saja jika kau bisa. Dan sampaikan salamku untuk Ellaku tersayang. Selamat tinggal Anyane Hime, sahabat ibuku yang paling jalang. Ah maaf, lidahku terpeleset. Maksudku yang paling baik" gumam Yui meninggalkan ibuku dalam kebungkaman, ibuku yang tak mampu berkata-kata.

Aku berpindah karena mendengar langkah kaki. Kurasa Yui akan pergi. Benar gadis itu menjauh dengan anggun.

Setelah Yui cukup jauh, aku keluar dari persembunyian. Semakin aku mendekat semakin jelas wajah tak terbaca ibuku. Matanya menerawang, bahu yang biasa terangkat tegas, jatuh lesu.

Ucapan Yui amat mempengaruhui ibuku. Mengapa?

"Ibu, apa maksud Yui? Apa yang harus dibayar lunas" tanyaku dari belakang ibuku.

Ibuku nampa terkejut dengan kehadiranku. Matanya menyiratkan kesedihan yang ia coba bendung sendiri "Sejak kapan kau menguping, itu tidak sopan" kata ibuku dengan nada pilu.

"Ibu, jawab pertanyaanku!" tanyaku tegas.

"Itu tak ada hubungannya denganmu Ella, urus saja suami dengan benar" kata ibuku dan berjalan melewatiku.

Aku mencegat tangan ibuku dan ia tampak gamang "Ibu, masalahmu masalahku juga, apalagi sekarang ada hubungannya dengan Yui" kataku dengan lembut.

Ibuku menatapku sendu, ada pertentangan dalam dirinya yang ia coba menangkan. Ibuku menghela nafas seperti sudah memenangkan pertentangan dalam dirinya sendiri "Yui punya seorang saudara wanita, namanya Mikasa Kito"

Mikasa Kito? Aku ingat gadis itu pernah jadi pelacur HME. Mengadaikan keperawanan pada HME. Apakah Yui tahu akan hal itu?

"Mereka sangat mirip dan sepertinya sangat dekat satu sama lain. Mikasa dulunya pernah terlibat hutang dengan HIME dan sudah dibayar lunas keluarga mereka dengan menjual hampir seluruh aset mereka. Yui tidak terima karena sisi gelap HIME merupakan lintah darat dengan memberikan pinjaman dengan bunga tinggi. Ia ingin uangnya dikembalikan. Ia juga menyalahkan HIME atas kematian kedua orang tuanya" jelas ibuku akhirnya.

"Memangnya berapa total hutang gadis itu, sehingga Yui begitu ngotot begitu?" tanyaku tidak sabaran.

"Sekitar dua ratus juta" kata ibuku.

Dua ratus juta? (sekitar 2.853.160.000.000 rupiah Indonesia alias hampir 3 triliun) Jumlah yang fantastis untuk hutang seorang gadis dan Yui ingin uang itu dikembalikan.

"Kenapa tidak kita kembalikan saja uangnya?"

"Tidak semudah itu Kay. Kau tahu, ia juga menyalahkan ibu atas gagalnya pernikahannya dengan Jay dan ia bersumpah akan selalu menjadi orang ketiga dalam hubungan kalian. Ia tidak mencintai Jay. Yang dia inginkan dari awal hanya balas dendam dan mendapatkan kembali perkebunan teh milik keluarga mereka"

FIRE OF DECEIT ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang